Penyakit
kejiwaan merupakan penyakit medis yang
dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan
dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan
Kesehatan jiwa dan fisik tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Jiwa dan pikiran yang sehat akan mempengaruhi keadaan fisik yang sehat
pula. Penyakit yang dipicu oleh gangguan jiwa dikenal dengan nama
psikosomatik.Namun ketika mengalami sakit, bagaimana bisa tahu itu dipengaruhi
kesehatan psikis atau benar-benar sakit fisik saja?
Dr Andri, Sp.KJ, psikiater dari RS Omni Alam Sutera
mengatakan, penyakit yang paling umum dipicu oleh gangguan jiwa adalah penyakit
yang berhubungan dengan otot otonom, seperti penyakit pernapasan, pencernaan,
bahkan jantung, serta nyeri-nyeri di beberapa bagian tubuh.
Namun ciri khas psikosomatik, lanjutnya, yaitu tidak spesifik
pada suatu penyakit tertentu. ”Misalnya satu hari merasa sakit di dada,
besoknya agak ke leher, besoknya agak ke bahu, bisa jadi itu psikosomatik,”
katanya di sela-sela seminar kesehatan bertajuk ’The 2nd Update Seminar in
Psychosomatic Medicine’, Sabtu (5/10/2013) di Tangerang.
Andri mengatakan, langkah awal untuk mendeteksi suatu
penyakit merupakan psikosomatik atau bukan yaitu dengan memeriksakannya ke ahli
penyakit yang bersangkutan terlebih dahulu. Dia mencontohkan, jika seseorang
tiba-tiba mengalami sesak napas, maka sebaiknya diperiksa dulu ke dokter
pernapasan.
sakit tak kunjung sembuh, berhati-hatilah. bisa jadi itu pertanda depresi (gejala psikosomatis) |
Setelah dilakukan pemeriksaan, lanjut dia, dokter perlu
mengkaji jika hasilnya menunjukkan tidak ada masalah fisik, artinya ada
kemungkinan gejala yang dirasakan pasien adalah psikosomatik. ”Saat itulah,
pasien perlu dirujuk ke psikiater,” tandas staf pengajar di Fakultas Kedokteran
Ukrida ini.
Psikosomatik merupakan gangguan kesehatan yang termasuk dalam
kategori medis. Pada dasarnya, psikosomatik berangkat dari kecemasan dan depresi
yang prevalensinya mencapai 20-30 persen populasi.
Andri mengatakan, lebih dari 50 persen kasus psikosomatik
belum ditangani dengan baik. Padahal psikosomatik dapat berdampak pada
penurunan kualitas hidup penderitanya. Penyakit kejiwaan merupakan penyakit
medis yang dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Penyakit
kejiwaan bahkan dapat memicu penyakit lain, terutama penyakit saraf otonom,
yang dikenal dengan psikosomatik.
Sering Pendam Perasaan
Menurut psikiater dr Elly Ingkiriwang, SpKJ, terlalu sering
memendam perasaan merupakan salah satu faktor yang berperan terhadap timbulnya
psikosomatik. Dia mengatakan, memendam perasaan adalah penyebab stres yang
merupakan pemicu utama gangguan kejiwaan ini.
”Sejak kecil, kita sudah diajarkan untuk memendam perasaaan.
Coba lihat kalau bayi menangis, orangtua selalu menyuruh untuk berhenti.
Padahal tangis merupakan salah satu upaya menyaluran emosi,” kata staf pengajar
di Fakultas Kedokteran Ukrida ini dalam seminar kesehatan jiwa di RS Omni Alam
Sutera, Sabtu (5/10/2013).
