Kamis, 30 April 2015

Prostitusi Online

Tuh kan, apa yang penulis katakana di tulisan terdahulu. Lihat postingan ini: http://senangkalan.blogspot.com/2015/03/seks-maharaja-yang-selalu-punya-tahta.html
Bahwa dengan ditutupnya Gang Dolly sama sekali tidak menjadikan para PSK kehilangan sarana menjajakan diri. Gang Dolly sebagai ”markas” yang dikelola secara terstruktur, sistematis dan masif, memang lebih membuat aman bagi PSK dan pria hidung belang pelanggannya. Aman dalam arti bebas dari penyakit karena ada tim medis yang rutin melakukan kontrol, dan aman juga dari ”garukan” tibum (penertiban umum) atau grebek aparat gabungan.

Bahwa ditutupnya Gang Dolly, hanya mengalihkan ”markas” PSK dari tempat yang dikelola secara profesional oleh mucikari, ke ”markas” yang sama sekali tanpa campur tangan pihak lain, yaitu rumah kost. Buktinya, di Lamongan para PSK buka praktik di rumah kost. Di Bojonegoro, rumah kost yang mirip motel dicurigai biasa dipakai tempat esek-esek, setelah kedapatan seorang pria (42) tewas seusai berkencan dengan PSK STW (separuh tuwa) karena sudah berusia 39 tahun.

Di Nganjuk juga kisah yang sama. Karena lokalisasi Kandangan di daerah setempat ditutup, membuat En (45) mantan mucikari di lokalisasi itu memutar otak untuk bisa melanggengkan bisnis esek-esek yang kadung digelutinya. Jadilah dia menempuh cara menyewakan kamar di bagian belakang rumahnya yang sekaligus diberdayakan sebagai warung. Deretan kamar kost yang disediakannya dibanderol Rp50 ribu per malam.

Keberadaan rumah kost yang jauh dari keramaian dan semrawutnya kota, dan bisa jadi tanpa ditunggui induk semang (pemilik kos), sangat memungkinkan terbukanya peluang bagi sesiapa untuk jadi penghuni. Karena satu sama lain penghuni kost sibuk dengan urusan sendiri, serta budaya a-sosial yang kian menggejala, membuat orang akan acuh pada lingkungan sekitarnya. Keadaan ini membuka peluang di antara penghuni kost membawa pulang PSK untuk berkencan.

Cara Kerja Prostitusi Online

Tertangkapnya Dewi Sundari alias Dee (mucikari prostitusi online) oleh Unit Tipiter Polrestabes Surabaya, mengungkap bagaimana kreatifnya dia menjalankan bisnis prostitusi online. Semua memang berkat kecanggihan teknologi. Dengan memanfaatkan Blackberry Messenger (BBM) Dee membuat grup BBM. Melalui grup BBM itu Dee menawarkan para perempuan yang ”dijualnya” kepada pria hidung belang.

Cara kerjanya, Dee menawarkan perempuan dengan kedok jasa ”Penginapan Plus” kepada calon konsumen. Yaitu, penginapan dengan disertai teman kencan. Jika ada konsumen yang merespons, Dee segera mengirim balasan untuk mentransfer uang booking. Besarannya 30 persen dari tarif yang ditetapkan. Untuk kelas premium tarifnya Rp1,5 juta–Rp3 juta. Tarif itu berlaku untuk kencan short time, sedangkan long time dipatok Rp10 juta.

Tempat kencannya di hotel kawasan Ngagel dan jantung Kota Surabaya. Dee membuat semacam home base di salah satu kamar hotel-hotel di situ. Bila ada pria calon konsumen mem-booking, Dee akan mengirim satu anak buahnya ke home base tadi untuk melakukan kesepakatan. Dee berhasil ditangkap setelah polisi menyamar sebagai calon konsumen.

Kasus Tata Chubby

Deudeuh Alfisahrin alias Tata Chubby alias Empi (26), penghuni kamar kos di Jalan Tebet Utara, Jakarta Selatan, ditemukan tewas setelah berkencan dengan M. Prio Santoso (25). Prio terhubung dengan Tata Chubby melalui akun @tata_chubby. Setelah janjian pelaku mendatangi kamar kos Tata pada 10 April 2015. Besoknya, Tata ditemukan tewas tanpa busana dengan mulut disumpal kaus kaki dan leher terlilit kabel mesin pengering rambut.

