Dalam posting di bawah judul “jangan pernah
berhenti” saya kisahkan perihal Ludwig Van Beethoven, komposer terkenal dengan
lagu-lagu klasiknya. Stevie Wonder, komposer tunanetra yang menelurkan banyak
lagu hits dan ngetop seantero jagad hiburan. Habibie Afsyah, penyandang penyakit
langka Muscular Dystrophy tipe Becker,
yang merusak syaraf motorik di otak kecilnya sehingga membuat massa tubuhnya
tidak bisa tumbuh sempurna, dan sebagian anggota badannya tidak bisa digerakkan.
Tapi, siapa menyana dengan kekurangan yang ada dalam dirinya, mencuat sebuah
kelebihan yang tentu saja itu berkat kekuasaan Alloh SWT, yang Maha Kuasa atas
tiap sesuatu. Habibie Afsyah ngetop sebagai pakar internet marketing. Dari website yang dikelolanya sebagai affiliate Amazon.com dan AdSense.com dia
berhasil meraup komisi ribuan dollar perbulan.
Juga, Ferrasta Subardi alias Pepeng. Penyandang
penyakit langka Multiple Sclerosis ini
begitu gigih berjuang dalam keterbatasan gerak fisiknya, namun bisa
menyelesaikan studi S-2 di Program Pasca Sarjana Psikologi UI jurusan Psikolgi Intervensi
Sosial dengan predikat Summa Cumlaude.
Dalam keterbatasan gerak Pepeng punya hasrat menggebu untuk menyelesaikan S-3,
tapi belum ada institusi yang menyelenggarakan perkuliahan jarak jauh selain UT,
kudu hadir. Tapi, akhirnya Pepeng
dapatkan kesempatan menempuh studi S-3 atas beasiswa.
Di pengujung tahun lalu, PPPA Daarul Qur’an
kedatangan tujuh Syeikh, yaitu Syeikh Ammar Haitsam Bugis (Saudi), Syeikh Ahmad
Assyahari, Syeikh Ali Sinan, Syeikh Abdullah As Sajarah, Syeikh Ghamdan Syuroh,
Syeikh Miftah Al Wasobi, Syeikh Muhammad Al Hasyidi, dan Syeikh Ahmad Al
Kannas.
Di antara Syeikh tersebut, yang paling
menggetarkan kalbu akan Kebesaran Alloh SWT adalah profil Syeikh Ammar Haitsam
Bugis. Embel-embel Bugis di belakang namanya diambil dari nama kakek buyutnya Syeikh
Abdul Muthalib Bugis yang berasal dari Sulawesi yang hijrah ke Mekkah dan
mengajar Tafsir di Masjidil Haram.
Syeikh Ammar lahir di Amerika Serikat, 22
Oktober 1986. Syeikh Ammar menderita lumpuh sejak berusia 2 bulan. Hanya mata
dan mulutnya saja yang bisa digerakkan, walau nada bicaranya kurang jelas tapi
tak mengurangi terjalinnya komunikasi dengan berbagai pihak.
Syeikh Ammar sempat mengecap pendidikan di
sekolah formal ketika di AS, namun ketika ayahnya kembali ke Jeddah setelah
menyelesaikan studinya, Syeikh Ammar mengalami penolakan dari sekolah di
Jeddah. Akhirnya Syeikh Ammar menempuh pendidikan Homeschooling, dengan menghafal Al-Qur’an sejak usia 11 tahun dan
selesai 30 juz pada usia 13 tahun. Lalu Syeikh Ammar menempuh pendidikan di
jurusan jurnalistik King Abdul Aziz
University. Menjadi wartawan olahraga Harian Al Madina yang terbit di Jeddah, dan kolumnis Harian Ukaz terbitan Riyadh.
Syeikh Ammar menjadi dosen di Universitas
Dubai sambil menyelesaikan pendidikan S-2 yang difasilitasi bea siswa Pangeran
Uni Emirat Arab, Hamdan bin Muhammad bin Rasyid Al Makmur Al Fazza. Syeikh
Ammar punya kakak lelaki Hasan Bugis yang jadi pilot di Saudi Airline. Sedang adik perempuannya juga lumpuh seperti Syeikh
Ammar, tapi mampu menyelesaikan pendidikan di Kedokter sehingga bisa menjadi
seorang dokter.
Yang membuat kalbu bergetar, di hadapan
ribuan jamaah yang hadir pada Selasa, 25 Desember 2012, Syeikh Ammar mohon jamah
berkenan mendoakannya agar diberi kesempatan oleh Alloh SWT bisa menggerakkan
tubuhnya barang 10 detik saja, tak lain untuk dimanfaatkannya bersujud kepada
Alloh dan membuka sendiri mushaf Al Qur’an yang belum pernah dilakukannya
sendiri.
Permintaan Syeikh Ammar ini tak pelak membuat
ratusan jamaah menangis terharu, termasuk ustadz Yusuf Mansyur yang berada di
sebelahnya menitikkan air mata haru. Dalam keterbatasan gerak tubuh, meski
hanya mata dan mulut yang bisa digerakkan, siapa sangka Syeikh Ammar mampu
menghasilkan karya fenomenal berupa kisah perjuangan hidupnya menjadi buku
berjudul Qohir Al Mustahil (Penakluk
Kemustahilan).
Dalam taushiyahnya Ustadz Yusuf Mansyur
menegaskan, fenomena Syeikh Ammar Bugis menunjukkan bahwa tidak ada yang
mustahil bagi Alloh SWT. ”Namun pikiran dan perasaan kita yang suka
memustahilkan diri kita. Akhirnya itu jadi doa buat kita sendiri,” katanya.
Dalam sebuah hadits qudsi, Alloh SWT
menyatakan bahwa “Aku ini sebagaimana persangkaan hamba-Ku.” Artinya, Alloh
akan “menuruti” persangkaan pikiran dan perasaan manusia akan takdirnya
sendiri. Ustadz Yusuf Mansyur memberi contoh, banyak orang merasa mustahil bisa
naik haji karena kondisinya miskin atau banyak utang. Akibatnya, ya mustahil
beneran. Padahal, dengan bersandar pada Alloh Yang Maha Kuasa, kemiskinan dan
utang bukan hambatan untuk ke Tanah Suci.
Kata,
Baca
Dengan ”kata” Alloh SWT menciptakan dunia dan
seisinya ini. Kun kata Alloh, maka
jadilah ia. Firman-firman Alloh yang absolut, mutlak benar, bukan asumsi apalagi
spekulasi, tidak ada keraguan atasnya, itu semua adalah kata. Lalu para hamba-Nya
dianjurkan membaca (iqraa’) untuk menyelami kedalaman makna yang tersembunyi agar
mengerti esensi penciptaan dirinya. Keterbatasan orang-orang yang disebut di
awal tulisan ini, semua bermula dari kata. Alloh berfirman untuk menakdirkan
mereka jadi terbatas, untuk “dibaca” orang lain sehingga menjadikan mata
hatinya terbelalak sesungguhnya bila Alloh Maha Berkehendak, apa yang Dia
inginkan terjadi maka terjadilah.
Semua keterbatasan yang dialami nama-nama yang disebut
di awal tulisan ini adalah ”kata-kata” yang patut kita ”baca” agar kita
menyadari bahwa sesungguhnya Alloh Maha Berkehendak menjadikan seseorang
terbatas, tapi juga sekaligus menjadikannya memiliki kelebihan yang tak
sesiapapun menyana dan menyangka. Subhanallah. Maha Besar Alloh dengan segala
firman-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.