Rabu, 06 Mei 2015

Pepeng, Sebuah Keajaiban

Hari ini, Rabu, 6 Mei 2015, tepat 40 hari meninggalnya Olga Syahputra. Kembali berita kematian seorang pesohor dikabarkan. Ferrasta bin Soebardi yang biasa disebut Pepeng, mantan pemandu Kuis Jari-Jari di RCTI tahun 1992-an, mengembuskan napas terakhir di RS Puri Cinere Depok sekira pukul 10.02 Wib. Lelaki fenomenal ini lahir di Sumenep, Madura, 23 September 1954. Dimakamkan pukul 16.00 sorenya di TPU Jelupang, Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten, persis di sebelah makam ayahnya.
Bens Leo menyaksikan detik-detik Pepeng mengembuskan napas terakhirnya 
Berangkat bersama Cinta

Pengamat musik senior Bens Leo mengaku melihat langsung detik-detik kritis Pepeng, sampai napasnya terembus untuk terakhir kali. Pepeng mengembuskan napas terakhir dalam pelukan istrinya Utami Mariam Siti Aisyah. ”Ada saya, putranya Mio, dan Mbak Tami, istrinya,” ujar Bens seperti dikutp Citra Indonesia.Com di Jakarta, Rabu siang. Bens mengatakan, istri Pepeng datang pada saat-saat terakhir. ”Tapi dia sempat membacakan Al-Quran dan membisikkan kata ’I LOVE YOU’. Dengan demikian berarti Pepeng berangkat menghadap Ilahi Rabbi dengan balutan cinta sang istri. Luar biasa, sungguh ini cerminan istri yang benar-benar salihah, istri yang didambakan setiap lelaki.   

Lukisan Wajah Pepeng
Kembali, misteri kematian memenuhi pikiran. Memang, Pepeng selama sepuluh tahun mengidap penyakit Multiple Sclerosis (MS), atau lumpuhnya saraf tulang belakang, yang menyebabkannya harus menjalani hari-harinya antara kursi roda dan tempat tidur. Kasih sayang dan keikhlasan istrinya luar biasa, hanya itulah yang menyemangati Pepeng untuk tetap bertahan hidup dalam keterbatasan.

Multiple Sclerosis (MS) adalah penyakit di mana sistem kekebalan tubuh menyerang selubung pelindung (myelin) yang menutup saraf di otak. Kerusakan myelin mengganggu komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. Pada akhirnya, kondisi saraf sendiri mungkin memburuk, dan kerusakannya tak bisa diperbaiki.

Penyebab Multiple Sclerosis tidak diketahui pasti hingga saat ini. Para ahli hanya meyakini MS sebagai penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sendiri. Dalam MS, proses ini menghancurkan myelin, yaitu zat lemak yang melapisi dan melindungi serat saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Myelin dapat dibandingkan dengan isolasi pada kabel listrik. Ketika myelin rusak, pesan-pesan yang melakukan perjalanan sepanjang saraf mengalami keterlambatan atau terblokir. Untuk jelasnya baca di link ini: http://www.alodokter.com/multiple-sclerosis 

Asli Madura

Namun demikian, meski tidak bisa beranjak dari tempat tidur, Pepeng sempat punya program TV bernama ”Ketemu Pepeng” yang ditayangkan salah satu stasiun TV swasta. Di samping itu, usahanya menyelesaikan pendidikan Program Pascasarjana Ilmu Psikologi di UI begitu gigih dilakoninya hingga berhasil lulus dengan nilai sangat memuaskan (A). Tak puas sampai di situ, Pepeng berusaha menjalani perkuliahan Program Doktor, tapi terkendala peraturan yang mengharuskannya dengan tatap muka, sementara kondisinya sangat tidak memungkinkan.

Setelah program acaranya di TV itu tidak tayang lagi, lama memang tidak mendengar kabar tentangnya. Menjadi bintang tamu di beberapa acara TV juga pernah dihadirinya meski harus lengkap dengan tempat tidurnya, seperti acara Kick Andy dan Mario Teguh Golden Ways. Bahkan tahun 2012 pernah tampil di acara Stand up Comedy dengan kursi roda, menampilkan banyolan khas Madura. Dalam lawakannya itu, Pepeng bilang; banyak orang mengatakan wah Pepeng itu orang kuat, orang tegar, orang hebat. Salah, saya Orang Madura. Asli Madura.” Kontan saja disambut gerrrrr penonton di ruang Stand up Comedy dan yang menyaksikan di layar TV.  