Terbunuhnya Tata Chubby semakin menguak lagi fenomena prostitusi online yang kian marak. Mengapa media online? Karena prostitusi online tidak diatur dalam undang-undang, baik KUHAP maupun ITE. Akibatnya para PSK yang menjajakan diri lewat media sosial tidak bisa dijerat hukum, karena tidak ada konstruksi hukum yang jelas untuk memberantas pelaku prostitusi. Kecuali cara kerjanya diatur oleh mucikari seperti pada kasus Dewi Sundari alias Dee di atas.    

Mati Satu Tumbuh Seribu

Media sosial sungguh membawa berkah, tapi terpulang kepada penggunanya, apakah berkah positif atau berkah negatif yang dituju. Semua yang akrab dengan dunia internet hampir pasti punya akun media sosial. Paling tidak satu yakni Facebook, atau dua dengan Twitter. Sedang yang maniak dengan dunia maya, bisa jadi punya banyak akun, seperti Blog, Google+, Path, Instagram, Pinterest, Tumblr, dan lainnya.

Dengan ribuan akun berseliweran di dunia maya, tentu dibutuhkan waktu lama untuk menelusuri satu per satu akun media sosial yang negatif. Dalam sejumlah media sosial banyak akun alter yang terang-terangan menawarkan jasa seks. Sehingga upaya memutus mata rantai tersebarnya ketidaksenonohan di internet akan memerlukan biaya besar dan siapa tahu tenaga sudah hampir habis, namun belum selesai penelusuran. Karena setiap detik bermunculan ribuan akun baru. Jadinya, dibunuh satu tumbuh seribu.        

Legalisasi Prostitusi

Di masa DKI Jakarta dipimpin Gubernur Ali Sadikin, pria yang biasa disapa Bang Ali itu memprakarsai adanya loklisasi prostitusi. Alasan Bang Ali agar para wanita tuna susila  (WTS) –dulu namanya memang begitu, bahkan ada yang menyebutnya lonte– tidak keleleran di jalan. Di samping itu agar penyakit kelamin tidak menyebar yang akan membuat malapetaka lebih parah.

Di bawah kekuasaan Sutiyoso sebagai gubernur, lokalisasi prostitusi Kramat Tunggak di Jakarta Utara, bisa ditutup dan dijadikan pusat kegiatan keagamaan umat muslim (Islamic Center). Namun lokalisasi Kali Jodo tetap ada meski tidak setenar Kramat Tunggak. Bahkan, kini para PSK yang kebanyakan berusia ABG di kawasan Kali Jodo dipelihara mucikari di kamar-kamar kost. Bila ada pelanggan yang memesan, si mucikari akan mengirimnya ke hotel tempat si pemesan menginap. Semua komunikasi dijalin dengan layanan pesan singkat melalui telepon seluler.

Dengan terkuaknya kasus Tata Chubby, membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mewacanakan membuka kembali lokalisasi prostitusi. Sontak saja memancing pro-kontra suara masyarakat, pengamat, komunitas, budayawan, dan para ahli lainnya. Membuka kembali lokalisasi, menurut Ahok, bukan pada melegalkan pelacuran tapi lebih pada tujuan untuk lebih mengondisikan pada tempat tertentu dan terawasi.

Benar juga. Kalau berkeliaran di jalan-jalan mungkin sudah tidak zamannya lagi. Yang ada ngekos atau tinggal di apartemen. Hubungan dengan calon pelanggan atau yang sudah jadi pelanggan dijalin dengan alat komunikasi seluler atau akun media seperti yang dilakukan Tata Chubby. Nah, kamar kost berkedok prostitusi terselubung inilah yang tidak dikehendaki Ahok, sehingga mewacanakan melokalisasi para penjaja seks di apartemen khusus yang hanya boleh didatangi orang yang tidak suci. Sementara Orang Suci Dilarang Masuk.

