Senin, 02 Desember 2013

Pendidikan Guru Ideal adalah...

Mendidik calon pendidik tidaklah mudah. Perlu sistem pendidikan yang tepat agar para calon pencetak generasi muda bangsa menjadi manusia cerdas dan berkepribadian.
Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd, berpendapat guru tidak harus pandai dan terus menerus mengembangkan diri. Yang lebih utama adalah guru harus berkepribadian sesuai nilai-nilai Indonesia. Karena itulah, perlu diciptakan iklim akademis di antara para guru.
“Guru adalah manusia pembelajar. Dengan kata lain, guru tidak hanya mengajar, tetapi juga terus belajar dan mengembangkan dirinya, menambah ilmu, menambah keterampilan, dan pengalaman dari waktu ke waktu,” kata bedjo.
Bedjo memulai karier sebagai pendidik selepas Sekolah Pendidikan Guru (SPG) tahun 1970-an. Karenanya dia memiliki pandangan sendiri tentang pendidikan guru ideal. “Pada 1950 hingga 1960-an, Indonesia menggunakan sistem pendidikan guru terintegrasi. Sistem ini mengasramakan semua calon guru,” katanya.
Pada 1950 hingga 1960-an semua calon guru diasramakan. Siang hari mereka belajar pengetahuan akademik, sedangkan malam hari para calon pendidik itu belajar etika; mulai dari etika berpakaian, berbicara hingga makan dengan orang banyak.
“Pelajaran etika penting agar guru dapat menjadi contoh bagi murid dan lingkungannya,” tambah Bedjo.
Kemudian setelah periode itu, pendidikan guru berubah. Kini, Bedjo berusaha mengembalikan sistem pendidikan guru Indonesia ke sistem pendidikan guru terintegrasi.
Untuk mewujudkan usaha itu, Bedjo bersama 12 Rektor Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Negeri mencoba mengajukan konsep tersebut ke pemerintah. “Setelah dihitung, biaya yang dibutuhkan tidak terlalu banyak,” ungkap Bedjo.
“Untuk sekira 4.000 guru, kita hanya butuh 2 hingga 3 asrama saja. Kira-kira butuh Rp1,5 triliun,” ujarnya.
UNJU, kata Bedjo, telah menggabungkan pendidikan akademis guru dengan pelatihan kemampuan lainnya. Misalnya, pendidikan karakter disinergikan dengan pelatihan Emotional Spiritual Quotient (ESQ). UNJ juga kerap mengundang berbagai motivator untuk melatih para mahasiswanya.
“Konsep pendidikan guru dulu bisa diterapkan, yang harus disesuaikan hanya tata pergaulan yang lebih modern. Saya sangat optimis sistem pendidikan terintegrasi ini mampu kita terapkan, hanya butuh political will dari pemerintah,” ujarnya.
Jika pendidikan guru terintegrasi ini kembali diterapkan, Bedjo optimis, Indonesia akan memiliki guru-guru yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkepribadian sesuai nilai-nilai Indonesia.

Rifa Nadia Nurfuadah – Okezone | Selasa, 26 November 2013 | 09:44 wib |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.