Hidup dalam kondisi ”Bed Man” seperti yang Pepeng sering katakan memelesetkan ”Batman” betapa repot bagi pikiran orang awam, tapi bagi Pepeng yang sebenarnya menahan rasa sakit, hal itu bisa dilakukannya tanpa menampakkan rasa sakit itu, bahkan yang ada senyum ceria dan canda tawa. Di sinilah letak fenomenalnya, tak pernah mengeluh dan menampakkan rasa sakit. Padahal na'udzubillah beratnya dia bertahan dalam kondisi seperti itu. Bagi Pepeng derita diubah jadi tawa. ”Saya ini menderita Multiple Sclerosis. Tapi efek sampingnya itu yang bikin lebih menderita. Yaitu terjadinya penyumbatan pembuluh dompet dan keropos tekukan dompet,” kata dia di acara Stand up Comedy. Sungguh luar biasa. This is Miracle. 
  
Begitulah Pepeng, di tengah keterbatasannya dia masih istikomah menjalankan perintah Alloh Swt untuk menghamba. Bila datang waktu salat, dia minta dibantu untuk bertayamum lalu menunaikan ibadah salat dengan khusyuk meski tak beranjak dari tempat tidurnya. Subhanalloh, sebuah ketaatan yang acapkali luput ditegakkan orang yang diberkahi kesehatan prima dan gerak tubuh yang sempurna. Pepeng menunjukkan sebuah keajaiban, hanya bisa diraih dengan ketaatan sejati.

Semangat, perjuangan dan keikhlasan Pepeng dalam melawan sakit yang dideritanya memang layak menjadi teladan bagi semua. Karena itulah Kick Andy menobatkan Pepeng sebagai salah satu penerima anugerah Kick Andy Heroes. Dari balik kamar tidurnya yang biasa dia sebut ’GOA’ Pepeng menjalankan aktivitas hariannya, di antaranya bisnis online di bidang penjualan domain, dan menulis secara berkala untuk diposting di blognya http://pepeng.blogdetik.com/. Juga twitan untuk Twitternya.

Dia juga menjadi penggagas gerakan sosial pendidikan Indonesia, sebuah gerakan yang peduli terhadap pembangunan sekolah-sekolah yang roboh. Selain aktif menulis artikel, Pepeng sampai menjelang wafat kemarin itu, sedang mempersiapkan sebuah buku yang diberi judul Di Balik Jari-Jari’. Buku ini menurut Pepeng lebih diposisikan sebagai buku motivasi bagi para pembacanya. Rencananya buku Di Balik Jari-Jari’ yang proses penulisannya telah diselesaikannya, akan diluncurkan akhir tahun 2015 ini. ”Banyak penerbit yang telah menawarkan untuk menerbitkan buku ini,” ungkap Pepeng. Karena itu, dia optimis buku Di Balik Jari-Jari’ tak menemui kendala dalam penerbitannya.  
  
Sarana Introspeksi

Sandera penyakit yang diberikan Alloh dan misteri kapan kematian akan menghampiri, tak pernah terselami secara tuntas saking dalamnya. Tapi setidaknya alasan Alloh menimpakan suatu penyakit adalah untuk menguji sejauh mana ketawakalan seseorang. Sesabar apa dia menahan derita, sejauh mana perjuangannya meraih mukjizat Alloh berupa kesembuhan. Atau, kalau tidak, seikhlas apa dia menerima cobaan dan sebagaimana siap dia menanti kematian tiba.

Suatu penyakit yang ditimpakan Alloh kepada hamba-Nya, dipercaya sebagai penghapus dosa dan kesalahannya di masa lalu. Benar tidak wallohu’alam bish-shawab. Tapi, paling tidak itu adalah salah satu cara menjemput kematian dari sekian banyak cara. Di samping itu, merawat orang sakit dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan kelurganya. Berarti ini juga merupakan cara Alloh menguji hamba-Nya mengenai kesabaran dan keikhlasan. Maka, jadikanlah penyakit sebagai sarana introspeksi, sedalam apa kadar keimanan kita kepada Alloh Swt.

