Kematian
bahwa semua rahasia itu milik Tuhan
tentang kematian pun kita semua awam
misterinya terlampau dalam untuk
diselam
bahwa semua kejadian itu otoritas
Tuhan
tentang kematian pun kita tak
mengerti
misterinya terlampau tinggi untuk
dikaji
bisa tidak bisa, harus sanggup
menghadapi
begitulah, bila takdir kematian
saatnya tiba
tak seorang pun bisa berdamai
dengannya
siap tidak siap, harus bersedia
menerima
begitulah, bila batas perjalanan segera
berakhir
tak seorang pun bisa menunda keberangkatan
mau tidak mau, harus siap kembali ke
Sisi-Nya
begitulah, bila napas kehidupan harus
berhenti
tak seorang pun bisa mengelak barang
sejenak
”Allahumma’jurni fi mushibati wa
ahlif li khairan minha”
musibah dan kematian memang sudah
dijanjikan,
kapan akan terjadi kita mesti ikhlas
menerima
Sabtu, 28-03-2015
*) mengenang Yoga “Olga” Syahputra bin Nurokhman (8-02-1883 – 27-03-2015) Meninggal di RS Mount Elizabeth Singapura, Jumat, 27-03-2015, pukul 17.17 waktu setempat (16.17 WIB), dan dimakamkan di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Sabtu, 28-03-2015 pukul 12.30 WIB.
Mengenai kematian (maut), bisa diselami pada kutipan Surah dan ayat Alquran berikut ini:
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ
الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ
وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Katakanlah:
”Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian
itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Alloh), yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan”. [Q.S. Al-Jumu’ah (62) : 8]
وَمَا جَعَلْنَا
لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
Kami tidak
menjadikan hidup abadi bagi seseorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka
jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai
cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu
dikembalikan. [Q.S. Al-Anbiyaa’ (21) : 34-35]
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ
الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ
وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Maha suci Alloh yang di Tangan-Nya lah segala Kerajaan,
dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia
Mahaperkasa lagi Mahapengampun. [Q.S. Al-Mulk (67) : 1-2]
*****
Almarhum Yoga ”Olga” Syahputra |
Sosok fenomenal di jagad komedi Tanah Air ini lahir pada 8
Februari 1983. Dia meniti karir di panggung hiburan sejak dari NOL banget. Dari
sekedar jadi penonton artis beranjak jadi asisten artis. Di antara artis yang
biasa dibantunya adalah Rita Sugiarto. Ke mana pun biduanita dangdut era-80-an
itu manggung, Olga selalu turut serta. Karena, Olga selalu jadi ”tukang”
bawakan tas make up Rita Sugiarto.
Kemudian, foto model Betrand Antolin. Awal perkenalan
Betrand dengan sosok Olga bermula di sebuah Mal, saat itu dengan pedenya Olga yang saat itu pakai baju SMA mendekati Bertrand untuk sekedar berkenalan dan meminta tandatangan. Sebuah kebiasaan
yang dilakukan Olga saat berjumpa artis adalah minta tandatangan dan foto. Di dekat rumah Olga di Cipinang ada satu rumah besar yang selalu dijadikan tempat shoting film. Olga setiap hari nonton orang yang shoting itu untuk sekedar berkenalan dan minta foto artis.
Karena setiap hari (siang malam) Olga ke situ, Olga sering diminta bantu untuk memebelikan makanan artis-artis yang shoting. Di situlah Olga kenal dengan Tante Yoade, yang kemudian mengenalkan Olga dengan Aditya Gumay, pemilik Sanggar Ananda. Olga diminta Aditya untuk main di acara Lenong Bocah. Sangkaan Olga langsung main sebagai salah satu pemeran dalam acara. Tapi, nggak tahunya disuruh dulu belajar dan latihan di Sanggar Ananda. Betapa menyedihkannya perjalanan Olga untuk bisa ikut latihan di Sanggar yang sejatinya harus bayar iuran itu, padahal Olga adalah orang tak berpunya.
