”Sesungguhnya Alloh menyesatkan siapa
yang Dia kehendaki dan
memberi petunjuk orang-orang yang bertaubat kepada-Nya,
yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Alloh.
Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh-lah
hati menjadi tenteram”
memberi petunjuk orang-orang yang bertaubat kepada-Nya,
yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Alloh.
Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh-lah
hati menjadi tenteram”
(Q.S. Ar-Ra’d [13] : 27-28)
Ana sing Ngirim
Mengenai
rasa takut dalam rumah sendiri. Ada beberapa dugaan yang saya simpulkan dari
pemikiran pribadi. Pertama, mungkin secara pribadi dia tidak terlalu
dekat dengan Alloh, dan rumahnya tidak dibiasakan dengan lantunan ayat-ayat
Al-Quran atau ruang-ruangnya tidak sering dipakai salat. Sehingga Jin leluasa
beranak-pinak dan memenuhi ruang-ruang tersebut. Kedua, kalau bahasa
jaseng (jawa serang)nya ana sing ngirim (ada yang ngirim), mungkin ada
pihak lain yang tak suka sehingga ’membuang’ atau ’menanam’ sesuatu di halaman
rumahnya. Akibatnya menimbulkan rasa takut, tidak betah, tidak sehat dan
perasaan tidak nyaman lainnya.
Ada
kerabat bercerita bahwa dia juga merasakan tidak nyaman bila masuk ke rumah
orang tersebut. ”Bulu kuduk saya seperti berdiri bila masuk ke rumah mereka,”
kata dia. Kalau orang lain saja bisa merasakan hal yang sama dengan apa yang
dirasa si empunya rumah, berarti memang ada apa-apanya di dalam atau lingkungan
rumah itu. Kalau tidak ada api tak mungkin ada asap. Kalau tidak ada sebab
tentu tidak akan ada akibat. Begitulah filosofinya. Artinya, tak mungkin
merasakan tidak nyaman di rumah sendiri kalau tidak ada penyebabnya.
Penyebabnya ini yang perlu dicari, apakah karena faktor perbuatan manusia atau
gangguan Jin.
Saluran Komunikasi
Sepulang
membezuk itu, kami tak ada komunikasi sehingga tidak tahu bagaimana
perkembangan kesehatannya pascadirawat. Ternyata, menurut cerita kerabat
lainnya, dia menjalani pemeriksaan endoskopi di rumah sakit lain. Hasilnya,
memang hatinya yang bermasalah. Pasal yang membuat hatinya bermasalah adalah
lantaran memendam perasaan. Tidak menemukan saluran komunikasi yang
representatif untuk keluarnya uneg-uneg di dalam dada. Begitu juga tak
menemukan orang yang tepat untuk menampung segala keluh kesah yang ditumpahkan.
saluran komunikasi yang baik akan menyehatan hubungan antarpersonal |
Kalau
menurut bahasa orang tua, dia mengalami apa yang disebut cikot atau pelik
hati. Suatu keadaan yang diakibatkan terlampau berat beban pikiran atau
perasaan, ditahan dan ditahan hingga terakumulasi menjadi lebih menumpuk dan
menyesakkan dada. Mungkin akibat tekanan pihak lain, misal suaminya sendiri atau
masalah lain yang terlampau dipikirkan di luar kemampuan.
Sedangkan Alloh tidak memikulkan
kewajiban kepada diri seseorang
melainkan sekedar kesanggupannya. (Q.S.
Al-A’raaf [7] : 42)
lebih baik lagi kalau dalam berkomunikasi tidak hanya lewat pembicaraan tapi juga diekspresikan melalui sentuhan badani |
Sejatinya,
di dalam suatu rumah tangga, komunikasi antara suami dan istri harus dibuat
sehat dalam arti berjalan dua arah atau timbal balik. Bila komunikasi hanya
berjalan searah, itu pertanda tidak sehat. Hanya lega di satu pihak sedang
pihak lainnya memendam perasaan. Bila perasaan yang ditahan itu sesuatu yang
tidak nyaman, lama-lama akan mengkristal menjadi penyakit hati. Bisa jadi hal
seperti inilah yang dialami kerabat di atas, sehingga merasa takut di rumah
sendiri. Lalu, hilang ke mana ”baiti jannati” rumahku adalah surgaku. Kalau sudah tidak dia temukan di dalam rumahnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.