Belum lagi, lanjut Elly, ketika beranjak dewasa, saat emosi
sedang meluap-luap dan butuh penyaluran, justru malah dimarahi. Lama kelamaan
kebiasaan memendam emosi ini akan terbawa hingga dewasa dan dapat memicu
gangguan kejiwaan, salah satunya psikosomatis.
galau?, hati-hati, bisa kena depresi yang akan memicu timbulnya psikosomatis. |
Elly mengatakan, perasaan marah, kecewa, sedih, dan lain-lain
perlu penyaluran. Meskipun hal itu perlu bimbingan agar penyaluran bisa
bersifat positif. ”Yang paling penting lagi adalah mengetahui penyebab dari
perasaan tidak menyenangkan tersebut. Jika tidak mengetahui penyebabnya,
lama-lama kita jadi tidak sadar mengalami stres dan kesulitan mencari
penyebabnya,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, dr Andri, SpKJ, psikiater dari RS Omni
Alam Sutera menyampaikan, karena sering mengalami stres, banyak orang yang
tidak lagi menyadarinya. Sayangnya, hal ini justru menyulitkan jika tiba-tiba
mereka mengeluhkan gejala psikosomatis. Alasannya, mereka menjadi kesulitan
menjadi penyebab stres. ”Perlu diketahui penyebab stresnya supaya bisa
diselesaikan akar masalah dari pemicu psikosomatis. Namun tak semua orang bisa
tahu penyebab stres mereka,” ujarnya.
Menurut Andri, ini terjadi karena tubuh mereka sudah
beradaptasi dengan stres. Padahal jika sampai tidak menyadari adanya stresor,
maka ada yang salah dengan proses adaptasi tersebut. Karena itu, Andri
menyarankan agar selalu menyadari setiap stres yang terjadi pada tubuh. Selain
itu, dibutuhkan berpikir positif untuk segala sesuatu, termasuk dalam menyikapi
sesuatu yang negatif.
Berobatlah dengan Doa
Oleh karena itu, agar terhindar dari depresi biasakanlah
selalu dekat dengan Tuhan Alloh Swt. Bukankah Dia memerintahkan hamba-Nya untuk
selalu mengingat Alloh dengan cara berdzikir baik di waktu duduk, berdiri,
maupun berbaring. Ud’uni astajiblakum; berdoalah niscaya akan Aku penuhi permintaanmu.
Begitu firman Alloh Swt dalam Kitab Suci Al-Quranul Kariim. Dalam haditsnya diriwayatkan Turmudzi Rasululloh Saw bersabda: ”Doa itu adalah jantung ibadah.” Jadi, dengan ibadah terutama salat, dzikir dan doa akan membuat rohani sehat.
Kemudian pada Surah yang lain, yaitu Surah Al-Isra ayat 93
Allah SWT Berfirman yang artinya : ”Dan kami turunkan Al-Quran adalah menjadi
obat penawar dan merupakan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. Rasulullah
SAW mengajarkan kepada kita untuk selalu berdoa: Ya Allah sesungguhnya aku
memohon kepada Engkau, sehat wal afiat di dunia dan di akhirat (H.R. Hakim).
Sehat walafiat selalu kita memohon kepada Allah SWT, agar
kita terhindar dari segala macam penyakit. Penyakit manusia ada 2 macam yaitu
yang pertama penyakit jasmani dan yang kedua penyakit rohani. Penyakit jasmani
adalah penyakit badan, yaitu penyakit yang tampak dan dapat kita rasakan,
penyakit jasmani hanya kita saja yang dapat merasakan sedangkan orang lain
tidak mampu merasakan.
Penyakit jasmani dapat disembuhkan oleh dokter dan dapat mudah dideteksi dengan bantuan medis. Sementara penyakit rohani dapat diterangkan dengan tiga macam sifat atau sikap yang ditunjukkannya: Pertama, sifat buruk dan merusak dalam batin manusia yang mengganggu kebahagiaan. Kedua, ialah sikap mental yang buruk, merusak dan merintangi pribadi memperoleh keridhoan Alloh Swt. Ketiga, ialah sifat dan sikap dalam hati yang tidak diridhoi Allo Swt, sifat dan sikap mental yang cenderung mendorong pribadi melakukan perbuatan buruk dan merusak.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.