Belajar seni peran di Sanggar Ananda, Olga berempat sekawan dengan Ruben Onsu, Lia Waode dan Chika Waode. Di samping anggota sanggar lainnya seperti Tina Toon, Melissa Grace, Noval, dan lainnya. Ruben dan Olga sering ngojek bareng dari Slipi ke Sanggar Ananda di Pintu Senayan. Menurut Ruben, Olga pernah bilang ”kalau kita udah terkenal Lu jangan lupa kalau kita pernah ngojek bareng di Slipi.” Bahkan pernah satu kamar kost di rumah susun, saling melengkapi kebutuhan dari duit yang ada. Misal, kalau Olga beli gayung maka Ruben beli sikat dan pasta giginya. Sewaktu casting pun keduanya saling bergantian baju agar tidak terlihat itu-itu saja bajunya. Ditolak ikut casting karena muka penuh jerawat, adalah kenangan yang tak dilupakan Ruben.
Akhirnya, Olga memang main di acara ”TINA TOON & LENONG BOCAH MOVIE” tahun 2004 bersama Tina Toon dan Melissa disutradarai oleh Aditya Gumay. Akhirnya, Olga dan Ruben memang terkenal. Itu semua berkat kerja keras yang begitu ulet mereka perjuangkan. Sampai suatu hari, tatkala uang iuran sudah menumpuk belum dibayar, Olga minta izin emaknya untuk menjual kulkas agar bisa bayar iuran di Sanggar. Olga berceritera ke Betrand tentang kesulitannya menanggung utang ke sanggar, Bertrand pun melarang Olga menjual kulkas, dan memberikan uang untuk Olga membayar iuran itu. Tapi, itu hanya sesaat.
Karena setiap hari (siang malam) Olga ke situ, Olga sering diminta bantu untuk memebelikan makanan artis-artis yang shoting. Di situlah Olga kenal dengan Tante Yoade, yang kemudian mengenalkan Olga dengan Aditya Gumay, pemilik Sanggar Ananda. Olga diminta Aditya untuk main di acara Lenong Bocah. Sangkaan Olga langsung main sebagai salah satu pemeran dalam acara. Tapi, nggak tahunya disuruh dulu belajar dan latihan di Sanggar Ananda. Betapa menyedihkannya perjalanan Olga untuk bisa ikut latihan di Sanggar yang sejatinya harus bayar iuran itu, padahal Olga adalah orang tak berpunya.
Belajar seni peran di Sanggar Ananda, Olga berempat sekawan dengan Ruben Onsu, Lia Waode dan Chika Waode. Di samping anggota sanggar lainnya seperti Tina Toon, Melissa Grace, Noval, dan lainnya. Ruben dan Olga sering ngojek bareng dari Slipi ke Sanggar Ananda di Pintu Senayan. Menurut Ruben, Olga pernah bilang ”kalau kita udah terkenal Lu jangan lupa kalau kita pernah ngojek bareng di Slipi.” Bahkan pernah satu kamar kost di rumah susun, saling melengkapi kebutuhan dari duit yang ada. Misal, kalau Olga beli gayung maka Ruben beli sikat dan pasta giginya. Sewaktu casting pun keduanya saling bergantian baju agar tidak terlihat itu-itu saja bajunya. Ditolak ikut casting karena muka penuh jerawat, adalah kenangan yang tak dilupakan Ruben.
Akhirnya, Olga memang main di acara ”TINA TOON & LENONG BOCAH MOVIE” tahun 2004 bersama Tina Toon dan Melissa disutradarai oleh Aditya Gumay. Akhirnya, Olga dan Ruben memang terkenal. Itu semua berkat kerja keras yang begitu ulet mereka perjuangkan. Sampai suatu hari, tatkala uang iuran sudah menumpuk belum dibayar, Olga minta izin emaknya untuk menjual kulkas agar bisa bayar iuran di Sanggar. Olga berceritera ke Betrand tentang kesulitannya menanggung utang ke sanggar, Bertrand pun melarang Olga menjual kulkas, dan memberikan uang untuk Olga membayar iuran itu. Tapi, itu hanya sesaat.
Ruben Onsu menangisi kepergian sobat seperjuangannya untuk selama-lamanya |
Sosok pekerja keras ini, kerja dan terus kerja. Karena sebagai
anak sulung dari tujuh bersaudara, praktis dialah tulang punggung keluarga. Sayangnya,
dalam kerasnya bekerja, Olga tidak membarenginya dengan pola hidup yang sehat dan teratur. Konon,
dalam satu hari Olga bisa lima kali mengonsumsi mie instant, junk food dan
makanan berminyak (goreng-gorengan). Mungkin dipicu pola makan yang tidak sehat sementara ritme bekerjanya dari satu program ke progam lainnya pada stasiun televisi berbeda-beda, sehingga secara
diam-diam penyakit radang selaput otak (meningitis) bersemayam dalam badannya dan menggerogoti
daya tahan tubuhnya. Setelah dirawat satu minggu di RS Pondok Indah Jakarta, sejak 24-4-2014, akhirnya sejak 3-5-2014 Olga dirawat selama 11 bulan di RS Mount Elizabeth Singapura, dengan kondisi sesekali hilang kesadaran 2-3 hari. Hingga akhirnya, pada Jumat, 27-2-2015 Olga harus menyerah pada sandaran takdir,
meninggal di usia muda, 32 tahun.
