Sabtu, 28 Maret 2015

Misteri Bernama Kematian

Kematian

bahwa semua rahasia itu milik Tuhan
tentang kematian pun kita semua awam
misterinya terlampau dalam untuk diselam

bahwa semua kejadian itu otoritas Tuhan
tentang kematian pun kita tak mengerti
misterinya terlampau tinggi untuk dikaji

bisa tidak bisa, harus sanggup menghadapi
begitulah, bila takdir kematian saatnya tiba
tak seorang pun bisa berdamai dengannya

siap tidak siap, harus bersedia menerima
begitulah, bila batas perjalanan segera berakhir
tak seorang pun bisa menunda keberangkatan 

mau tidak mau, harus siap kembali ke Sisi-Nya
begitulah, bila napas kehidupan harus berhenti
tak seorang pun bisa mengelak barang sejenak

”Allahumma’jurni fi mushibati wa ahlif li khairan minha”

musibah dan kematian memang sudah dijanjikan,
kapan akan terjadi kita mesti ikhlas menerima

Sabtu, 28-03-2015


*) mengenang Yoga “Olga” Syahputra bin Nurokhman (8-02-1883 – 27-03-2015) Meninggal di RS Mount Elizabeth Singapura, Jumat, 27-03-2015, pukul 17.17 waktu setempat (16.17 WIB), dan dimakamkan di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Sabtu, 28-03-2015 pukul 12.30 WIB.


Mengenai kematian (maut), bisa diselami pada kutipan Surah dan ayat Alquran berikut ini:

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah: ”Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Alloh), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. [Q.S. Al-Jumu’ah (62) : 8]

وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِنْ مِتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ 

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seseorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. [Q.S. Al-Anbiyaa’ (21) : 34-35]


تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Maha suci Alloh yang di Tangan-Nya lah segala Kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Mahapengampun. [Q.S. Al-Mulk (67) : 1-2]  
*****
Almarhum Yoga Olga Syahputra
Ada beberapa kali mataku tercekat saat menonton acara tv. Terutama yang mempertontonkan derita (kesedihan) orang. Sabtu (28-03-2015) kemarin, untuk kesekian kalinya mataku tercekat. Manakala menonton tayangan live dalam acara ”Mengenang Olga Syahputra. Dan, setelah sepanjang hari tercekat di acara beberapa stasiun tv yang secara bergantian berpindah chanel dan jam tayang, akhirnya air mataku meleleh juga ketika menonton kilas balik acara Kata Hati di Indosiar pada tahun 2013 yang dipresenteri Raffi Ahmad, ditayangkan ulang sore harinya.
Sosok fenomenal di jagad komedi Tanah Air ini lahir pada 8 Februari 1983. Dia meniti karir di panggung hiburan sejak dari NOL banget. Dari sekedar jadi penonton artis beranjak jadi asisten artis. Di antara artis yang biasa dibantunya adalah Rita Sugiarto. Ke mana pun biduanita dangdut era-80-an itu manggung, Olga selalu turut serta. Karena, Olga selalu jadi ”tukang” bawakan tas make up Rita Sugiarto.
Kemudian, foto model Betrand Antolin. Awal perkenalan Betrand dengan sosok Olga bermula di sebuah Mal, saat itu dengan pedenya Olga yang saat itu pakai baju SMA mendekati Bertrand untuk sekedar berkenalan dan meminta tandatangan. Sebuah kebiasaan yang dilakukan Olga saat berjumpa artis adalah minta tandatangan dan foto. Di dekat rumah Olga di Cipinang ada satu rumah besar yang selalu dijadikan tempat shoting film. Olga setiap hari nonton orang yang shoting itu untuk sekedar berkenalan dan minta foto artis.

Karena setiap hari (siang malam) Olga ke situ, Olga sering diminta bantu untuk memebelikan makanan artis-artis yang shoting. Di situlah Olga kenal dengan Tante Yoade, yang kemudian mengenalkan Olga dengan Aditya Gumay, pemilik Sanggar Ananda. Olga diminta Aditya untuk main di acara Lenong Bocah. Sangkaan Olga langsung main sebagai salah satu pemeran dalam acara. Tapi, nggak tahunya disuruh dulu belajar dan latihan di Sanggar Ananda. Betapa menyedihkannya perjalanan Olga untuk bisa ikut latihan di Sanggar yang sejatinya harus bayar iuran itu, padahal Olga adalah orang tak berpunya.

