Sabtu, 30 April 2011

Menjelajah Malam

Dalam Surah Al-Muzammil 1-4 Allah Swt memerintahkan agar orang yang berselimut (Nabi Muhammad Saw) bangun untuk menegakkan ibadah shalat malam, ibadah ini kini kita kenal sebagai shalat tahajud. Apa sebenarnya maksud perintah shalat tahajud diturunkan? Dan bagaimana sikap Rasulullah Saw yang kita cintai dan para sahabat menyambut perintah shalat ini?. 
Tahajud secara etimologi bahasa, berasal dari kata al-hujud yang artinya bangun dari tidur. Karena itulah shalat tahajud lebih afdol dilakukan setelah bangun dari tidur. Artinya, tidur dahulu baru pada tengah malam (seperdua atau sepertiga malam) sekira pukul 02 dinihari sampai 04 fajar bangun dan menunaikan shalat tahajud. 
Shalat tahajud terkadang juga disebut qiyamul lail, yang berasal dari dua kata, yaitu qiyam dan al lail. Kata qiyam berasal dari kata kerja lampau (maadhi) qaama yang artinya 'bangun', sedangkan al-lail berarti malam. Jadi qiyamul lail secara harfiah berarti 'bangun malam.'
Ada juga yang menyebutnya dengan istilah 'menghidupkan malam.' Ungkapan ini tidak salah karena bangun dapat diibaratkan sebagai hidup, seperti halnya tidur yang disamakan dengan mati.
Tapi, tulisan ini saya kasih judul Menjelajah Malam, karena pengertian ibadah malam tidak semata-mata shalat tahajud, bisa juga shalat tarawih pada bulan Ramadhan dan shalat Witir serta kegiatan tadarus dan ritual berzikir yang mengikutinya.
Membiasakan diri bangun pada tengah malam untuk menegakkan ibadah shalat tahajud bukanlah perkara mudah. Adakalanya kita secara tidak sengaja tengah malam terbangun untuk buang air. Nah, kalau kebiasaan shalat malam ini belum menyatu dalam diri kita, seusai buang air kita kembali ke peraduan begitu saja dan mengabaikan kesempatan bangun itu untuk menunaikan shalat. 
Lain persoalannya kalau sudah menyatu. Agar bisa terbangun tengah malam itu saat ini sudah jadi perkara mudah. Tinggal menyetel alarm handphone tepat pukul berapa yang kita inginkan, maka kita akan terbangun saat alarm berbunyi. Betulkah kita akan bangun untuk menunaikan shalat begitu alarm berbunyi? Belum tentu! Tergantung, kala ada rasa malas bergelayut dan ada bisikan syetan menggoda untuk tidak bangun, maka begitu alaram berbunyi tet matikan lalu pejamkan lagi mata meneruskan tidur.

 
Sebelum perintah shalat lima waktu turun, Rasulullah Muhammad Saw pernah memerintahkan para pengikutnya untuk melakukan shalat tahajud. Hal ini tersirat dalam beberapa hadits:
Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi Muhammad Saw telah bersabda :
“Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta shalat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Sorga dengan selamat.” (HR Tirmidzi)

Bersabda Nabi Muhammad Saw :
“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” (HR. Muslim)

Sejak itu, Allah Swt kemudian menurunkan wahyu mengenai perintah shalat tahajud ini. Demikian firman-Nya : Wamina allaili fatahajjad bihi naafilatan laka 'asaa an yab'atsaka robbuka mako man mahmuuda (Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS : Al-Israa’ : 79)

Dalam hadist lain juga diterangkan mengenai jumlah rakaat pada pelaksanaan shalat tahajud. 
Pada dasarnya, jumlah rakaat shalat tahajud tidak dibatasi, dengan jumlah minimal 2 rakaat. Bisa 4, 6, atau 8 rakaat. Tergantung kemampuan masing-masing. Namun, lebih banyak akan lebih afdol, karena tentu saja ganjaran pahalanya akan lebih besar. Dan akan bernilai lebih apabila dilaksanakan pada sepertiga malam terakhir. 

Sedangkan dalam keterangan Said ibnu Yazib ra, Rasulullah Muhammad Saw melakukan shalat tahajud dengan jumlah 13 rakaat, dengan perincian 2 rakaat shalat iftitah, 8 rakaat shalat tahajud, dan ditutup dengan 3 rakaat shalat witir.