Tidak itu saja, Ahok juga menghendaki adanya semacam sertifikat bagi para PSK. Wah, ada-ada saja ide nyeleneh matan politikus Gerindra itu. Lantas, kalau PSK yang mengantongi sertifikat profesi, apakah akan membuat ”nilai jualnya” semakin tinggi? Tergantung, lihat dulu kondisi ”barangnya” kalau masih muda dan terjaga, tentu mahal. Tapi kalau sudah beranjak tua dan penuh selulit, wow boleh tawar menawar dong. Hahahaha. PSK bersertifikat itu, ternyata Ahok mengadopsinya dari Filipina. Ah, sepertinya Ahok tahu persis ya, jangan-jangan… hehehe.  

Kamis, 09 April 2015

1000 Fenomena Edisi 8

Acara Inbox di SCTV (Rabu, 8-4-2015) pagi, membuat penulis tercekat. Pada segmen Inbox Magic menghadirkan Deni Darko, seorang magician yang biasa melakukan tantangan kepada para penonton Inbox di Studio SCTV. Tapi banyak yang tidak puas kalau hanya menantang para penonton di dalam Studio, ada yang menginginkan agar penonton yang di luar Studio juga ditantang.

Deni Darko akan melepas papan penyangga tubuh Imas setelah satu kursi di bagian kaki diambil (disingkirkan)
Ketika Deni Darko coba untuk memenuhi keinginan itu, maka dicarilah siapa kira-kira orang yang akan ditantang. Ketika kamera menangkap sosok seorang pemulung yang sedang mencari plastik bekas minuman kemasan dan bentuk sampah lainnya, maka Deni coba memanggilnya. Di luar dugaan si pemulung itu pun memenuhi ajakan untuk masuk ke sekitar panggung Inbox.

Rendra sedang mengikuti prosesi mejik oleh Deni Darko melalui alam bawah sadarnya 

Setelah terjadi dialog basa basi perkenalan, si pemulung mengaku bernama Rendra. Dari dialog antara Deni Darko dan para host Inbox di antaranya Andika Pratama, Narji Cagur, Fero dan Enzi dengan Rendra, didapat pengakuan bahwa Rendra hanyalah seorang drop out SD. Karenanya, hanya memulunglah yang bisa dilakukannya sebab untuk cari pekerjaan lain tak ada bekal ijazah yang bisa diandalkan.

tampak tubuh Imas bisa telentang hanya dengan disangga kursi di bagian kepala dan tongkat pengais sampah yang
dipegang Rendra di bagian kaki.
Menurut Rendra, meski telah menikah selama 10 tahun namun istrinya baru hamil sekarang dengan usia kandungan masuk 6 bulan. Dari memulung hasil yang didapatnya antara Rp22.000 sampai Rp35.000 per hari. Dari penghasilan itu, dia alokasikan untuk sewa kontrakan Rp100.000 per bulan dan sisanya ditabung untuk persiapan biaya persalinan, yang Alhamdulillah, kata Rendra, sudah terkumpul sekira Rp250.000.

Menghayati Arti Syukur

Meski SD saja tidak tamat, Rendra bersyukur karena dikaruniai Tuhan anggota tubuh yang komplit dan sehat. Sebab, orang lain ada yang tangan atau kakinya cuma sebelah sehingga terpaksa harus mengemis untuk mencari rezeki. Sementara dirinya lebih beruntung sehingga bisa punya pilihan lebih baik memulung yang penting halal dan berkah daripada menadahkan tangan meminta-minta belas kasihan orang lain.

Atas apa yang dipaparkan pemulung itu, Deni Darko memberi tanggapan yang begitu menggugah perasaan. ”Apa yang tidak berharga bagi kita, tapi berharga bagi orang lain. Apa yang tidak berguna bagi kita, tapi berguna bagi orang lain. Jadi, jangan pernah menganggap sesuatu itu remeh, sebab bisa jadi begitu sangat membahagiakan orang lin,” demikian Deni Darko.

