Jumat, 31 Juli 2015

1000 Fenomena Edisi 9

Munculnya Go-Jek sejak awal terbilang fenomenal. Sang Owner Nadiem Makarim terbilang sukses mengemas jasa transportasi konvensional ini dengan teknologi internet. Dengan kemudahan, kenyamanan dan keamanan serta harga yang murah, tentu dengan mudah masyarakat kepincut oleh jasa dijual oleh Go-Jek. Bahkan Go-Jek telah mengubah kebiasaan sebagian masyarakat dari yang menggunakan kendaraan pribadi menjadi pelanggan setia Go-Jek.

Kesibukan di pusat layanan pesanan terhadap Go-Jek. Masing-masing operator siap menerima telepon dari pelanggan setia.
Okezone
Namun, hadirnya Go-Jek ternyata juga memberikan dampak negatif bagi tukang ojek tradisional yang enggan bergabung dengan Go-Jek. Mereka merasa, Go-Jek telah merebut pendapatannya, karena mengambil sebagian besar pangsa pasarnya.

Menurut praktisi bisnis dan Guru Besar Universitas Indonesia Rhenald Kasali, Go-Jek berhasil menerapkan inovasi disruption business. Dimana perilaku pasar diubah dari menggunakan ojek konvensional beralih menggunakan Go-Jek karena merasa lebih untung. Tentu suatu hal yang wajar, timbulnya konflik antara ojek tradisional dengan Go-Jek.

”Pasti menimbulkan konflik. Jangankan di Indonesia di London ada black cab yang demonstrasi karena munculnya Uber. Mereka merasa dirugikan, tapi memang seperti itu. Pasar berhak memilih jasa pelayanan yang lebih baik,” tutur Rhenald saat dihubungi Okezone, Kamis (30/7/2015).

Bukan hanya itu, Rhenald juga memperkirakan nasib tukang ojek tradisional bisa saja seperti pabrik es yang habis digerus karena munculnya produk kulkas. ”Contoh lainnya dulu pabrik es tutup semua karena adanya kulkas. Tentu yang menciptakan kulkas bukan dari pabrik esnya, tapi pihak lain. Itu wajar,” imbuhnya.

Menurutnya, hal tersebut akan terus terjadi dalam perkembangan dunia usaha maupun teknologi. Datangnya inovasi teknologi yang baru akan menghancurkan produk ataupun jasa yang lama. ”Bagi komunitas atau masyarakat akhirnya itu positif. Tapi bagi persaingan memang selalu ada yang dirugikan,” pungkasnya.

Keberhasilan Nomaden

Fenomena lain adalah Dzulfikar Akbar Cordova (Dodo), seorang pengamen nomaden yang diterima di Universitas Indonesia. Rumput hijau dan suasana teduh di bawah pohon depan Perpustakaan Universitas Indonesia, Depok, menjadi saksi Dzulfikar Akbar Cordova, 21 tahun, bersama dua teman wanitanya, Chintya Kahassa Ghultom, 21 tahun, dan Meli, 19, tahun, yang tengah belajar bersama. Mereka bertiga adalah siswa Sekolah Masjid Terminal (Master), Depok.

Dzulfikar Akbar Cordova alias Dodo (tengah) saat belajar bersama temannya di Perpustakaan Universitas Indonesia, Depok, 29 Juli 2015. Dodo adalah pengamen yang diterima kuliah di Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Islam Universitas Indonesia lewat jalur SBMPTN.
TEMPO
Dodo –sapaan Dzulfikar Akbar Cordova– dan Chintya, menjadi salah satu siswa berprestasi yang diterima masuk UI lewat jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada 9 Juli 2015. Dodo diterima di Jurusan Ekonomi Islam FEUI, sedangkan Chintya diterima di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik UI. Dodo dan Chintya sedang mengajari Meli rumus matematika yang dia tidak mengerti. Soalnya, Meli ingin mencoba mengikuti tes yang sama dengan Dodo dan Chintya.

Dodo, yang kesehariannya sebagai pengamen, sempat deg-degan lantaran saat pengumuman tes SBMPTN pada Kamis (9 Juli 2015), karena dirinya tengah ditahan di kantor Dinas Sosial (Dinsos) Jakarta Timur, setelah terjaring oleh Satpol PP di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (8 Juli 2015). ”Saya izin sama petugas Dinsos untuk pinjam komputer untuk melihat hasil tes yang diumumkan pada Kamis (9 Juli 2015) malam. Hasilnya saya lulus,” kata Dodo di Perpustakaan UI, Rabu (29 Juli 2015).

Dodo sempat mendekam selama tiga hari di kantor Dinas Sosial Jakarta Timur. Mengetahui Dodo lulus SBMPTN, pengelola Master datang dengan membawa bukti bahwa dia diterima masuk di UI. Pengelola Master  meminta agar Dinas Sosial membebaskannya. Saat ini Dodo bersama Chintya hanya tinggal menunggu registrasi pada 6 Agustus. ”Saya bersama Chintya salah satu mahasiswa yang masuk lewat jalur undangan,” kata Dodo. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.