mencari dan menjadi, dua kata bertuah |
Kehilangan atau menghilangkan sama-sama berakar pada kata ’hilang’, adalah dua kondisi yang sama maknanya. Kehilangan menggambarkan kondisi tercampaknya atau tercerabutnya sesuatu dari kita tanpa ada unsur kesengajaan. Sedangkan menghilangkan menggambarkan kondisi sebaliknya, yaitu ada unsur kesengajaan untuk mencampakkan atau mencerabut sesuatu dari diri kita.
Apa rasanya kehilangan? Tentu akan gelo banget karena barang atau sesuatu hilang tanpa sengaja. Misalnya dompet yang terjatuh atau digondol pencopet atau penodong. Beda rasanya dengan menghilangkan. Kalau barang atau sesuatu sengaja dibuang itu artinya sama dengan sengaja menghilangkannya. Rasanya tentu bungah banget karena telah membuang barang atau sesuatu dari kita.
Kehilangan atau menghilangkan barang atau sesuatu itu tentu ada sebabnya, misalnya karena keteledoran atau kelupaan menempatkan atau menyimpan barang atau sesuatu sehingga kehilangan. Atau sebab sengaja membuang barang atau sesuatu karena sudah tidak menyukainya atau justru sangat membencinya sehingga memutuskan lebih baik membuangnya atau menghilangkannya.
Nah, itu kalau barang atau sesuatu. Bagaimana kalau yang hilang itu adalah sifat malu atau jujur? Ada kan orang yang kehilangan watak malu atau karakter jujur? Ada juga kan orang yang sengaja menghilangkan watak malu atau karakter jujur? Oh, tentu saja ada, bahkan banyak lho orang yang kehilangan malu dan jujur. Mengapa bisa begitu? Tentu banyak faktor pemicunya. Perubahan zaman adalah salah satu pemicu.
Kehilangan atau menghilangkan rasa malu bisa dilakukan orang dengan dalih terpaksa demi meraih barang atau sesuatu. Kehilangan atau menghilangkan kejujuran juga acap dilakukan orang dengan dalih terpaksa demi menutupi rasa malu. Orang tidak malu-malu melakukan kejahatan demi tuntutan kebutuhan hajat hidup. Orang tidak takut-takut berdusta (tidak jujur) demi menutupi kedok agar tidak malu atau dipermalukan.
Jadi, hari ini, yang hilang dari kita adalah akhlak. Malu dan jujur itu adalah akhlak utama yang seharusnya dimiliki seseorang kalau ingin nama baik dan martabatnya terjaga bahkan dipandang mulia oleh orang lain. Kalau seseorang berani seberani-beraninya kehilangan atau menghilangkan malu dan jujur dari dirinya, secara tidak langsung akhlak orang tersebut telah ternoda. Atau dalam bahasa lain, sudah tidak baik akhlaknya.
Alhasil, hari ini, mencari orang jujur dan punya rasa malu itu sulit. Akan tetapi lebih sulit lagi menjadi orang jujur dan memiliki rasa malu.
~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.