Rabu, 14 November 2012

Muharam 1434 Hijriah


Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, dan apa yang akan kita perbuat setahun ke depan. Dengan datangnya bulan Muharam, kita perlu menelaah ulang apa yang terkandung di dalamnya. Muharam dinamakan Syahrullah Al Asham (bulan yang sunyi) karena itu tidak boleh ada sedikitpun friksi dan konflik di bulan ini. Lalu apa yang seharusnya kita lakukan dalam menyambut datangnya bulan Muharam tahun 1434 H ini. Di bawah ini saya coba paparkan 3 hal yang patut dilakukan, yaitu:  
1.  Syukur atas umur yang diberikan Allah SWT.
Diberikan umur panjang oleh Allah SWT merupakan nikmat yang patut disyukuri. Tapi banyak orang lalai melakukannya. Ini merupakan kesalahan besar yang jarang disadari. Namun demikian, Allah SWT membuka peluang seluas-luasnya kepada hamba-Nya untuk bertobat memperbaiki kesalahan yang diperbuatnya, lalu menambah amal saleh sebagai bekal menghadap Allah SWT.
2.  Muhasabah (introspeksi diri) dan istighfar.
Introspeksi dan istighfar atas kesalahan yang diperbuat penting dilakukan oleh setiap muslim. Telah jadi ketetapan Allah SWT bahwa waktu yang telah terlewat tidak mungkin akan kembali lagi, sementara seiring berjalannya waktu tersebut usia bertambah tua mendekat ke akhir masa kehidupan (kematian akan datang sewaktu-waktu), karena itu amal saleh lah yang paling bermanfaat bila kematian datang menjelang.
3.  Mengenang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bulan Muharam:
–  Tanggal 10 Muharam Allah SWT mengabulkan permohonan ampun dan tobatnya Nabi Adam as. Ampunan ini baru diberikan Allah SWT setelah Nabi Adam as menunggu beratus-ratus tahun dengan memanjatkan doa dan istighfar terus menerus tanpa henti, tanpa jemu, dan tanpa putus asa.
  Tanggal 10 Muharam Nabi Idris as dibawa ke langit sebagai tanda bahwa Allah SWT menaikkan derajatnya.
  Tanggal 10 Muharam perahu Nabi Nuh as mendarat setelah diselamatkan Allah SWT dari hantaman air bah. Perahu fenomenal ini hanya dinaiki 40 keluarga saja. Putra Nabi Nuh pun ada yang tenggelam karena ingkar pada ajaran ayahnya dan menolak ketika diajak ikut menaiki perahu agar selamat. 40 keluarga yang selamat itulah cikal bakal seluruh umat penghuni dunia fana ini.
  Tanggal 10 Muharam Nabi Ibrahim as diselamatkan Malaikat Jibril saat dibakar oleh Raja Namrud dan para pengikutnya.
–  Tanggal 10 Muharam Nabi Musa as bersama Bani Israil meraih kemenangan atas pertempurannya dengan Fir’aun dan bala tentaranya berkat mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Musa as, yaitu dengan tongkatnya bisa membelah Laut Merah menjadi jalan yang bisa dilalui untuk menyelamatkan diri. Hari kemenangan Nabi Musa as ini kemudian oleh kaum Bani Israil diperingati sebagai Hari Asyura’ dan dirayakan dengan menunaikan puasa.
– Tanggal 10 Muharam Nabi Daud as diterima tobatnya oleh Allah SWT. Diriwayatkan Nabi Daud as meski sudah memiliki 99 istri tapi suatu hari dia keblinger hendak merebut istri orang lain. Datang malaikat yang menyamar dalam wujud manusia biasa dan menyindir Nabi Daud agar sadar dan segera bertobat.
  Tanggal 10 Muharam Nabi Sulaiman as dipulihkan kerajaannya. Sebagai bentuk syukurnya maka pada tanggal 10 Muharam Nabi Sulaiman berpuasa.
   Tanggal 10 Muharam Nabi Yunus as dikeluarkan Allah SWT dari dalam perut ikan Nun/Khuut (paus) setelah berada dalam perut ikan selama 40 hari.
  Tanggal 10 Muharam Nabi Isa as dibawa naik ke langit untuk diselamatkan dari rencana penyaliban yang akan dilakukan oleh kaum Bani Israil yang kejam, dan digantikan dengan Yahuza. Jadi, yang disalib sebenarnya bukanlah Isa as melainkan Yahuza, salah seorang murid (pengikunya).
