ilustrasi jantung, /net |
Agar senantiasa sehat dan bugar sangat dianjurkan rajin
berolahraga dan menjaga pola makan. Banyak cara olahraga, di antaranya yang
paling sedehana adalah berlari pelan (antara lari dan berjalan) yang
diistilahkan jogging. Selebih dari
itu, ada banyak permainan yang membutuhkan stamina. Seperti bulutangkis,
futsal, bola kaki, basket, atau ngegym.
Stamina dimaksud yaitu kemampuan tubuh untuk menjalani
aktivitas fisik dan mental selama kurun waktu tertentu. Seseorang dengan
stamina yang tinggi tentunya lebih tahan terhadap stres, cedera, dan rasa lelah
saat beraktivitas. Terutama aktivitas olahraga yang menguras energi seperti
bulutangkis, futsal, bola kaki, basket, ngegym,
dan sebagainya.
Stamina yang kuat berkait erat dengan kondisi kesehatan
organ vital penyokongnya, terutama jantung. Jantung merupakan salah satu organ
paling penting yang menopang kelangsungan manusia dalam beraktivitas. Karena
saat berolahraga jantung akan berdetak lebih kencang dan memompa darah lebih
cepat dan mengalir lancar ke seluruh tubuh.
Tapi, banyak tragedi kematian terjadi di saat atau sesudah
menjalani aktivitas berolahraga. Kematian terjadi saat jantung mengalami
kegagalan fungsi sehingga tiba-tiba berhenti berdetak. Kejadian ini disebut
henti jantung (cardiac arrest) atau
kematian jantung mendadak (sudden cardiac
death), yaitu kondisi jantung secara mendadak berhenti berdetak.
Tragedi kematian saat atau sesudah berolahraga ini tidak
hanya terjadi pada orang tua, yang kondisi fisik dan jantungnya
memang sudah tidak prima lagi. Sudah umum terjadi pada orang yang masih berusia muda. Menurut halodoc.com, salah
satu penyakit yang sering menjadi tersangka di balik kematian sehabis olahraga
ini adalah aritmia.
Aritmia (gangguan irama jantung). Kondisi
ini bisa terjadi karena impul elektrik yang berfungsi untuk mengatur detak
jantung tidak bekerja dengan baik. Akibatnya jantung seseorang berdetak tidak
teratur, bisa terlalu cepat, terlalu lambat, atau berhenti berdetak. Hal itulah
yang menyebabkan seseorang meninggal secara mendadak setelah berolahraga.
Baru-baru ini media memberitakan meninggalnya Amirul yang
berusia 25 tahun setelah main futsal dengan teman-temannya. Seperti dilansir
dari World of Buzz, peristiwa itu terjadi
ketika wajah Amirul menjadi pucat dan pingsan pada Jumat malam (6/11/2019). Meskipun
ia dilarikan ke rumah sakit, Amirul pada akhirnya tidak berhasil tertolong.
Berita ini viral karena Amirul baru saja menikah dua bulan
lalu dengan Airina (23). Setelah menikah mereka LDM (long distance marriage) karena Airina
harus bekerja di Johor, sedangkan Amirul bekerja di Shah Alam, Malaysia. Meski
istrinya bergegas pulang, tapi terlambat. Untung mereka sempat bertemu enam
hari sebelum Airul meninggal.
***
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada
2013, di Indonesia, penyakit jantung koroner mencapai angka 12,1 persen dari
populasi. Bahkan, penyakit ini semakin banyak diderita oleh kelompok usia muda,
yakni 39 persen berusia kurang dari 44 tahun. Sebanyak 22 persen dari penderita
jantung usia muda itu ada di kisaran 15-35 tahun.