Apa yang dipertontonkan Rendra bagi penonton Inbox di sekitar lokasi live show dan pemirsa televisi di rumah, tidak lain adalah pengejawantahanan atas Firman Alloh Swt seperti berikut:

٧. وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ 
٨. وَقَالَ مُوسَى إِن تَكْفُرُواْ أَنتُمْ وَمَن فِي الأَرْضِ جَمِيعاً فَإِنَّ اللّهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ 

Yang artinya; Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan. ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” Dan Musa berkata: ”Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” [QS: Ibrahim (14) : 7-8]

Setiap pertanyaan yang diajukan para host, Rendra selalu menjawabnya sambil tersenyum menyiratkan tak ada beban yang menggelayuti wajahnya. Artinya, Rendra menjalani hidup yang sederhana dengan penghasilan yang pas-pasan itu, namun dengan penuh rasa syukur. Keadaan ini membuat Enzi bertanya; kenapa dari tadi saya lihat setiap menjawab bapak dengan tersenyum? Apa jawab Rendra? ”Ya, saya menjalani hidup dengan apa adanya, tidak ngoyo, tidak memaksakan meraih keinginan yang di luar jangkauan kemampuan saya.”

Rezeki dan Kekuatan Suka Menolong

Setelah menjalankan tantangan yang diberikan Deni Darko, yaitu menyangga tubuh seorang cewek bernama Imas, siswi kelas VIII SMP yang kebetulan sedang libur karena kakak kelasnya menempuh Ujian Sekolah, yang tadinya berbaring di atas papan dan disangga kursi, tapi setelah kursi dialihkan dan papan dilepas tubuh Imas hanya berbaring telentang dengan kaki disangga tongkat pengait sampah (alat memulung) yang dipegang Rendra. Tentu saja berhasil atas bantuan magic atau sugesti yang dikirim Deni Darko melalui alam bawah sadar Rendra.

Rendra menampakkan wajah semringah namun seakan tak percaya mendapat imbalan Rp300 ribu dari Deni Darko
Setelah berhasil menjalankan ritual magic beberapa menit itu, Deni Darko merogoh kocek dan mengeluarkan 3 lembar seratus ribu dan diberikan kepada Rendra. Begitu polosnya kaum papa, Rendra seakan tak percaya dan berkali-kali bertanya; ”ini buat saya?” Setelah yakin, diapun lagi-lagi bersyukur memuji asma Alloh, Alhamdulillah. Namun tak cukup di situ, Deni menantang lagi dengan memberikan kantong plastik kepada Rendra untuk wadah sampah yang dikumpulkan dalam waktu 2 menit, bila berhasil mengumpulkan sebanyak 500 gram (setengah kilo), juga akan diberi imbalan.

Ketika ditanya oleh host Inbox, untuk apa uang Rp300.000 yang diterimanya dari tantangan pertama. Rendra menjawab, akan dimanfaatkan untuk menambah biaya persalinan dan membeli susu bayi, kemudian untuk membantu temannya yang istrinya sedang hamil 9 bulan (hampir melahirkan). Ketika ditanya lagi, kenapa perlu membantu teman itu sementara Rendra sendiri masih belum cukup? Jawab Rendra, dia teman seperjuangan dan selama ini sering meminjamkan beras bila kami tak punya beras.

Hendra memegangi kantong plastik yang dipakai menyelesaikan tantangan kedua, mengumpulkan sampah selama 2 menit
Dalam waktu dua menit yang ditantangkan Deni Darko bagi Rendra untuk mengumpulkan sampah. Karena Rendra punya filosofi untuk membantu temannya, maka dalam memunguti sampah itu banyak tangan terulur membantu Rendra memunguti sampah dan memasukkannya ke dalam kantong plastik. Setelah ditimbang ternyata beratnya 2,7 kilogram, jauh melampaui 500 gram yang ditantangkan. Ternyata kekuatan suka menolong menunjukkan keajaibannya. Banyak dari penonton Inbox yang suka rela membantu Rendra.

Keajaiban lain dari sesi tantangan yang dijalani Rendra adalah rezekinya berlipat ganda jauh melampaui penghasilan hariannya yang hanya berkisar antara 22-35 ribu rupiah. Setelah ditimbang plastik penampung sampah itu oleh Deni Darko disuruh Rendra memangkunya untuk dimejik. ”Bayangkan bahwa apa yang Anda pangku ini adalah apa yang selama lima tahun ini memberi Anda kekuatan hidup. Coba pejamkan mata Anda dan bayangkan apa yang ada di pikiran Anda untuk membantu orang lain akan Anda wujudkan dengan apa yang ada di pangkuan Anda.”