Belajar seni peran di Sanggar Ananda, Olga berempat sekawan dengan Ruben Onsu, Lia Waode dan Chika Waode. Di samping anggota sanggar lainnya seperti Tina Toon, Melissa Grace, Noval, dan lainnya. Ruben dan Olga sering ngojek bareng dari Slipi ke Sanggar Ananda di Pintu Senayan. Menurut Ruben, Olga pernah bilang kalau kita udah terkenal Lu jangan lupa kalau kita pernah ngojek bareng di Slipi.” Bahkan pernah satu kamar kost di rumah susun, saling melengkapi kebutuhan dari duit yang ada. Misal, kalau Olga beli gayung maka Ruben beli sikat dan pasta giginya. Sewaktu casting pun keduanya saling bergantian baju agar tidak terlihat itu-itu saja bajunya. Ditolak ikut casting karena muka penuh jerawat, adalah kenangan yang tak dilupakan Ruben.

Akhirnya, Olga memang main di acara ”TINA TOON & LENONG BOCAH MOVIE” tahun 2004 bersama Tina Toon dan Melissa disutradarai oleh Aditya Gumay. Akhirnya, Olga dan Ruben memang terkenal. Itu semua berkat kerja keras yang begitu ulet mereka perjuangkan. Sampai suatu hari, tatkala uang iuran sudah menumpuk belum dibayar, Olga minta izin emaknya untuk menjual kulkas agar bisa bayar iuran di Sanggar. Olga berceritera ke Betrand tentang kesulitannya menanggung utang ke sanggar, Bertrand pun melarang Olga menjual kulkas, dan memberikan uang untuk Olga membayar iuran itu. Tapi, itu hanya sesaat.   
Ruben Onsu menangisi kepergian sobat seperjuangannya untuk selama-lamanya
Setelah itu Olga tetap saja dibelit utang. Olga Ngomong ke mbak Ijah (asistennya Aditya Gumay) untuk mundur dari sanggar karena sudah tak kuat untuk membayar iuran. Oleh mbak Ijah disarankan untuk menghadap langsung Aditya, Olga pun masuk ruang kerja Aditya Gumay untuk ngomong, oleh Aditya Olga dibebaskan dari kewajiban membayar iuran. Tidak ahanya itu, perjuangan Olga dari rumah sampai ke Sanggar di Pintu Senayan, harus ditempuhnya naik bus kemudian dilanjutkan jalan kaki. Pokoknya benar-benar dari NOL hingga akhirnya sukses di dunia entertainment. From ZERO To HERO.
Sosok pekerja keras ini, kerja dan terus kerja. Karena sebagai anak sulung dari tujuh bersaudara, praktis dialah tulang punggung keluarga. Sayangnya, dalam kerasnya bekerja, Olga tidak membarenginya dengan pola hidup yang sehat dan teratur. Konon, dalam satu hari Olga bisa lima kali mengonsumsi mie instant, junk food dan makanan berminyak (goreng-gorengan). Mungkin dipicu pola makan yang tidak sehat sementara ritme bekerjanya dari satu program ke progam lainnya pada stasiun televisi berbeda-beda, sehingga secara diam-diam penyakit radang selaput otak (meningitis) bersemayam dalam badannya dan menggerogoti daya tahan tubuhnya. Setelah dirawat satu minggu di RS Pondok Indah Jakarta, sejak 24-4-2014, akhirnya sejak 3-5-2014 Olga dirawat selama 11 bulan di RS Mount Elizabeth Singapura, dengan kondisi sesekali hilang kesadaran 2-3 hari. Hingga akhirnya, pada Jumat, 27-2-2015 Olga harus menyerah pada sandaran takdir, meninggal di usia muda, 32 tahun.
Suhu Naga
Di penghujung tahun, biasa ada paranormal wara-wiri di layar tv meramal nasib seseorang. Kalangan artis yang banyak coba menerawang nasibnya. Setelah Mama Lorent meninggal, Suhu Naga jadi sosok peramal yang meneruskannya. Peramal yang beraliran psycho cybernetics ini telah berhasil memprediksi sejumlah kejadian seperti perceraian artis Jamal Mirdad dengan Lidya Kandouw, sakitnya Olga Syahputra, terancam bubarnya Smash, hingga Fatin menjadi juara X Faxtor.
Mbah Mijan
Awal tahun 2014 lalu, satu peramal yang bernama Mbah Mijan pernah menyebutkan ramalan yang diduga kuat sebagai kematian Olga. Di mana Mbah Mijan menyebutkan jika di tahun 2015 akan ada artis berinisial O meninggalkan panggung hiburan untuk selama-lamanya. Bagaimana kesahihannya? Wallohu ‘alam bish-shawab. Tapi, menurut saya, tentang kematian, telah jelas dalam Alquranul Kariim, seperti yang telah dikutip Surah dan ayatnya di atas.