Yang jadi pertanyaan, bagaimana serangan jantung bisa
melanda kalangan usia muda? Kemudian apa faktor penyebabnya? Dirilis Kompas.com. Jantung memiliki beberapa
jenis pembuluh, di antaranya yang paling penting adalah arteri koroner. Pada
arteri ini terdapat sirkulasi darah kaya oksigen ke semua organ dalam tubuh,
termasuk jantung.
Bila arteri koroner tersumbat atau menyempit,
aliran darah ke jantung bisa turun secara signifikan atau berhenti sama sekali.
Tersumbatnya arteri koroner disebabkan oleh penumpukan plak. Kemudian pada
suatu saat plak ini akan robek dan terlepas, bila terbawa aliran darah ke
arteri bisa mengakibatkan sumbatan. Hal
inilah pemicu penyakit jantung koroner.
Selain untuk menyuplai darah, arteri koroner juga berfungsi membawa
oksigen untuk otot-otot jantung. Bila tumpukan plak menyumbat aliran arteri
koroner, akan membuat aliran darah terhambat. Dan oksigen tidak dapat berjalan
lancar hingga mencapai otot jantung, dan otot jantung pun dapat mati bila
dibiarkan lama tanpa oksigen.
Selain akibat jantung koroner, kematian mendadak juga
disebabkan oleh spasme arteri koroner.
Otot arteri koroner dapat mengalami penyempitan karena spasme. Bila spasme yang
terjadi parah, aliran darah pun tersumbat sehingga otot jantung akan kekurangan
oksigen. Ini adalah salah satu penyebab lain serangan jantung.
Suka mengonsumsi makanan cepat saji (fast food) atau makanan nirnutrisi (junk food) berdampak buruk bagi kesehatan. Makanan yang tinggi
kadar lemak jenuh dan sarat dengan kolesterol ini ditengarai sebagai salah satu
pemicu tersumbat atau menyempitnya arteri koroner. Akibatnya darah dan oksigen
ke arah jantung akan terhambat.
***
Berikut ini orang-orang yang meninggal di usia muda akibat
serangan jantung. Michael Prabawa Mohede (Mike Mohede) meninggal dunia usia 32
tahun, Minggu (31/7/2016) sekitar pukul 17.30 WIB. Sebelum meninggal Mike tidur
siang seusai main PS bareng manajernya, Indra Djamal, tapi rupanya Mike tak
sadarkan diri.
Menyadari ada hal yang tak wajar, Indra berusaha
membangunkannya, namun Mike tetap terdiam. Indra Djamal dan keluarga membawa
Mike ke RS Premiere Bintaro, Tangerang Selatan. Mike dinyatakan meninggal saat
sedang dalam perjalanan ke RS. Jenzahnya kemudian disemayamkan di kediamanya,
Jalan Kuricang Raya 6C-1/21 Bintaro Jakarta Selatan.
Irene Justine, pesinetron berusia 22 tahun, meninggal dunia
di lokasi syuting di stasiun televisi, Jumat (26/5/2016). Sesaat setelah jatuh
pingsan dia dilarikan ke RS Siloam, masuk ke ruang emergency dan sempat dipasangkan alat bantu pemacu jantung. Setelah
mengembuskan napas terakhir dia dibawa ke Bandung untuk dikebumikan.
Dendi Mulya Pasha atau Dendy Mike’s, vokalis Mike’s
Apartment, meninggal dunia di usia 42 tahun, Minggu (6/10/2019) malam. Jenazahnya
disemayamkan di rumah duka di Kompleks Bukit Nusa Indah, Jalan Merbabu Kav 2037
B Serua, Ciputat, Tangerang Selatan. Kemudian dimakamkan Senin (7/10) bakda
salat zuhur di TPU Tanah Kusir.
Cecep Reza, artis yang tenar berkat perannya sebagai Bombom
di sinetron Bidadari ini dinyatakan meninggal pada Selasa (19/11/2019) pukul
14.30 WIB berusia 31 tahun. Seminggu sebelumnya Cecep sempat menjalani
pemasangan ring jantung. Cecep juga mengeluhkan kondisinya yang overweight, ia ingin menurunkan berat
badan dengan diet.