Rendra tersungkur sujud setelah menerima tiga lembar uang seratus ribu dari Deni Darko.
Tampak uang itu dipeganginya terus, tidak langsung mengantonginya. Namun, syukurnya tak terhingga atas karunia
rezeki yang tak disangkanya akan dia peroleh pagi itu.
Selesai dimejik begitu, Deni Darko menyuruh Rendra membuka karung dan mengeluarkan isinya. Subhanallah, itulah yang berkali-kali digumamkan Rendra manakala melihat lembaran uang pecahan seratus ribuan terselip di dalam gelas-gelas minuman kemasan yang dikeluarkannya. Setelah uang dikeluarkan dari dalam gelas, juga dibantu para penonton lainnya, dan disuruh Rendra menghitungnya, kata Rendra ada 19 lembar (Rp1,9 juta). Mendapat rezeki yang begitu besar, spontan Rendra tersungkur sujud mensyukuri nikmat Tuhan yang dia terima pagi itu. Yang mungkin tidak dia sangka sebelumnya. Tapi begitulah kalau Alloh berkehendak menunjukkan Kebesaran-Nya. Seperti janji-Nya kepada hamba-Nya, akan memberi kemudahan (jalan keluar) dan rezeki yang tidak terduga datangnya.

Seperti dalam Firman-Nya berikut ini:
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: “Barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh Swt, akan diberikan jalan keluar dan rezeki yang tidak disangka-sangka datangnya.” [Q.S. At-Talaq (65) : 2-3]

Setelah disuruh berdiri, Rendra masih tak percaya apa yang terjadi pada dirinya. ”Sebenarnya ada 2 juta yang Anda dapat, tapi mungkin ada satu lagi yang belum ketemu coba dicari lagi nanti. Anda harus ingat seperti yang Anda katakan bahwa uang ini untuk membantu teman Anda yang istrinya akan melahirkan, Anda harus penuhi itu. Sekarang coba katakana apa pesan Anda kepada istri Anda di rumah,” kata Deni Darko.

Rendra sedang menyampaikan pesan kepada istrinya di rumah, walaupun belum tentu istrinya kebetulan menontonnya.
Ya, kalau seandainya dengan keterbatasan itu Rendra ternyata tidak punya TV, tapi apapun keadaan sebenarnya di rumah
kontrakannya, selalu bersyukur atas apa yang ada, di situlah letak kekuatannya. Bagaimana dengan kita?  
Dengan wajah penuh syukur, Rendra pun berkata: ”Ibu, doakan ayah ya tetap sehat dan bisa mencari rezeki. Ibu jaga kesehatan di rumah, mudah-mudahan anak kita juga sehat dan bisa melahirkan dengan sehat dan selamat.” Sebagaimana galibnya kehidupan kaum papa yang serba kekurangan. Begitu juga halnya dengan Rendra dan istrinya, jangankan pergi ke dokter atau bidan memeriksakan kehamilannya, untuk makan saja nasi dihangati untuk besok bahkan sampai tiga hari. 

”Sebenarnya kepingin sih periksa tapi untuk makan sehari-hari saja pas-pasan,” kata Rendra menjawab pertanyaan host Inbox. Pesan terakhir dari Deni Darko; ”hati-hati membawa uangnya.” Ya, mungkin bagi Rendra tak biasa membawa pulang segepok uang begitu. ”Mudah-mudahan tak ada orang yang berniat merampas uang yang dia peroleh dengan jalan halal itu,” demikian gumam penulis sambil beranjak dari depan televisi untuk menuliskan kisah inspiratif dan fenomenal ini.

Minggu, 05 April 2015

1000 Fenomena Edisi 7

Dalam beberapa postingan Blog ini, penulis beri judul 1000 Fenomena, dari edisi 1 dan terhenti di edisi 6 (posted 15 Januari 2013). Sebenarnya banyak fenomena yang bisa jadi bahan melanjutkan edisi berikutnya, namun terlewat begitu saja. Bukan sengaja dilewatkan, tapi postingan berpindah ke topik lain. Karena sosok Olga Syahputra cukup fenomenal, maka postingan kali ini (sebagai lanjutan postingan sebelumnya tentang Olga), penulis kembali menyematkan judul 1000 Fenomena Edisi 7.