   Tanggal 10 Muharam Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah (perpindahan) dari kota Mekah ke kota Madinah. Sesampainya di Madinah Nabi melihat orang-orang Yahudi sedang melakukan puasa Asyura’. Nabi bertanya “hari apa ini sehingga kalian berpuasa?” Orang-orang Yahudi menjawab, “ini adalah hari baik, pada hari ini Allah selamatkan Musa dan umatnya serta meneggelamkan Fir’aun dan pengikutnya. Karenanya, Musa as berpuasa pada hari ini sebagai rasa syukur dan kami juga berpuasa. Nabi SAW pun bersabda “Kami lebih berhak dan lebih utama terhadap Musa daripada kalian (kaum Yahudi).” Untuk menghormati Musa as, Rasulullah Muhammad SAW pun berpuasa pada hari itu dan menganjurkan agar para sahabat untuk berpuasa pada 10 Muharam. Akan tetapi, agar berbeda dengan puasa yang dilakukan orang Yahudi, Rasulullah menganjurkan agar umatnya melakukan puasa  tanggal 9 dan 10 Muharam. Peristiwa hijrah sebaiknya kita ambil sebagai sebuah pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Betapa berat perjuangan Rasulullah SAW menegakkan agam Allah SWT, sampai-sampai dalam menyebarkan ajaran-Nya Muhammad SAW harus rela meninggalkan kota kelahirannya Mekah demi berlangsungnya penyebaran siar Islam. 
  Tanggal 10 Muharam 61H terjadi peristiwa terbunuhnya Husain (cucu Rasulullah SAW) oleh Yazid bin Mu’awiyah di sebuah tempat bernama Karbala. 
Terkait Hari Asyura, ada dua kelompok yang sesat:
    Pertama, kelompok Syiah. Mereka jadikan hari Asyura sebagai hari berkabung dan bela sungkawa, mengenang kematian sahabat Husain. Mereka lampiaskan kesedihan di hari itu dengan memukul-mukul dan melukai badan sendiri.
    Kedua, rival dari kelompok Syiah, merekalah An-Nashibah, kelompok ini sangat membenci ahli bait Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Merekalah orang Khawarij, dan kelompok menyimpang dari Bani Umayah, yang memberontak pada pemerintahan Ali bin Abi Thalib, memproklamirkan menjadi musuh Syi’ah Rafidhah. Mereka memiliki prinsip mengambil sikap yang bertolak belakang dengan Syi’ah.
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah mengatakan, dulu di Kufah terdapat kelompok Syiah, ya mengkultuskan Husain. Pemimpin mereka adalah Al-Mukhtar bin Ubaid Ats-Tsaqafi Al-Kadzab (Sang pendusta). Ada juga kelompok An-Nashibah (penentang), yang membenci Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Salah satu pemuka kelompok An-nashibah adalah Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi. Dan terdapat hadis yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,
من وسع على نفسه وأهله يوم عاشوراء وسع الله عليه سائر سنته
“Siapa yang memberi kelonggaran kepada dirinya dan keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan memberi kelonggaran rizki kepadanya sepanjang tahun.”
Hadits ini diriwayatkan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman, Ibnu Abdil Bar dalam Al-Istidzkar. Hadis ini diperselisihkan keabsahannya oleh para ulama. Sebagian menilai hasan li ghairih (berderajat hasan karena beberapa jalur sanad yang saling menguatkan). Ini sebagaimana keterangan As-Sakhawi, di mana beliau menyatakan, “Sanad-sanad hadits ini, meskipun semuanya dhaif, hanya saja jika semuanya digabungkan maka akan menjadi kuat.” (Al-Maqasidul Hasanah, 225)
Keterangan As-Sakhawi ini dikomentari Al-Albani sebagai kesalahpahaman. Al-Albani mengatakan, “Ini adalah pendapat Sakhawi, dan saya tidak menganggapnya benar. Karena syarat menguatkan hadits dengan menggunakan banyak jalur adalah tidak adanya perawi yang matruk (ditinggalkan) atau perawi tertuduh. Sementara hal itu tidak ada dalam hadits ini.” (Tamam Al-Minnah, 410)
Itulah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tanggal 10 Muharam. Adapun faedah berpuasa Asyura’ adalah dapat menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu. Imam Abu Daud meriwayatkan dari Abu Qatadah ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda; ”Puasa di hari Asyura sungguh saya mengharap kepada Allah Swt bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu.” (HR. Abu Daud)