Yang jelas, seperti pernah saya tulis di postingan lain, pada topik Mengenang Ayah Tercinta, seperti halnya ayahku, Olga meninggal di hari Jumat, hari yang begitu penuh barokah. Di mana salah satu tanda orang yang meninggalnya husnul khotimah adalah meninggal dunia di hari Jumat, ganjarannya dia akan dibebaskan dari azab kubur. Apalagi bila mengingat betapa amal kebaikan Olga pada teman-temannya dan orang-orang di sekitar kehidupannya, yang demikian baik, bahkan seperti diungkapkan rekan kerjanya di dunia entertainment adalah baik banget”.

Di antara kebaikan itu, Olga menyantuni beberapa anak yatim-piatu, membantu orang-orang yang kesusahan, selalu membagi rezeki ke orang sekitarnya. Yang disayangkan, di balik materinya yang melimpah, Olga tak sempat meluangkan waktunya (cuti dari kerja) untuk menunaikan iabadah Umrah apalagi Haji. Namun demikian, atas amal kebaikannya, maka Insya Alloh Olga dapat tempat yang layak di Sisi Rabb yang begitu menyayanginya. Saking sayangnya, sebelum Olga berubah menjadi orang yang tidak baik, akan lebih baik Alloh akhiri saja masa hidupnya, dengan cara memanggilnya ”pulang” ke Haribaan-Nya di Surga Jannatun Na'im. Semoga begitulah keadaan Olga, Aamiin.

Kemudian, untuk mengenal lebih jelas profil Olga Syahputra, berkunjunglah ke sini:

http://www.kapanlagi.com/indonesia/o/olga_syahputra/

Aditya Gumay
Tentang Aditya Gumay
Aditya Gumay lahir di Jambi, 1 Oktober 1966. Ia dikenal sebagai pimpinan Teater Kawula Muda dan Sanggar Ananda yang sudah didirikan sejak 1986. Aditya identik dengan Sanggar Ananda yang dikenal sejak tahun 1989 muncul di berbagai tayangan televisi untuk anak-anak dan Berjaya di tahun 1990-an.
Aditya memiliki 4 orang anak. Bungsu dari keempat orang anaknya, Ayu Gumay juga terlibat dalam film arahannya, RUMAH TANPA JENDELA. Film lain hasil karyanya adalah SAYAP KECIL GARUDA. Sebelumnya, Aditya pernah mendapatkan pendidikan Institut Ilmu sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta dan mengenyam ilmu perfilman di Kurus Pendidikan Umum Sinematografi yang diselenggarakan oleh Pusat Perfilman Usmar Ismail.
Setelah 15 tahun malang melintang di dunia broadcast, Aditya memulai debutnya sebagai sutradara untuk TINA TOON & LENONG BOCAH MOVIE muncul tahun 2004. Dan belakangan menjadi juri yang dipilih oleh Didi Petet untuk Indonesia Movie Award yang diselenggarakan bulan Mei 2012.

Bulan Juli 2014, ada rencana Aditya terbang ke Singapura untuk menjenguk Olga. Dan dia telah menyiapkan tiket untuk 8 orang pengurus sanggar. Namun, sayang keluarga dan manjemen Olga belum membolehkan. ”Kata teman-teman juga percuma, karena nggak bisa jenguk,” kata dia menyiratkan sedikit kecewaan. Tapi mau tidak mau dia harus menerima keputusan itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.