Sabtu, 02 November 2013

Keutamaan Salat Subuh, Ashar dan Isya

Dari lima waktu salat, hanya salat Subuh yang dipakai Allah Swt untuk bersumpah. Dalam QS. Al-Fajr [89] : 1, “Wal fajri” (dan demi fajar), pada QS. At-takwir [81] : 18, “Washshubhi idza tanaffasa” (dan demi Subuh apabila fajarnya mulai menyingsing), lalu pada QS. Al-Mudatstsir [74] : 34, “Washshubhi idza asfar” (dan demi Subuh apabila mulai terang). Ayat-ayat ini menegaskan bahwa Subuh dijadikan Allah Swt sebagai permulaan hari. Sementara waktu ‘Isya adalah sebagai penutup hari.
MAU DONG YA... 
Sehingga untuk meraih kebaikan pada hari itu seyogianya seorang hamba Allah Swt mengawalinya dengan ibadah salat Subuh dan mengakhirinya dengan salat Isya. Akan tetapi, hanya sedikit orang yang mengerti tentang ini sehingga kebanyakan dari mereka lalai mengerjakan kedua salat ini.
Siti ‘Aisyah ra, menyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Seandainya manusia mengetahui (apa yang bisa diperoleh dari) salat Subuh dan ‘Isya, niscaya mereka akan melaksanakan kedua salat itu (secara berjamaah) sekalipun harus merangkak.”
Dari Abdullah bin Bisr berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang membuka (mengawali) harinya dengan kebaikan (ibadah) dan mengakhirinya dengan kebaikan, maka Allah Swt berfirman kepada malaikat-malaikat-Nya biarkanlah jangan kalian catat sebagian dosa-dosa (dosa kecil) hamba-Ku antara awal dan akhir hari yang telah dilakukannya.” (HR. Al-Baihaki)
Tentang keistimewaan salat Subuh, diceritakan Fadhalah bin Abdullah al-Laitsi; dahulu saat aku datang menemui Rasulullah Saw kemudian aku masuk Islam, beliau mengajariku salat lima waktu beserta kapan waktu salat itu harus dikerjakan. Kemudian aku berkata kepada beliau, waktu-waktu tersebut adalah saat di mana aku sedang sibuk, maka beritahulah aku yang bisa mencakup semuanya, Rasulullah Saw kemudian berkata: “jika kamu sangat sibuk, maka jangan sampai kamu meninggalkan al-‘ashrain.” Kemudian aku bertanya, apakah al-‘ashrain itu? Beliau menjawab, “Salat Subuh dan Ashar.” (HR. Ibnu Hiban)
Hadits di atas jangan ditafsirkan bahwa salat Subuh dan Ashar dapat mewakili salat lima waktu secara keseluruhan. Hadits di atas hanya menegaskan keutamaan salat Subuh dan Ashar dibanding dengan salat-salat fardlu yang lainnya.
Dan, hadits Rasulullah Saw itu dimaksudkan sebagai nasihat kepada Fadhalah bin Abdullah al-Laitsi (yang kala itu baru masuk Islam alias muallaf), dengan tujuan agar tidak merasa terbebani oleh perintah salat lima waktu yang wajib ditegakkan, sementara yang bersangkut punya kesibukan dan belum bisa bagaimana menyiasati meluangkan waktu agar salatnya tidak hilang.
Di dalam hadits yang lain dijelaskan, dari Abu ‘Abidah bin al-Jarah, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda, “Sesungguhnya salat fardlu yang paling utama adalah salat Subuh berjamaah pada hari Jumat,” (HR. Al-Bazaar)
Selanjutnya, salat Subuh seolah diciptakan untuk meraih keberkahan sempurna hingga membuat Rasulullah Saw pun sampai mendoakan umatnya yang bersemangat dalam melaksanakannya.
Sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits: “Annabiyi sollallahu ‘alaihi wasallama qola Allahumma barikli ummati fi bukurihaa” (Rasulullah Saw bersabda, “Yaa Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.” (HR. Tirmidzi).
Dikisahkan bahwa sepanjang hari kehidupanm manusia, tak lepas dari pengawalan malaikat-malaikat Allah swt yang bertugas bergantian pada siang dan malam hari. Dan malaikat-malaikat itu berkumpul pada waktu salat Subuh dan Ashar. Setelah itu, malaikat yang semalaman menjaga kalian naik ke langit, lalu Allah Swt bertanya kepada mereka –padahal Dia lebih tahu tentang hamba-Nya–, “Bagaimana kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Kami meninggalkan mereka dalam keadaan sedang salat, dan kami datang kepada mereka ketika mereka sedang salat.” (HR Bukhari)
Berdasar hadits di atas, betapa Allah Swt hendak memuliakan hamba-hamba-Nya dengan menetapkan berkumpulnya malaikat-malaikat untuk bergantian tugas pada saat salat Subuh dan Ashar, agar malaikat-malaikat itu menyaksikan hamba-hamba Allah Swt yang sedang menjalankan kedua salat itu. Betapa Allah Swt hendak memuliakan hamba-hamba-Nya dengan bertanya kepada malaikat sedang apa mereka saat malaikat pergi meninggalkannya. Ini sekaligus menegaskan bahwa salat Subuh dan Ashar itu disaksikan malaikat. Dalam sebuah ayat Allah berfirman mengenai keutamaan subuh bahwa shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat: “Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Q.S. Al-Isra’ [17] : 78)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.