Serangan jantung tidak melulu terjadi saat atau sesudah
berolahraga. Faktanya, Mike Mohede dan Cecep Reza terkena serangan jantung saat
sedang beristirahat (tidur). Cecep Reza ditemukan meninggal pertama kali
oleh putri kecilnya yang masih berusia empat setengah tahun. Putrinya itu
berusaha membangunkannya tapi nggak bangun-bangun.
***
Pasca-meninggalnya Cecep Reza, publik seolah dibuat sadar
akan bahaya serangan jantung. Ini tentu adalah hal positif. Guru terbaik adalah
belajar atau bercermin dari kejadian nyata di depan mata. Fakta yang tak boleh
dimungkiri hari ini adalah semakin banyak orang meninggal di usia muda akibat penyakit
jantung. Karenanya, tak ada obat paling mujarab selain mencegahnya sejak dini.
Seperti dirilis hype.grid.id,
penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi. Tak adanya
gejala yang pasti membuat penyakit ini sulit terdeteksi. Banyak penderita
terlambat mendapat penanganan dan berakhir meninggal dunia di serangan pertama.
Umumnya banyak di antara mereka ini tak sadar bahwa dirinya menderita penyakit
jantung.
Untuk menanggulangi hal tersebut ternyata ada trik sederhana
yang bisa mendeteksi kesehatan jantung loh.
Caranya mudah dan bisa dipraktikkan di mana pun. Pertama, duduk di lantai dengan kaki diluruskan ke depan dan jari
kaki mengarah ke atas. Kedua, coba
jangkau dan sentuh jari kaki dengan tangan. Apabila cukup fleksibel menyentuh
ujung jari, maka itu pertanda jantung masih sehat dan fleksibel.
Dalam studinya, peneliti dari University of North Texas serta beberapa peneliti Jepang merekrut
526 partisipan pada umur 20 hingga 83 tahun. Para peserta lalu diuji
fleksibilitas tubuhnya sekaligus diukur tekanan darah, pembuluh arteri dan
aktivitas jantungnya. Dari penelitian itu diperoleh kesimpulan pada tubuh yang
tidak fleksibel dengan pembuluh arteri yang tak fleksibel, terutama pada partisipan
di atas umur 40 tahun.
Bagi mereka yang gagal melakukan tes fleksibilatas tubuh dan
tak bisa menjangkau ujung jari mereka, membuktikan bahwa pembuluh darahnya
kaku. Hal ini akan memengaruhi kemampuan jantung jadi kurang baik, risiko
penyakit jantung juga meningkat. Peneliti asal Jepang, Dr. Yamamoto
menyampaikan meski teori bahwa adanya jalinan otot punggung serta kaki dengan
otot di dekat jantung masih samar-samar, kendati begitu studi ini cukup
membantu.
Kekakuan otot punggung, kaki serta pembuluh jantung yang
sama-sama berhubungan itu karena komposisi kolagennya yang sama. ”Apabila Anda
bisa menyentuh jari kaki saat duduk lurus, jantung Anda berarti masih tetap
cukup baik. Tetapi apabila tidak bisa, mungkin saja Anda perlu mendatangi
kardiolog,” tutur Dr Yamamoto, seperti dikutip New York Times.
Kembali Dr Yamamoto menyampaikan, tidak selama-lamanya otot
kaku dihubungkan dengan tandanya penyakit jantung. Hanya saja mungkin kondisi
jantung kurang fit serta sehat saja. Mungkin
hal ini bisa menunjukkan bahwa kamu perlu lebih banyak olahraga. Seyogianya dengan
berolahraga akan membuat seseorang selalu bugar dan lebih sehat. Tak perlu
keras-keras, cukup dengan jogging (jalan
cepat atau berlari pelan) di pagi hari.
26 November 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.