Jumat, 04 Januari 2013

Zikir Akhir Tahun


Mengapa mengisi acara pergantian tahun harus ada ritual doa? Untuk memberi nilai lebih pada kegiatan menyambut kedatangan tahun baru ke hal yang lebih positif dan penuh manfaat dibanding hura-hura yang tak berguna apalagi disemarakkan dengan pesta miras dan narkoba.
Doa atau lebih afdol lagi mewiridkan zikir, tentu lebih bermanfaat bagi diri sendiri apalagi orang-orang sekitar lingkungan. “Orang yang berzikir seperti orang yang hidup. Sedangkan, yang tidak pernah berzikir seperti orang mati.” Itulah perumpamaan yang disampaikan Rasulullah SAW buat orang yang berzikir, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari.
Orang yang berzikir bagaikan ikan di laut, seumur hidupnya di air asin tapi tidak berubah menjadi asin. Ikan yang sudah mati, beberapa jam saja ditaruh di air garam, rasanya akan menjadi asin. Dengan analogi ini, orang yang lisannya senantiasa melantunkan kalimah tauhid dan dalam kalbunya selalu tersambung pada “tali” Allah, niscaya tidak akan mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk. Sebaliknya, orang yang lisannya tak biasa melantunkan asma-asma Allah dan hatinya renggang jauh dari sandaran pada Rabb-nya, bila mendapat godaan dari lingkungannya dalam sekejap bisa terjerumus pada perbuatan dosa.
Jadi, efek zikir luar biasa bagi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Orang yang biasa berzikir akan merasakan dampak positif. Pikiran terasa tenang, hati tenteram, gerak-gerik langkah dan perbuatan terkontrol tidak grusa-grusu. Semua itu tak lain karena apa yang dilakukan senantiasa dalam tuntunan dan lindungan Allah. Seseorang yang perilakunya baik tentu akan membuat orang lain tenang dan terbawa suasana kebaikan. Jadi, seseorang yang sikap, perbuatan dan perkataannya tidak menyimpang dari ajaran Al-Quran dan Hadits memberi pengaruh positif bagi orang lain di sekitarnya (lingkungannya).
Lain halnya orang yang tak biasa berzikir. Hatinya akan selalu diliputi perasaan galau, resah gelisah, pikiran tidak tenang. Dengan begitu sikapnya akan menyimpang dari tata aturan (etika) kehidupan, dan akan melanggar rambu-rambu petunjuk dan larangan Allah  seperti yang telah termaktub dalam Kitab-Nya.
Melakukan zikir tidak asal lisan melantunkan asma-asma Allah, tapi harus diresapkan ke dalam hati sanubari. Karena itu, perlu menguasai ilmunya. Benar-benar memahami ajaran agama Islam terutama ilmu tauhid (ketuhanan). Sehingga dalam berzikir, akan merasakan nikmatnya ketika bibir melantunkan asma-asma Allah, hati ikut bergetar, pikiran menjadi tenang dan sejuk. Lebih-lebih bila saat berzikir itu sampai meneteskan air mata karena betul-betul memahami arti asma-asma Allah yang berjumlah 99 itu. Apalagi bila disertai membayangkan semua kesalahan dan dosa yang pernah diperbuat selama kurun waktu satu tahun yang lewat.
Sehingga zikir yang dilakukan di penghujung malam pergantian tahun akan menjadi energi untuk melakukan perubahan dibidang iman, zikir hendaknya berimbas pada kesalihan spiritual dan sosial pada tahun yang akan dimasuki (tahun baru). Zikir yang membawa efek positif bagi perubahan diri dan lingkungan ini, tak ubahnya bagai letupan mercon yang mengeluarkan pendar cahaya kembang api yang beraneka warna. Memberi keriangan dan keceriaan bagi orang yang melihatnya. Demikian pula dengan zikir yang dilakukan, apalagi kalau secara berjamaah, irama suara yang membahana bergetar membuat kalbu ‘meletupkan energi’ untuk berubah dan lahirlah cahaya iman yang kian berseri terpancar di wajah. Memberi ketenangan dan kemantapan hati untuk menapaki kehidupan di tahun baru nantinya.   
Orang yang melakukan zikir di penghujung malam pergantian tahun, dengan penuh kekhusyukan dan meresap ke dalam kalbunya. Bila itu memberi efek berupa terjadinya perubahan pada sikap, perbuatan dan perkataannya menjadi lebih terjaga sesuai dengan ajaran Al-Quran dan Sunah Rasulullah SAW, maka mustahil bila dia masih akan melakukan tindakan-tindakan yang zalim, manipulatif, koruptif, dan perbuatan tercela lainnya. Karena dia sadar bahwa Allah melihat dan mengawasinya. Artinya, zikir yang dilakukan harus memicu rasa takut, menambah keimanan dan kecintaan serta ketakwaan kepada Allah.
Zikir merupakan amalan satu-satunya yang diperintahkan Allah untuk diperbanyak. “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab [33] : 41).
Syekh Muhammad Shalih al-Munjid dalam artikelnya berjudul “Adab Dzikrillah” mengatakan, bila keimanan seseorang diumpamakan sebuah pohon, akidah adalah akar yang bercokol kuat, amal saleh diibaratkan ranting pohon, dan budi pekerti mulia adalah buahnya. Maka, zikir adalah air jernih yang senantiasa mengaliri dan membasahi tanaman itu.
     Ini seperti riwayat dari ad-Dailami, yaitu membaca Al-Quran dan berzikir akan menumbuhkan keimanan di kalbu, laksana air yang menghidupi pohon. Karenanya, zikir jangan hanya dijadikan pengisi acara menyambut tahun baru, tapi hendaknya jadi kebiasaan dalam keseharian sepanjang hidup di tahun yang baru, bahkan selamanya sampai akhir hayat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.