Berdasarkan hadits Rasulullah Muhammad Saw, shalat tahajud memiliki 9 keutamaan, yang terbagi menjadi 5 keutamaan di dunia dan 4 keutamaan di akhirat kelak. 
Hadist yang menjelaskan keutamaan shalat tahajud adalah: “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah Swt akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”
Adapun 5 keutamaan shalat tahajud di dunia adalah:
  • Akan dipelihara oleh Allah Swt dari segala macam bencana.
  • Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan di mukanya.
  • Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh semua manusia.
  • Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
  • Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.
Selain 5 keutamaan di dunia, shalat tahajud juga memiliki 4 keutamaan di akhirat kelak. 

Keutamaan sholat tahajud di akhirat kelak adalah:
  • Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
  • Akan mendapat keringanan ketika dihisab.
  • Ketika menyeberangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
Catatan amalnya diberikan di tangan kanan.

Sejak awal bulan Maret lalu, anandaku tercinta Abi Ghifar Rapanza membiasakan diri menyetel alarm hape-nya agar bisa bangun tengah malam untuk menunaikan shalat tahajud. Dia juga mulai membiasakan diri untuk shaum (puasa) Senin-Kamis. Alhamdulillah Ya Allah, sebuah lompatan besar untuk seorang remaja SMA yang sedang dilanda masa pubertas, masa pencarian identitas diri.
Sebagai penanda rasa syukur ke hadirat Allah Swt yang telah mempersembahkan kepada kami (ayah dan ibunya) seorang anak yang jadi penyejuk pandangan mata, dan kakak yang jadi contoh nomor satu bagi adiknya Kemal Fasha Bhaskara. Untuk mengapresiasi kehendaknya yang luar biasa itu, membuat tak tahan tanganku yang biasa memulung kata lalu merangkainya jadi puisi, mempersaembahkan puisi berikut ini.

 

Kau Hari Ini Bukan Lagi yang Kemarin


bagi orang-orang memenuhi seruan Tuhannya
(disediakan) pembalasan yang baik.....” [QS: Ar-Ra’d (13) : 18]

jika malam-malam yang selama ini riuh dengan dengkurmu
sejak minggu lalu kau bangun pada akhir sepertiga malam
kau basuh sisa lembab air liur di ujung dagu
dingin air yang mengucur menghangatkan kalbu
ritual tahajud meski baru dua rakaat kau mampu
dan sejenak tengadahkan tangan memanjatkan doa
setidak-tidaknya cukup bagi dirimu seorang
syukur bila kau bagi buat ayah, ibu, dan adikmu
apapun yang kau minta, niscaya akan terkabul
sebab itu telah Allah janjikan dalam kitab suci-Nya
Ud 'uni astajiblakum: berdoalah kalian, akan Aku kabulkan permintaan kalian”
mahaagung Allah yang memiliki kemurahan
mahasempurna Ia yang tak membeda-bedakan hamba-Nya
Dia jadikan malam untuk istirah, tapi Dia mahamenyaksikan
siapa hamba-hamba-Nya yang meluangkan sedikit waktu
dari sekian jam yang tersedia untuk lelap
bangun lalu berdiri menyelenggarakan kiyamullail
dan kau telah menyurukkan diri ke dalam barisan
hamba-hamba Allah yang menunaikan salat malam
kau hari ini bukan lagi yang kemarin
syukur Alhamdulillah telah Allah sinarkan cahaya indah
dalam kalbumu sehingga memancar menjadikanmu lebih saleh
setidaknya itu wujud doa menyambut kelahiranmu dulu
”agar kau jadi anak yang saleh, cinta Allah dan hormat pada orangtua”
kau hari ini bukan lagi yang kemarin
ada getaran melompat-lompat dari kalbumu untuk lebih cinta Allah
anak yang mencintai Tuhannya dengan hadir ke hadapan-Nya
anak yang mencari ketenteraman hati dengan mendekat pada Tuhannya
anak yang tahu cara berterimakasih atas rizki kehidupan
Allah akan meluaskan dan tidak menyempitkan rizki orang yang bersyukur
”Allahhu yabsuturrizko limay yasyaa u wa yaqdir"  [QS: Ar-Ra’d (13) : 26]
Allah meluaskan rizki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki
Innallaha yudillu man yasya a wayahdii ilaihi man ana ba [QS: Ar-Ra’d (13) : 27]
sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki
dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya
Allazi na amanu wa tat mainnu quluubuhum bi zikrillahi,
ala bizikrillahi tat mainnul quluubu [QS: Ar-Ra’d (13) : 28]
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah
hati menjadi tenteram

