ilustrasi foto berzikir (shutterstock-photo) |
Dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah dikatakan bersyukur pada Allah Ta’ala orang yang enggan berdzikir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda pada Mu’adz,
« يَا مُعَاذُ
وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ وَاللَّهِ
إِنِّى لأُحِبُّكَ ». فَقَالَ « أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ
تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ
صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى
عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ »
“Wahai Mu’adz, demi Allah,
sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-,
janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir salat bacaan ’Allahumma a’inni ‘ala
dzikrika wa syukrika wa husni ’ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk
berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).” Dalam hadits ini
digabungkan antara dzikir dan syukur.
Begitu pula Allah Ta’ala
menggabungkan antara keduanya dalam firman Allah Ta’ala,
فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu
kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan
janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah (2) : 152).
Hal ini menunjukkan bahwa
penggabungan dzikir dan syukur merupakan jalan untuk meraih bahagia dan
keberuntungan.
Lalu, bagaimana cara agar kita
bisa menjadi ahli dzikir dan syukur? Harus tahu ilmunya. Dzikir adalah cara
untuk memperoleh pertolongan Allah Swt, sedangkan syukur adalah kunci pembuka
pintu nikmat Allah yang akan diberikan-Nya berlipat kali.
Sebagaimana firman-Nya:
“Dan
(ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (QS. Ibrahim (14) : 7).
Untuk menjadi orang yang ahli
dzikir, setiap bakda salat jangan buru-buru melipat sajadah tapi duduk berdiam
diri sebentar, tafakur dengan khusyuk bermunajat ke hadirat Allah mengucapkan
rasa syukur atas segala nikmat yang telah Dia anugerahkan kepada kita hari itu.
Seperti nikmat sehat, nikmat iman, nikmat islam dan nikmat ibadah.
Lalu, memohonlah agar
ditambahkan-Nya nikmat. Lantunkanlah dzikir yang sesuai dengan peruntukannya. Misalnya,
untuk dimurahkan rezeki, untuk keselamatan di dunia dan akhirat, untuk
dijauhkan dari segala musibah dan bala’.
Kedua hal itu, dzikir dan
syukur, harus dilaksanakan dengan bersamaan dan secara terus menerus
(istikomah). Setiap bakda salat lima waktu. Maka, kita sudah bisa dikategorikan
sebagai orang yang ahli dzikir dan syukur. Wallahu ’alam bishshawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.