Kamis, 28 November 2019

Fenomena ’Jantung Muda’

ilustrasi jantung, /net
Agar senantiasa sehat dan bugar sangat dianjurkan rajin berolahraga dan menjaga pola makan. Banyak cara olahraga, di antaranya yang paling sedehana adalah berlari pelan (antara lari dan berjalan) yang diistilahkan jogging. Selebih dari itu, ada banyak permainan yang membutuhkan stamina. Seperti bulutangkis, futsal, bola kaki, basket, atau ngegym.

Stamina dimaksud yaitu kemampuan tubuh untuk menjalani aktivitas fisik dan mental selama kurun waktu tertentu. Seseorang dengan stamina yang tinggi tentunya lebih tahan terhadap stres, cedera, dan rasa lelah saat beraktivitas. Terutama aktivitas olahraga yang menguras energi seperti bulutangkis, futsal, bola kaki, basket, ngegym, dan sebagainya.

Stamina yang kuat berkait erat dengan kondisi kesehatan organ vital penyokongnya, terutama jantung. Jantung merupakan salah satu organ paling penting yang menopang kelangsungan manusia dalam beraktivitas. Karena saat berolahraga jantung akan berdetak lebih kencang dan memompa darah lebih cepat dan mengalir lancar ke seluruh tubuh.

Tapi, banyak tragedi kematian terjadi di saat atau sesudah menjalani aktivitas berolahraga. Kematian terjadi saat jantung mengalami kegagalan fungsi sehingga tiba-tiba berhenti berdetak. Kejadian ini disebut henti jantung (cardiac arrest) atau kematian jantung mendadak (sudden cardiac death), yaitu kondisi jantung secara mendadak berhenti berdetak.

Tragedi kematian saat atau sesudah berolahraga ini tidak hanya terjadi pada orang tua, yang kondisi fisik dan jantungnya memang sudah tidak prima lagi. Sudah umum terjadi pada orang yang masih berusia muda. Menurut halodoc.com, salah satu penyakit yang sering menjadi tersangka di balik kematian sehabis olahraga ini adalah aritmia.

Aritmia (gangguan irama jantung). Kondisi ini bisa terjadi karena impul elektrik yang berfungsi untuk mengatur detak jantung tidak bekerja dengan baik. Akibatnya jantung seseorang berdetak tidak teratur, bisa terlalu cepat, terlalu lambat, atau berhenti berdetak. Hal itulah yang menyebabkan seseorang meninggal secara mendadak setelah berolahraga.

Baru-baru ini media memberitakan meninggalnya Amirul yang berusia 25 tahun setelah main futsal dengan teman-temannya. Seperti dilansir dari World of Buzz, peristiwa itu terjadi ketika wajah Amirul menjadi pucat dan pingsan pada Jumat malam (6/11/2019). Meskipun ia dilarikan ke rumah sakit, Amirul pada akhirnya tidak berhasil tertolong.

Berita ini viral karena Amirul baru saja menikah dua bulan lalu dengan Airina (23). Setelah menikah mereka LDM (long distance marriage) karena Airina harus bekerja di Johor, sedangkan Amirul bekerja di Shah Alam, Malaysia. Meski istrinya bergegas pulang, tapi terlambat. Untung mereka sempat bertemu enam hari sebelum Airul meninggal.

***

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2013, di Indonesia, penyakit jantung koroner mencapai angka 12,1 persen dari populasi. Bahkan, penyakit ini semakin banyak diderita oleh kelompok usia muda, yakni 39 persen berusia kurang dari 44 tahun. Sebanyak 22 persen dari penderita jantung usia muda itu ada di kisaran 15-35 tahun.

Yang jadi pertanyaan, bagaimana serangan jantung bisa melanda kalangan usia muda? Kemudian apa faktor penyebabnya? Dirilis Kompas.com. Jantung memiliki beberapa jenis pembuluh, di antaranya yang paling penting adalah arteri koroner. Pada arteri ini terdapat sirkulasi darah kaya oksigen ke semua organ dalam tubuh, termasuk jantung.

Bila arteri koroner tersumbat atau menyempit, aliran darah ke jantung bisa turun secara signifikan atau berhenti sama sekali. Tersumbatnya arteri koroner disebabkan oleh penumpukan plak. Kemudian pada suatu saat plak ini akan robek dan terlepas, bila terbawa aliran darah ke arteri  bisa mengakibatkan sumbatan. Hal inilah pemicu penyakit jantung koroner.

Selain untuk menyuplai darah, arteri koroner juga berfungsi membawa oksigen untuk otot-otot jantung. Bila tumpukan plak menyumbat aliran arteri koroner, akan membuat aliran darah terhambat. Dan oksigen tidak dapat berjalan lancar hingga mencapai otot jantung, dan otot jantung pun dapat mati bila dibiarkan lama tanpa oksigen.   

Selain akibat jantung koroner, kematian mendadak juga disebabkan oleh spasme arteri koroner. Otot arteri koroner dapat mengalami penyempitan karena spasme. Bila spasme yang terjadi parah, aliran darah pun tersumbat sehingga otot jantung akan kekurangan oksigen. Ini adalah salah satu penyebab lain serangan jantung.

Suka mengonsumsi makanan cepat saji (fast food) atau makanan nirnutrisi (junk food) berdampak buruk bagi kesehatan. Makanan yang tinggi kadar lemak jenuh dan sarat dengan kolesterol ini ditengarai sebagai salah satu pemicu tersumbat atau menyempitnya arteri koroner. Akibatnya darah dan oksigen ke arah jantung akan terhambat.

