Minggu, 24 November 2013

Guru, Sang Manusia Pembelajar


Kita mengenal guru sebagai orang yang mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. Mulai dari mengenal huruf, hingga kita terampil merangkai kata dan berlogika.
Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd.

Tetapi di luar tugasnya mengajar, guru juga punya misi mulia yakni mendidik dan menyiapkan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang cerdas dan berkepribadian. Bagi Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Bedjo Sujanto, inilah esensi dari menjadi guru.
“Guru tidak cukup hanya pandai, tapi juga berkepribadian sesuai nilai-nilai Indonesia,” kata Bedjo.
Sayangnya, dunia pendidikan Indonesia belum sepenuhnya disokong tenaga pendidik yang mumpuni. Penyebabnya, belum terciptanya iklim akademis di antara para guru. Dan kultur inilah yang harus dibangun di tataran guru Indonesia.
Sebab, guru sangatlah bersifat akademis. Guru, kata Bedjo, adalah manusia pembelajar. Dengan kata lain, guru tidak hanya mengajar, tetapi juga terus belajar dan mengembangkan diri.
“Guru senantiasa mengembangkan dirinya, menambah ilmu, menambah keterampilan dan pengalaman dari waktu ke waktu,” imbuh Bedjo.
Pria yang mengajar sejak 1971 ini meyakini, meski sempat turun pamor, profesi guru masih sangat menjanjikan dan cukup populer di kalangan anak muda. Menurutnya, orang-orang yang sanggup mengembangkan dirinyalah yang paling tepat menjadi guru. Selain itu, di mata Bedjo, guru seharusnya tidak pernah berhenti belajar karena dia punya kesempatan belajar yang sangat luas.
“Kalau guru tidak belajar, maka dia akan ketinggalan dari murid-muridnya,” tutur Bedjo.
Ayah tiga anak itu meyakini, profesi guru masih akan populer di kalangan anak muda. Bahkan, Bedjo bercerita, dulu guru merupakan profesi yang sangat populer. Tetapi popularitasnya sempat turun  seiring kian berkembangnya banyak profesi lain. Kebanggaan menjadi guru pun lambat laun memudar; apalagi jika mengingat kecilnya gaji dan minimnya kesejahteraan.
Sekarang, profesi guru mulai dilirik lagi oleh anak muda. Salah satu faktor pendorongnya adalah janji pemerintah untuk memberikan tunjangan sertifikasi guru untuk guru negeri maupun swasta. Bedjo mengilustrasikan, ada lebih dari 35 ribu pemilih UNJ pada SNMPTN dan SBMPTN lalu. Padahal, yang diterima hanya 5.500 orang, 4.000 orang di antaranya adalah para mahasiswa calon guru.
“Ke depan, profesi ini masih menjanjikan. Layak mungkin tidak, tapi cukup,” ujarnya.
Malang melintang di dunia pendidikan Tanah Air membuat Prof. Bedjo Sujanto memiliki pandangan yang luas tentang pendidikan Indonesia.
 | Okezone | Jumat, 22-11-2013 | 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.