Suhu Naga |
Mbah Mijan |
Yang jelas, seperti pernah saya tulis di postingan lain, pada topik ”Mengenang Ayah Tercinta”, seperti halnya ayahku, Olga meninggal di hari Jumat, hari yang begitu penuh barokah. Di mana salah satu tanda orang yang meninggalnya husnul khotimah adalah meninggal dunia di hari Jumat, ganjarannya dia akan dibebaskan dari azab kubur. Apalagi bila mengingat betapa amal kebaikan Olga pada teman-temannya dan orang-orang di sekitar kehidupannya, yang demikian baik, bahkan seperti diungkapkan rekan kerjanya di dunia entertainment adalah ”baik banget”.
Di antara kebaikan itu, Olga menyantuni beberapa anak yatim-piatu, membantu orang-orang yang kesusahan, selalu membagi rezeki ke orang sekitarnya. Yang disayangkan, di balik materinya yang melimpah, Olga tak sempat meluangkan waktunya (cuti dari kerja) untuk menunaikan iabadah Umrah apalagi Haji. Namun demikian, atas amal kebaikannya, maka Insya Alloh Olga dapat tempat yang layak di Sisi Rabb yang begitu menyayanginya. Saking sayangnya, sebelum Olga berubah menjadi orang yang tidak baik, akan lebih baik Alloh akhiri saja masa hidupnya, dengan cara memanggilnya ”pulang” ke Haribaan-Nya di Surga Jannatun Na'im. Semoga begitulah keadaan Olga, Aamiin.
Kemudian, untuk mengenal lebih jelas profil Olga Syahputra, berkunjunglah ke sini:
http://www.kapanlagi.com/indonesia/o/olga_syahputra/
Aditya Gumay |
Tentang Aditya
Gumay
Aditya Gumay lahir di Jambi, 1
Oktober 1966. Ia dikenal sebagai pimpinan Teater Kawula Muda dan Sanggar Ananda
yang sudah didirikan sejak 1986. Aditya identik dengan Sanggar Ananda yang
dikenal sejak tahun 1989 muncul di berbagai tayangan televisi untuk anak-anak
dan Berjaya di tahun 1990-an.
Aditya memiliki 4 orang anak. Bungsu
dari keempat orang anaknya, Ayu Gumay juga terlibat dalam film arahannya, RUMAH
TANPA JENDELA. Film lain hasil karyanya adalah SAYAP KECIL GARUDA. Sebelumnya, Aditya pernah mendapatkan pendidikan Institut Ilmu sosial
dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta dan mengenyam ilmu perfilman di Kurus
Pendidikan Umum Sinematografi yang diselenggarakan oleh Pusat Perfilman Usmar
Ismail.
Setelah 15 tahun malang melintang di dunia broadcast, Aditya memulai debutnya sebagai sutradara untuk TINA TOON & LENONG BOCAH MOVIE muncul tahun 2004. Dan belakangan menjadi juri yang dipilih oleh Didi Petet untuk Indonesia Movie Award yang diselenggarakan bulan Mei 2012.
Bulan Juli 2014, ada rencana Aditya terbang ke Singapura untuk menjenguk Olga. Dan dia telah menyiapkan tiket untuk 8 orang pengurus sanggar. Namun, sayang keluarga dan manjemen Olga belum membolehkan. ”Kata teman-teman juga percuma, karena nggak bisa jenguk,” kata dia menyiratkan sedikit kecewaan. Tapi mau tidak mau dia harus menerima keputusan itu.
Bulan Juli 2014, ada rencana Aditya terbang ke Singapura untuk menjenguk Olga. Dan dia telah menyiapkan tiket untuk 8 orang pengurus sanggar. Namun, sayang keluarga dan manjemen Olga belum membolehkan. ”Kata teman-teman juga percuma, karena nggak bisa jenguk,” kata dia menyiratkan sedikit kecewaan. Tapi mau tidak mau dia harus menerima keputusan itu.