Pada postingan tgl. 7 Januari 2015 berjudul ”Nafsu dan Akal”, penulis membahas tentang Alloh Swt menciptakan Nabi Adam beserta pasangannya Siti Hawa, yang Alloh ciptakan dari seruas tulung rusuk Adam sendiri. Kemudian, Alloh menciptakan segala sesuatu di muka Bumi ini terdiri atas berpasang-pasangan. Malam berpasangan dengan siang, gelap dipasangkan dengan terang, panas berpasangan hujan, lelaki berpasangan dengan perempuan, dan lain sebagainya.

Itu semua Alloh maksudkan agar manusia menemukan keseimbangannya. Dari keseimbangan itu, diharapkan akan menciptakan kesempurnaan. Atau paling tidak mendekati kesempurnaan. Untuk itu, Alloh menuntut manusia untuk hidup berdampingan. Satu sama lain saling melengkapi kekurangan. Mereka yang merasa berkecukupan atau bahkan berkelebihan, dianjurkan Alloh untuk memberi kepada yang kekurangan atau membutuhkan.

Filosofi Rezeki

Jumat (3/4) kemarin diperingati 7 hari meninggalnya Olga Syahputra. Rumah orang tuanya di Duren Sawit Jakarta Timur dipenuhi tetamu yang ingin ikutan mengumandangkan wirid doa dalam tahlilan nujuh hari itu. Tidak hanya kalangan selberitis rekan Olga, bukan cuma jiran tetangga, tetapi ada yang datang dari jauh. Mengapa bisa demikin? Bukan semata-mata karena kemahabintangan Olga sebagai selebritis paling populer di Tanah Air.

Semua karena kebaikan hati Olga yang tulus dalam berbagi kepada sesama. Di balik polah Olga yang sering ”nyakit” bagi rekan kerjanya, yang sering mengundang komen tidak baik, yang sering dicemooh. Ternyata terkandung kebaikan yang tulus. Dan setiap kali memberi bantuan tanpa pretensi apa-apa. Bukan bertujuan agar lebih populer atau disanjung orang. Bahkan dalam membantu, Olga sering meminta agar tidak diketahui parapihak yang dibantunya. Artinya, agar dirahasiakan.

Itulah falsafah hidup Olga Syahputra, dalam berbagi kepada sesama bukan bertujuan untuk kian populer, melainkan semata-mata dilandasi pemahaman terhadap ajaran agama Islam yang mendalam. Olga sepertinya paham betul filosofi rezeki. Bahwa rezeki yang diberikan Alloh kepada Olga tidak lain hanyalah sebagai titipan kepada mereka yang berhak, hanya perantaraannya melalui dirinya. Dan, Alloh memerintahkan kepada hamba-Nya agar membagi. ”Di dalam rezeki yang Aku berikan, ada hak anak yatim dan kaum dhuafa,” demikian Alloh berfirman dalam Al-Quran.

Doa dan Keluarga

Di samping falsafah hidup berbagi kepada sesama, motivasi terkuat Olga dalam bekerja adalah ”doa dan keluarga.” Olga sepertinya paham betul, hanya melalui kekuatan doa, segalanya akan lancar. Apalagi sebagai host program acara TV, Olga dituntut untuk punya stamina yang prima. Lebih-lebih ritme kerjanya tak ubahnya bagai ”burung” yang loncat dari pohon ke pohon, dahan ke dahan, ranting ke ranting mengais makanan. Begitulah Olga, dari acara ini ke acara berikutnya, dari stasiun TV satu ke stasiun TV lainnya.

Selain doa, keluarga adalam motivator sejati bagi Olga untuk bekerja keras. Apalagi masa lalu mereka sebagai keluarga tak berpunya, menguatkan tekatnya untuk maju dan semua dimulainya dari NOL. Dari rumah kontrakan di Cipinang Besar Selatan RT.10/RW.9 No.22 Jakarta Timur. Setelah punya sedikit penghasilan, Olga nekat bersama Ruben Onsu dan Chika Waode nyewa Rumah Susun Harum, di Tebet, Jakarta Selatan.