Pusa Muharam juga akan mendapat pahala 10 ribu Malaikat, 10 ribu orang berhaji dan berumrah, serta 10 ribu orang mati syahid bagi yang melaksanakannya.

Begitu besar paedah dan hikmah yang terkandung pada puasa Muharam. bahkan sebagian ulama salaf menganggap puasa Asyura hukumnya wajib. Namun, berdasarkan hadits Aisyah, kalaupun puasa ini dihukumi wajib, maka kewajibannya telah dihapus dan menjadi ibadah yang sunnah.

Adapun pelaksanaan puasa Muharam adalah tanggal 9 dan 10 Muharam. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Muslim dari Ibnu Abbas. Rasulullah Saw bersabda, ”Jika saya masih ada tahun depan, saya akan berpuasa pada tanggal sembilannya (bersama tanggal sepuluh).

Dan dari Ibnu Abbas juga, Rasulullah Saw bersabda, ”Pusalah kalian pada tanggal sembilan dan sepuluh, bedakanlah dari orang-orang Yahudi.” (HR. Muslim)

Jadi, sebenarnya selain umat Islam, orang-orang Yahudi juga melaksannakan puasa Muharam ini pada tanggal 10. Mereka juga mengenang kehebatan para nabi terdahulu sebelum Islam datang, bahkan ada tanya jawab juga antara seorang Yahudi dengan Rasulullah Saw mengenai puasa yang mereka kerjakan.

Doa pada hari Asyura’
Mari manfaatkan momen hari Asyura’, hari yang penuh keutamaan dan kemuliaan dengan memanjatkan doa:


حَسْبُنَااللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
سُبْحَانَ اللَّهِ مِلْءَالْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَاوَزِنَةَالْعَرْشِ
لاَمَلْجَأَ وَلاَمَنْجَأَ مِنَ اللَّهِ اِلاَّ اِلَيْهِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَالشَّفْعِ وَالْوِتْرِ
وَعَدَدَكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَانَسْأَلُكَ السَّلاَمَةَبِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَاِلاَّبِاللَّهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ
وَهُوَحَسْبُنَ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
”Hasbunallahu wani’mal wakiilu ni’mal maulaa wani’man nashiiru. Subhanallahi mil-al miizaani wa muntahal ’ilmi wa mablaghar ridhaa wazinatal ’arsyi. Laa malja-a walaa manja-a minallahi illa ilaihi subhaanallahi ’adadasy syaf’ir wal witri. Wa ’adada kalimaatillahittaammaati kulliha nas-alukas salaamata birahmatika yaa arhamar raahimina. Walaa haula walaa quwwata illa billahil ’aliyyil 'azhiimi. Wa huwa hasbuna wa ni’mal wakiilu ni’mal maulaa wa ni’man nashiiru. Wa shallalahu ’alaa sayyidina muhammadin wa ’alaa aalihi washahbihii wasallam”

Artinya:
”Cukuplah Allah menjadi sandaran kami, dan Dia sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik Kekasih, dan sebaik-baik Penolong. Maha Suci Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan ’arsy. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah, kecuali hanya kepada-Nya. Maha Suci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna, kami memohon keselamatan dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Paling Penyayang diantara semua yang penyayang. Dan tiada daya upaya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan Dialah yang mencukupi kami, sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, teriring keluarga dan sahabat beliau.”

Referensi:
-     http://salisya.blogspot.com/2010/12/amalan-fadhilah-dan-doa-di-hari-asyura.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.