***

Berikut ini orang-orang yang meninggal di usia muda akibat serangan jantung. Michael Prabawa Mohede (Mike Mohede) meninggal dunia usia 32 tahun, Minggu (31/7/2016) sekitar pukul 17.30 WIB. Sebelum meninggal Mike tidur siang seusai main PS bareng manajernya, Indra Djamal, tapi rupanya Mike tak sadarkan diri.

Menyadari ada hal yang tak wajar, Indra berusaha membangunkannya, namun Mike tetap terdiam. Indra Djamal dan keluarga membawa Mike ke RS Premiere Bintaro, Tangerang Selatan. Mike dinyatakan meninggal saat sedang dalam perjalanan ke RS. Jenzahnya kemudian disemayamkan di kediamanya, Jalan Kuricang Raya 6C-1/21 Bintaro Jakarta Selatan. 

Irene Justine, pesinetron berusia 22 tahun, meninggal dunia di lokasi syuting di stasiun televisi, Jumat (26/5/2016). Sesaat setelah jatuh pingsan dia dilarikan ke RS Siloam, masuk ke ruang emergency dan sempat dipasangkan alat bantu pemacu jantung. Setelah mengembuskan napas terakhir dia dibawa ke Bandung untuk dikebumikan.

Dendi Mulya Pasha atau Dendy Mike’s, vokalis Mike’s Apartment, meninggal dunia di usia 42 tahun, Minggu (6/10/2019) malam. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka di Kompleks Bukit Nusa Indah, Jalan Merbabu Kav 2037 B Serua, Ciputat, Tangerang Selatan. Kemudian dimakamkan Senin (7/10) bakda salat zuhur di TPU Tanah Kusir.

Cecep Reza, artis yang tenar berkat perannya sebagai Bombom di sinetron Bidadari ini dinyatakan meninggal pada Selasa (19/11/2019) pukul 14.30 WIB berusia 31 tahun. Seminggu sebelumnya Cecep sempat menjalani pemasangan ring jantung. Cecep juga mengeluhkan kondisinya yang overweight, ia ingin menurunkan berat badan dengan diet.

Serangan jantung tidak melulu terjadi saat atau sesudah berolahraga. Faktanya, Mike Mohede dan Cecep Reza terkena serangan jantung saat sedang beristirahat (tidur). Cecep Reza ditemukan meninggal pertama kali oleh putri kecilnya yang masih berusia empat setengah tahun. Putrinya itu berusaha membangunkannya tapi nggak bangun-bangun.

***

Pasca-meninggalnya Cecep Reza, publik seolah dibuat sadar akan bahaya serangan jantung. Ini tentu adalah hal positif. Guru terbaik adalah belajar atau bercermin dari kejadian nyata di depan mata. Fakta yang tak boleh dimungkiri hari ini adalah semakin banyak orang meninggal di usia muda akibat penyakit jantung. Karenanya, tak ada obat paling mujarab selain mencegahnya sejak dini.    

Seperti dirilis hype.grid.id, penyakit jantung menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi. Tak adanya gejala yang pasti membuat penyakit ini sulit terdeteksi. Banyak penderita terlambat mendapat penanganan dan berakhir meninggal dunia di serangan pertama. Umumnya banyak di antara mereka ini tak sadar bahwa dirinya menderita penyakit jantung.

Untuk menanggulangi hal tersebut ternyata ada trik sederhana yang bisa mendeteksi kesehatan jantung loh. Caranya mudah dan bisa dipraktikkan di mana pun. Pertama, duduk di lantai dengan kaki diluruskan ke depan dan jari kaki mengarah ke atas. Kedua, coba jangkau dan sentuh jari kaki dengan tangan. Apabila cukup fleksibel menyentuh ujung jari, maka itu pertanda jantung masih sehat dan fleksibel.

Dalam studinya, peneliti dari University of North Texas serta beberapa peneliti Jepang merekrut 526 partisipan pada umur 20 hingga 83 tahun. Para peserta lalu diuji fleksibilitas tubuhnya sekaligus diukur tekanan darah, pembuluh arteri dan aktivitas jantungnya. Dari penelitian itu diperoleh kesimpulan pada tubuh yang tidak fleksibel dengan pembuluh arteri yang tak fleksibel, terutama pada partisipan di atas umur 40 tahun.

Bagi mereka yang gagal melakukan tes fleksibilatas tubuh dan tak bisa menjangkau ujung jari mereka, membuktikan bahwa pembuluh darahnya kaku. Hal ini akan memengaruhi kemampuan jantung jadi kurang baik, risiko penyakit jantung juga meningkat. Peneliti asal Jepang, Dr. Yamamoto menyampaikan meski teori bahwa adanya jalinan otot punggung serta kaki dengan otot di dekat jantung masih samar-samar, kendati begitu studi ini cukup membantu.

Kekakuan otot punggung, kaki serta pembuluh jantung yang sama-sama berhubungan itu karena komposisi kolagennya yang sama. ”Apabila Anda bisa menyentuh jari kaki saat duduk lurus, jantung Anda berarti masih tetap cukup baik. Tetapi apabila tidak bisa, mungkin saja Anda perlu mendatangi kardiolog,” tutur Dr Yamamoto, seperti dikutip New York Times.

Kembali Dr Yamamoto menyampaikan, tidak selama-lamanya otot kaku dihubungkan dengan tandanya penyakit jantung. Hanya saja mungkin kondisi jantung kurang fit serta sehat saja. Mungkin hal ini bisa menunjukkan bahwa kamu perlu lebih banyak olahraga. Seyogianya dengan berolahraga akan membuat seseorang selalu bugar dan lebih sehat. Tak perlu keras-keras, cukup dengan jogging (jalan cepat atau berlari pelan) di pagi hari.

26 November 2019


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.