menegakkan shalat mengejawantahkan :
inna shalaati wa nusuki wa mahyaaya wa mamaati lillahi robbil ‘alamin.
karena itu sedari balita kau dilatih untuk kenal dengaan ritual shalat
jalan untuk menasbihkan bahwa sebagai hamba patut mengabdi
sampai jelang masuk akil baligh usiamu, hanya shalat lima waktu yang kau tahu
selepas usia baligh kau jejaki, tampaknya setingkat lebih tinggi hendak kau raih
itukah yang membuatmu menghimpun kekuatan untuk melawan rasa malas
atau bisa jadi melawan bujuk rayu syetan terkutuk yang menggoda iman
sejak minggu lalu kau lakoni bangun di akhir sepertiga malam
ritual tahajud (meski baru) dua rakaat kau tunai laksanakan
alhamdulillah, ayah bangga, kau hari ini bukan lagi yang kemarin
kau jadi anak penyejuk bagi pandangan mata ayah-ibumu
kau jadi panutan dan sari-tauladan bagi adikmu
ya Allah ya Rahman ya Rahim syukur kami ya Maajid ya Mujib
tuntunlah langkahlangkah anak kami menapaki jalan lurus syirotol mustakim
Allahumma inni as aluka min solihi matuktinnasa minal maali wal ahli
wal waladi ghoiri dolli wa lal mudolli.

Badarlampung,   25 maret 2011
   

Senin, 18 April 2011

Merawat Kasih Sayang Ibu

Dalam perhelatan Penghuni Rumah Terakhir (Petir) tahun 2010, ada sosok seorang peserta yang fenomenal, dan (terus terang) membuat saya pribadi (semula) agak kurang suka. Hal ini tak lain karena sikap arogan dan emosionalnya yang meledak-ledak. Ya, sosok yang mengidentitaskan dirinya Erick Estrada.
Tiap kali acara ini ditayang antv, selalu saja saya rajin menyimak apa lagi yang akan dipertontonkan Erick ini. Dan tiap kali sikap emosionalnya muncul saya pun terpancing ikut-ikutan emosi dan menggerutu bahkan menghujatnya. Lalu, muncul pula reaksi dari anak-anakku. "Sudah, nggak usah nonton itu sih. Senang banget nonton tapi senang pula ngoceh." Kalau anakku sudah ngomong gitu, aku pun bungkam.
Asyik. Ya, selalu saja ada asyiknya. Tiap kali ada hal baru yang diungkapkan Erick, dan tiap kali muncul sikapnya yang nyeleneh, sebenarnya ada sisi manfaat yang akan kita petik.
Tibalah pada suatu sesi saat Erick yang begitu arogannya, begitu emosionalnya, ternyata bisa juga mengucurkan air mata. Manakala dia mengenang almarhumah ibunya. Dia ungkapkan saat sesi Erick harus belanja bahan sayur pada seorang ibu pedagang sayur keliling hanya dengan sejumlah uang yang ditentukan oleh 'Beranda Petir' cukup tidak cukup.
Di sini Erick dituntut unjuk kemampuan merayu ibu pedagang sayur tersebut. Di luar dugaan Erick mengungkapkan keinginannya mencium kaki ibu pedagang sayur itu, atas dalih untuk menebus khilaf dan dosanya berbuat kesalahan pada almarhumah ibunya.
Di sinilah saya petik sisi manfaat itu. Begitu menyimak alasan yang diungkapkan Erick bahwa menyesal karena ibunya sudah meninggal tanpa sempat dia bahagiakaan apalagi mencium kakinya. Demi melihat adegan Erick mencium kaki ibu pedagang sayur tersebut, kedua anakku serta merta mencium kaki ibunya sembari berujar 'mumpung ibu masih hidup!'
Ada ungkapan 'surga di bawah telapak kaki ibu' tapi, gimana kalau sang ibu abis nginjak tai ayam... apakah surga lantas bau tai, pikirkan sendiri...
Ada pula ungkapan ridho Allah tergantung pada ridho ibu. Kalau ibu tidak ridho, tentu sulit meraih ridho Allah. Kalau ibu murka, tentu Allah akan lebih murka. Begitu kira-kira penafsirannya.
Dari perenungan ini, bait-bait kata yang tadinya liar berkelindan di kepala aku tata jadi puisi berikut:

Tangan Ibumu
tangan ibumu adalah tangan kasih sayang
raihlah punggung tangan ibumu lalu ciumlah
hirup dalam-dalam wewangian cinta dari situ
dan biarkan merasuk ke dalam kalbumu
engkau akan menjumpai rasa nyaman
dalam setiap gerak kehidupan
dalam setiap derap langkah kaki
dalam setiap desah hela nafas
dalam setiap ritme rutinitas kerja
dalam setiap tetes rezeki yang kau raih
dalam setiap sujud yang kau ritualkan 
dalam setiap doa syukur yang kau panjatkan

bungkukkan badanmu di hadapan ibumu
merunduklah untuk memperoleh ridhonya
karena, dengan itu kau akan peroleh ridho Allah
memelaslah untuk mendapat doa restunya
karena, dengan itu kau akan dapat keberkahan

tangan ibumu adalah tangan keajaiban
raih punggung tangan ibumu lalu genggam erat
jangan lepas sebelum kau rasakan kelembutannya
jangan sekali-kali membuat ibumu menangis demimu
tapi sebaiknya kaulah yang menangis demi ibumu
sekali saja kau membuatnya menangis
malaikat akan murka dan pintu surga tertutup untukmu
jangan sekali-kali menimpakan kesalahan pada ibumu
tapi sebaiknya kaulah yang mencari-cari apa kesalahanmu
sekali saja kau menuduh ibumu telah berbuat salah
maka akan membuat hati dan perasaannya sakit
setiap sakit hati yang dirasakannya, membuat malaikat marah
lalu dicatatnya untuk kelak diperhitungkan sebagai kayu bakar 
yang akan membuat tubuhmu gosong tak berharga di neraka
tapi setiap kesalahan yang kau perbuat, ibumu selalu memaafkanmu
setiap maaf yang diberikannya, kelak akan dihitung nilainya
dapatkah membukakan pintu surga dan membebaskanmu dari neraka
atau justru akan menambah kayu bakar di nerakamu
sesuai kalkulasi dari kesalahan yang kau perbuat dan dimaafkannya

tangan ibumu adalah tangan yang selalu memanjatkan doa
doa-doa senantiasa disanjungkan untuk anak-anaknya
“Allah dekap anakku dalam kasih sayang-Mu, cahayai hati dan jaga pikirannya jangan condongkan pada hal-hal yang membuatnya sesat, pelihara imannya agar tidak ingkar pada perintah-Mu, tunjukilah jalan yang benar yang Engkau ridhoi, curahkan rasa sabar dan tawakal dalam rongga dadanya, pakaikan pakaian takwa, tawadhu dan qonaah di jiwanya, kuatkan cengkeraman tangannya berpegang teguh pada Tali-Mu, ajari untuk mencintai anak yatim dan fakir miskin, cukupkanlah rezekinya, yang halal dan thoyyib, hingga ada keleluasaannya berbagi pada yang kekurangan”

Bandarlampung, 1 september 2010 / 22 ramadhan 1431


Nasihat Lukman

Apa yang tergurat dalam bait-bait puisi di atas, hanya hasil pengendapan batin atas fenomena sosok Erick. Dikuatkan pula serangkaian penggalian pada Firman Allah dan Sabda Rasul-Nya Muhammad SAW tentang ajaran perlunya kita MERAWAT KASIH SAYANG IBU. Anak tidak akan mengerti bagaimana semestinya menghormati dan menyayangi ibunya, kalau tidak dilatih secara tekun sejak kecil. Kalau kita abai dan menyepelekan ketekunan kita melatihnya, tatkala mereka (anak-anak kita) sudah dewasa, tiba-tiba saja kita terperanjat, terkaget-kaget, bahkan merasa masygul. Kok anak kita berani melawan, berani membangkang, berani menghujat, bahkan na'udzubillahi min dzalik, ada yang tega membunuh ibu kandungnya yang mengandung, menyusui, merawat hingga tumbuh menjadi besar.
Demi mengingatkan agar anaknya kelak tidak melawan pada orangtua Lukmanul Hakim menasihati anaknya. Kisah ini termaktub dalam Al-Quran Surah Lukman (31) : 14-15.