”Yang saya lakukan, semuanya demi keluarga saya, adik-adik saya,” kata Olga. Dalam setiap salat, doa yang dipanjatkan Olga adalah mohon Alloh menjaga dirinya dari kedzaliman orang lain. Biarlah orang mau dzalim atau mau bagaimana pun, asal Alloh tetap menjaga dan tidak menjatuhkannya. ”Kalau memang Alloh menghendaki menjatuhkan saya, sekalipun mengembalikan ke keadaan miskin, dunia akhirat saya ikhlas menerima. Tapi, kalau orang lain yang mau menjatuhkan saya, mohon Engkau jaga Ya Alloh, Ya Rabb,” demikian lantunan doa Olga di setiap salatnya.

Terbukti, Alloh Swt melindungi dia dari kejatuhan walaupun didera kedzaliman bertubi. Diserang melalui social media seperti Twitter, tapi tak membuat Olga Kehilangan job. Justru namanya kian berkibar, jobnya banyak dan rezekinya berlimpah. Dengan demikian membuat semakin banyak kesempatan Olga mebantu orang lain. Setiap bulan dia mentransfer ke rekening orang yang dibantunya biaya pengobatan, sampai akhirnya terhenti karena Olga jatuh sakit. Di titik ini, sepertinya Alloh benar-benar ”menjatuhkan” Olga. Tapi, seperti yang sering diucapkannya dalam doa, dunia akhirat dia ikhlas menerima.

Nafsu dan Akal

Dalam kaitannya dengan nafsu dan akal, ritme kerja Olga seperti penulis sebutkan di atas. Dari acara satu ke acara lainnya, dari stasiun TV ini ke stasiun TV itu, sepertinya menyiratkan alangkah bernafsunya dalam bekerja. Tapi, kalau dikaitkan dengan berbagi rezeki yang dilakukan Olga, ini menegasi bahwa Olga tetap mengedepankan akal pikiran.

Akal dan pikiran merupakan karunia paling mulia yang diberikan Alloh Swt kepada manusia. Orang-orang yang tidak berpikir dan menolak untuk menghamba kepada Tuhan, dipandang sebagai makhluk yang lebih buruk daripada binatang. Akal dalam pandangan Al-Quran dan riwayat, bukanlah semata-mata akal kalkulatif dan logika Aristotelian. Keduanya meski dapat menjadi media bagi akal namun tidak mencakup semuanya.

Karena itu, berulang kali Al-Quran menyebutkan bahwa kebanyakan orang tidak berpikir, atau tidak menggunakan akalnya; sementara kita tahu bahwa kebanyakan manusia melakukan pekerjaannya dengan berhitung dan kalkulatif pada seluruh urusannya. Memandang sama akal dan berpikir kalkulatif merupakan sebuah kesalahan epistemologis.  Bahkan melakukan komparasi dan memiliki kemampuan berhitung semata-mata merupakan salah satu media permukaan akal yang lebih banyak berurusan pada masalah angka-angka dan kuantitas. Masalah untung dan rugi.

Padahal, dalam realitasnya segala sesuatu, baik dan buruk, diberi petunjuk dan disesatkan, kesempurnaan dan kebahagiaan, dan lain sebagainya diperlukan cahaya yang disebut sebagai sebuah anasir Ilahi yang terpendam dalam diri manusia. Anasir ini adalah akal dan fitrah manusia dalam artian sebenarnya. Sebagaimana sesuai dengan sabda Imam Ali As bahwa nabi-nabi diutus adalah untuk menyemai khazanah akal manusia.

Menghitung Nikmat

Dalam Islam, akal dan agama adalah satu hakikat tunggal dan sesuai dengan sebagian riwayat, di manapun akal berada maka agama akan selalu mendampingi, tidak ada jarak yang terbentang antara iman dan kekufuran kecuali dengan kurangnya akal. Makanya, dalam firman-Nya Alloh mengingatkan manusia untuk menggunakan akal pikirannya. Agar bisa memahami betapa tidak terbatasnya karunia Alloh, mengapa kita harus membatasi penghambaan kepada-Nya.

