Jumat, 20 September 2013

Ahli Dzikir dan Syukur

ilustrasi foto berzikir (shutterstock-photo)

Dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah dikatakan bersyukur pada Allah Ta’ala orang yang enggan berdzikir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Mu’adz,
« يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ ». فَقَالَ « أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ »
“Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir salat bacaan ’Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ’ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).” Dalam hadits ini digabungkan antara dzikir dan syukur.
Begitu pula Allah Ta’ala menggabungkan antara keduanya dalam firman Allah Ta’ala,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah (2) : 152).
Hal ini menunjukkan bahwa penggabungan dzikir dan syukur merupakan jalan untuk meraih bahagia dan keberuntungan.
Lalu, bagaimana cara agar kita bisa menjadi ahli dzikir dan syukur? Harus tahu ilmunya. Dzikir adalah cara untuk memperoleh pertolongan Allah Swt, sedangkan syukur adalah kunci pembuka pintu nikmat Allah yang akan diberikan-Nya berlipat kali.
Sebagaimana firman-Nya:
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (QS. Ibrahim (14) : 7).
Untuk menjadi orang yang ahli dzikir, setiap bakda salat jangan buru-buru melipat sajadah tapi duduk berdiam diri sebentar, tafakur dengan khusyuk bermunajat ke hadirat Allah mengucapkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah Dia anugerahkan kepada kita hari itu. Seperti nikmat sehat, nikmat iman, nikmat islam dan nikmat ibadah.
Lalu, memohonlah agar ditambahkan-Nya nikmat. Lantunkanlah dzikir yang sesuai dengan peruntukannya. Misalnya, untuk dimurahkan rezeki, untuk keselamatan di dunia dan akhirat, untuk dijauhkan dari segala musibah dan bala’.
Kedua hal itu, dzikir dan syukur, harus dilaksanakan dengan bersamaan dan secara terus menerus (istikomah). Setiap bakda salat lima waktu. Maka, kita sudah bisa dikategorikan sebagai orang yang ahli dzikir dan syukur. Wallahu ’alam bishshawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.