Tiga Tanda Kematian

Dikisahkan bahwa malaikat maut (Izrail) bersahabat dengan Nabi Ya’kub AS. Suatu ketika Nabi Ya’kub berkata kepada malaikat maut. Aku menginginkan sesuatu yang harus kamu penuhi sebagai tanda persaudaraan kita. Apakah itu? tanya malaikat maut. Jika ajalku telah dekat, beri tahu aku. Malaikat maut berkata, Baik, aku akan memenuhi permintaanmu, aku tidak hanya akan mengirim satu utusanku, namun aku akan mengirim dua atau tiga utusanku. Setelah mereka bersepakat, mereka kemudian berpisah.

Setelah beberapa lama, malaikat maut kembali menemui Nabi Ya’kub. Kemudian, Nabi Ya’kub bertanya, Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku? Aku datang untuk mencabut nyawamu. Jawab malaikat maut. Lalu, mana ketiga utusanmu? tanya Nabi Ya’kub. Sudah kukirim. Jawab malaikat, putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya’kub, itulah utusanku untuk setiap bani Adam.

Jika ketiga tanda tersebut atau salah satunya sudah ada pada diri kita, itu berarti malaikat maut telah mengirimkan utusannya. Karena itu, setiap umat Islam hendaknya senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi utusan tersebut. Kematian adalah kepastian yang akan dialami oleh setiap manusia sebagaimana yang telah ditegaskan dalam firman Alloh Swt, ”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS Ali Imran [3] : 185). Hanya saja, waktu tibanya ajal itu adalah rahasia yang tak sesiap bisa menebaknya. Datangnya pun bisa kapan saja dan di mana saj, serta dalam keadaan bagaimana pun. Bisa di jalan karena kecelakaan, bisa di tempat tidur karena sakit, bisa masih berusia muda atau lanjut usia.

Adakah setiap hamba Alloh sadar akan ketiga tanda tersebut? Tergantung. Bagi hamba Alloh yang sudah pernah mendengar hadits Rasululloh yang mengisahkan persahabatan antara Malaikat maut Izrail dengan Nabi Alloh Yakub Alaihissalam, yang di dalamnya terkandung hikmah berupa tiga tanda telah dekatnya kematian di atas, tentu dia akan paham bahwa semakin beranjak menuanya usia, maka kematian akan semakin dekat menghampirinya. Dan, bagi hamba Alloh yang belum pernah mendengar kisah ini tentu akan santai-santai saja. Terutama anak muda yang biasa saja melalaikan ibadah satat dan amalan saleh lainnya. Padahal itulah bekal menjemput kematian.

Bertakwalah dan Siapkan Bekal

Karena itu, kita berharap agar saat menghadapi kematian dalam keadaan tunduk dan patuh kepada-Nya. ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran [3] : 102).

Tidaklah terlalu penting kita akan mati, tapi yang terpenting adalah sejauh mana persiapan menghadapi kematian itu. Rasulullah Saw mengingatkan agar kita bersegera untuk menyiapkan bekal dengan beramal saleh. ”Bersegeralah kamu beramal sebelum datang tujuh perkara: kemiskinan yang memperdaya, kekayaan yang menyombongkan, sakit yang memayahkan, tua yang melemahkan, kematian yang memutuskan, dajjal yang menyesatkan, dan kiamat yang sangat berat dan menyusahkan.” (HR Tirmidzi). 

Ibarat menepuh perjalanan jauh, tentu butuh bekal makanan agar tidak kelaparan. Karenanya, sebelum berangkat orang akan menyiapkan bekal, tanpa persiapan tentu akan kesulitan dalam mengarungi perjalanan yang panjang dan melelahkan. Begitu juga amal kebajikan, adalah bekal yang harus dipersiapkan. Oleh karena itu, ”Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS Al-Baqarah [2] : 197.

Semoga menjadi bahan renungan.

Postingan lain tentang Pepeng, silakan mampir ke: 
http://senangkalan.blogspot.com/2012/08/jangan-pernah-berhenti.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.