Coba perhatikan firman Alloh Swt dalam Surah Ibrahim (14) : 34 ini:

وَءَاتَىٰكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ ۗ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

”Jika kamu menghitung nikmat Alloh, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya.”

Bisakah kita menghitung nikmat Alloh Swt? Lalu, nikmat seperti apa yang coba akan dihitung? Untuk bisa hidup, semua makhluk yang melata di muka Bumi ini perlu bernapas. Berapa volume oksigen yang masuk dan keluar paru-paru kita dalam setiap menit? Bisakah dihitung? Oksigen yang kita hirup melalui hidung itu kemudian mengalir ke seluruh raga untuk membakar energi, sehingga bisa menopang daya aktivitas metabolism tubuh dan gerak anggota badan.

Coba ingat-ingat kapan terakhir kita mengalami sakit flu berat sehingga sebelah lobang hidung kita mampet? Sehingga praktis hanya sebelah lobang hidung yang bekerja menghirup dan mengembuskan udara. Atau justru kedua lobang hidung itu mampet semua, dan kita terpaksa bernapas lewat mulut. Coba juga bayangkan kalau seandainya jantung kita berhenti berdetak lima detik saja. Tentu orang di sekitar kita akan berkesimpulan bahwa kita sudah wafat, dan segera akan diumumkan di pengeras suara merek TOA di menara masjid.

Peringatan yang Diulang-ulang

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

”Fabiayyi âlâ’i Rabbikumâ tukadz-dzibân” (maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?), Q.S. Ar-Rahman (55) : 13 (dan di beberapa ayat berikutnya).

Kalimat tanya ini tidak hanya disebut pada ayat 13 Surah Ar-Rahman, melainkan 31 kali disebutkan di akhir setiap ayat yang menjelaskan nikmat Alloh yang diberikan kepada manusia. Dinamakan Ar-Rahmaan (Yang Mahapemurah) berasal dari kata Ar-Rahman yang terdapat pada ayat pertama surah ini. Ar-Rahman adalah salah satu dari 99 asmaul husna (nama-nama) Alloh.

Tiga Tabiat Buruk

Melalui Surah ini Alloh seolah memberi sinyal kepada kita akan sifat kita yang pelupa, kufur nikmat, dan tidak mau berpikir. Itulah tiga tabiat buruk manusia. Pelupa, adalah hilangnya kemampuan untuk menyebutkan atau mengolah kembali apa yang telah diterima/didengar. Kufur nikmat, adalah mengingkari segala nikmat yang diterima. ”Mereka mengetahui nikmat Alloh (tetapi) kemudian mereka mengingkarinya…” [QS. An-Nahl (16) :  83]. Sedangkan tidak mau berpikir adalah mau simpelnya saja, menggampangkan.

Sebagian besar dari surah Ar-Rahman menerangkan kepemurahan Alloh kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti. Karenanya, berbahagilah atas segala nikmat yang telah Alloh anugerahkan kepada kita. Semua yang ada pada diri kita, sungguh tak akan sanggup kita menyebutkan satu per satu apalagi mengukur kadar kegunaannya untuk mendukung kehidupan kita.

Melalui peringatan yang diulang-ulang dalam Surah Ar-Rahman di atas, hendaknya menjadikan kita lebih terasah kepekaan untuk menyadari sesadar-sadarnya, bahwa segala nikmat kehidupan ini diberikan Alloh kepada kita karena kemurahan-Nya. Sehingga patut kita syukuri, jangan sekali-kali mengingkarinya.

Barang siapa yang membaca Surah Ar-Rahman, dan ketika membaca kalimat ”Fabiayyi âlâ’i Rabbikumâ tukadz-dzibân”, ia mengucapkan Lâ bisyay-in min âlâika Rabbî akdzibu (tidak ada satu pun nikmat-Mu, duhai Tuhanku, yang aku dustakan), jika saat membacanya itu pada malam hari kemudian ia meninggal, maka meninggalnya seperti orang yang mati syahid; jika membacanya di siang hari kemudian meninggal, maka meninggalnya seperti orang yang mati syahid.” (Tsawabul A’mal, halaman 117).