Kamis, 29 Oktober 2020

Engagement

penanda momen pelaksanaan lamaran
 

Bulan Oktober segera berlalu.

Ada beberapa momen penting terjadi di bulan Oktober dan selalu dirayakan baik secara sederhana maupun meriah. Di antaranya adalah Hari Santri Nasional (HSN) pada 22 Oktober. Selalu diperingati sejak ditetapkan tanggal 22 Oktober 2015 oleh Presiden Jokowi di Masjid Istiqlal Jakarta, melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Kemudian pada 28 Oktober adalah peringatan Hari Sumpah Pemuda, pada tahun ini merupakan yang ke-92.

Milad saya kali ini beriringan dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw. Ada tiga momen beriringan dan secara kebetulan tanggalnya bersamaan atau berdekatan. Yang tanggalnya bersamaan adalah peringatan Hari Sumpah Pemuda dan hari kelahiran saya, pada 28 Oktober. Yang tanggalnya berdekatan adalah dua momen itu diikuti oleh maulid/milad atau tanggal kelahiran Nabi Muhammad Saw, 12 Rabiul Awwal, yang jatuh pada 29 Oktober.

Tanggal 29 Oktober ditandai pula oleh momen pelaksanaan the engagement of Putri & Angga. Yaitu acara lamaran dari keluarga Muhammad Angga Wijaya terhadap keluarga Putri Ariesta. Acara lamaran yang sarat dengan usung-usungan barang hantaran, sempat agak merepotkan pihak keluarga Angga karena barang hantaran yang begitu banyak sementara orang yang akan mengusung atau menggotongnya kurang banyak.

Btw, tak ada kendala yang tak bisa dicarikan jalan keluarnya. Untuk mengusung atau memapah barang hantaran tersebut, terpaksa minta bantuan beberapa orang dari pihak keluarga Putri, sehingga tidak bolak-balik menjemput barang yang masih tertinggal di kendaraan. Walhasil sekali angkat semua barang hantaran terangkut menuju rumah pihak calon mempelai wanita. Baiknya atau lumrahnya memang seperti itu.

Karena masih disuasanai pandemi Covid-19, dan tentu juga keterbatasan ruang, pihak keluarga tamu yang akan melamar dibatasi hanya 10 orang yang boleh masuk ruangan. Selebihnya, lesehan di teras dan ada pula yang duduk di kursi di bawah tarup di halaman rumah. Setelah basa-basi dari pihak tuan rumah menyampaikan 14 patah kata sambutan penerimaan terhadap tamu yang datang, acara bergulir santuy dan khidmat bersahaja.

Setelah pihak tuan rumah memperkenalkan anggota keluarga dan mempertanyakan maksud kedatangan pihak tamu (nah, ini basa-basi beneran). Dibilang basa-basi karena begitulah biasanya. Padahal sudah tahu maksud kedatangan itu akan melamar, padahal sudah sengaja masang tarup untuk menyambut kedatangan tamu. Tetapi, sepertinya masih perlu ada tanya jawab. Sekadar tata kerama untuk lancarnya komunikasi.

Pertanyaan demi pertanyaan dan memperkenalkan anggota keluarga masing-masing berjalan dengan lancar dan guyub rukun. Selanjutnya mengutarakan maksud kedatangan untuk melamar, apakah diterima atau tidak? Untuk menjawab diterima atau tidaknya, tentu si Putri yang punya hak jawab mutlak. Maka dihadirkanlah Putri ke tengah keluarga kedua belah pihak. Tentu saja jawaban Putri menerima. Masa’ nggak seeh...

Dari video yang di-share di WAG keluarga, setelah Angga menanyakan langsung ke Putri, apakah lamarannya diterima apa nggak? Yang dijawab langsung oleh Putri, meski dengan suara terbata-bata dan kesannya seperti hendak pecah tangisan, akhirnya kata ’menerima’ terlontar juga dari mulut Putri yang duduk tertunduk di hadapan keluarga Angga. Dengan kata pernyataan menerima’ tersebut, maka legalah perasaan Angga. Plong sudah hatinya.

Itulah momen-momen pengisi acara libur cuti bersama sejak 28 Oktober sampai 1 November. Meski pandemi Covid-19 masih belum surut, tak mengurangi hasrat masyarakat untuk liburan ke berbagai destinasi wisata. Ribuan kendaraan keluar dari Kota Jakarta memenuhi jalan tol Jakarta-Cikampek, jalur menuju Puncak-Bogor, dan juga arah Pulau Sumatra. Destinasi wisata ini dikhawatirkan akan menjadi kluster baru penularan virus.


~


    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.