Dari lima waktu salat, hanya salat
Subuh yang dipakai Allah Swt untuk bersumpah. Dalam QS. Al-Fajr [89] : 1, “Wal
fajri” (dan demi fajar), pada QS. At-takwir [81] : 18, “Washshubhi idza tanaffasa”
(dan demi Subuh apabila fajarnya mulai menyingsing), lalu pada QS.
Al-Mudatstsir [74] : 34, “Washshubhi idza asfar” (dan demi Subuh apabila mulai
terang). Ayat-ayat ini menegaskan bahwa Subuh dijadikan Allah Swt sebagai
permulaan hari. Sementara waktu ‘Isya adalah sebagai penutup hari.
MAU DONG YA... |
Siti ‘Aisyah ra, menyatakan
bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Seandainya manusia mengetahui (apa yang bisa
diperoleh dari) salat Subuh dan ‘Isya, niscaya mereka akan melaksanakan kedua
salat itu (secara berjamaah) sekalipun harus merangkak.”
Dari Abdullah bin Bisr berkata,
Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang membuka (mengawali) harinya dengan
kebaikan (ibadah) dan mengakhirinya dengan kebaikan, maka Allah Swt berfirman
kepada malaikat-malaikat-Nya biarkanlah jangan kalian catat sebagian dosa-dosa
(dosa kecil) hamba-Ku antara awal dan akhir hari yang telah dilakukannya.” (HR.
Al-Baihaki)
Tentang keistimewaan salat
Subuh, diceritakan Fadhalah bin Abdullah al-Laitsi; dahulu saat aku datang
menemui Rasulullah Saw kemudian aku masuk Islam, beliau mengajariku salat lima
waktu beserta kapan waktu salat itu harus dikerjakan. Kemudian aku berkata
kepada beliau, waktu-waktu tersebut adalah saat di mana aku sedang sibuk, maka
beritahulah aku yang bisa mencakup semuanya, Rasulullah Saw kemudian berkata:
“jika kamu sangat sibuk, maka jangan sampai kamu meninggalkan al-‘ashrain.”
Kemudian aku bertanya, apakah al-‘ashrain itu? Beliau menjawab, “Salat Subuh
dan Ashar.” (HR. Ibnu Hiban)
Hadits di atas jangan
ditafsirkan bahwa salat Subuh dan Ashar dapat mewakili salat lima waktu secara
keseluruhan. Hadits di atas hanya menegaskan keutamaan salat Subuh dan Ashar
dibanding dengan salat-salat fardlu yang lainnya.
Dan, hadits Rasulullah Saw itu
dimaksudkan sebagai nasihat kepada Fadhalah bin Abdullah al-Laitsi (yang kala
itu baru masuk Islam alias muallaf), dengan tujuan agar tidak merasa terbebani
oleh perintah salat lima waktu yang wajib ditegakkan, sementara yang bersangkut
punya kesibukan dan belum bisa bagaimana menyiasati meluangkan waktu agar
salatnya tidak hilang.
Di dalam hadits yang lain
dijelaskan, dari Abu ‘Abidah bin al-Jarah, dari Rasulullah Saw, beliau
bersabda, “Sesungguhnya salat fardlu yang paling utama adalah salat Subuh
berjamaah pada hari Jumat,” (HR. Al-Bazaar)
Selanjutnya, salat Subuh seolah diciptakan untuk meraih
keberkahan sempurna hingga membuat Rasulullah Saw pun sampai mendoakan umatnya
yang bersemangat dalam melaksanakannya.
Sebagaimana disebutkan dalam
suatu hadits: “Annabiyi sollallahu ‘alaihi wasallama qola Allahumma barikli
ummati fi bukurihaa” (Rasulullah Saw bersabda, “Yaa Allah berkahilah umatku
selama mereka senang bangun Subuh.” (HR. Tirmidzi).
Dikisahkan bahwa sepanjang hari
kehidupanm manusia, tak lepas dari pengawalan malaikat-malaikat Allah swt yang
bertugas bergantian pada siang dan malam hari. Dan malaikat-malaikat itu
berkumpul pada waktu salat Subuh dan Ashar. Setelah itu, malaikat yang
semalaman menjaga kalian naik ke langit, lalu Allah Swt bertanya kepada mereka
–padahal Dia lebih tahu tentang hamba-Nya–, “Bagaimana kalian tinggalkan
hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Kami meninggalkan mereka dalam keadaan sedang
salat, dan kami datang kepada mereka ketika mereka sedang salat.” (HR Bukhari)
Berdasar hadits di atas, betapa Allah Swt hendak memuliakan
hamba-hamba-Nya dengan menetapkan berkumpulnya malaikat-malaikat untuk
bergantian tugas pada saat salat Subuh dan Ashar, agar malaikat-malaikat itu
menyaksikan hamba-hamba Allah Swt yang sedang menjalankan kedua salat itu.
Betapa Allah Swt hendak memuliakan hamba-hamba-Nya dengan bertanya kepada
malaikat sedang apa mereka saat malaikat pergi meninggalkannya. Ini sekaligus
menegaskan bahwa salat Subuh dan Ashar itu disaksikan malaikat. Dalam sebuah
ayat Allah berfirman mengenai keutamaan subuh bahwa shalat subuh itu disaksikan
oleh malaikat: “Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap
malam dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu
disaksikan (oleh malaikat). (Q.S. Al-Isra’ [17] : 78)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.