Selasa, 29 Agustus 2017

Kemederkaan Hakiki, Seperti Apa?

Tidak ada yang pantas kita ucapkan selain rasa syukur yang mendalam ke Hadirat Alloh SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Roh Kudus, Sang Hyang Widi –dan apa pun sebutannya– yang telah menganugerahkan kemerdekaan bagi Indonesia setelah 3,5 abad dijajah Belanda dan 3,5 tahun dijajah Jepang. Berkat perjuangan berbagai elemen anak bangsa, ulama dan umaro’, santri dan pemuda, berbagai suku dan lintas agama, akhirnya kemerdekaan Indonesia bisa diproklamirkan oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945.

Serba-Serbi Upacara Bendera

Atas Rahmat Alloh SWT-lah segenap komponen masyarakat dan bangsa Indonesia dapat merayakan HUT ke-72 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2017 lalu, walaupun di beberapa tempat terjadi insiden yang mengganggu prosesi peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI. Namun syukur tidak sampai menggagalkan sama sekali upcara penaikan bendera merah putih ke tiangnya. Insiden itu, misalnya, ketika tiba-tiba hujan deras mengguyur peserta upacara di Lapangan Merdeka Kota Balikpapan, namun upacara tetap berlangsung dengan khidmat.
Pasukan Pengibar Bendera (paskibra) di Lapangan Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara, Kaltim.
foto: Aldiyansyah Mohammad Fahrurozy/Facebook
Yang lebih mengharukan adalah, betapa bersemangatnya pasukan pengibar bendera (paskibra), yang terus melangkah tegap di lapangan upacara yang telah berubah menjadi kubangan lumpur, karena diguyur hujan deras sejak malam sebelumnya. Hal ini terjadi di Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sepatu dan pakaian mereka jadi penuh lumpur. Bahkan ada di antara mereka yang sepatunya terlepas saat melangkah. Beberapa pasang sepatu yang tergeletak kelu di lapangan becek menjadi pemandangan yang mengharukan.
Sepatu paskibra yang terlepas karena terpendam lumpur saat melangkah tegap.
foto: merdeka.com 

Selain di Kota Balikpapan dan Kutai Kartanegara, upacara pengibaran bendera di Kota Samarinda juga berlangsung di tengah kepungan banjir. Paskibra terpaksa harus berjalan membawa bendera tanpa alas kaki. Di Kecamatan Taluditi, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, juga mengalami hal sama. Paskibra gabungan siswa-siswi se-kecamatan Taluditi harus berjuang mengibarkan sang merah putih dengan kondisi lapangan yang becek berlumpur bahkan di beberapa bagian lainnya masih ada air yang menggenang.
Paskibra tetap semangat melangkah di tengah kepungan banjir di Kota Samarinda.
foto: liputan6.com

Sementara di Pulau Maratua, Kabupaten Berau, salah satu pulau terluar di perbatasan perairan Indonesia, dilakukan pengibaran bendera di bawah laut yang diikuti Wakil Bupati Berau Agus Tantomo dan sejumlah jurnalis. Persiapan pengibaran bendera raksasa selama 1 minggu sebelumnya karena mempertimbangkan beragam faktor seperti cuaca, arus bawah permukaan dan ketinggian gelombang. Namun dapat berlangsung dengan lancar dan khidmat.
Bendera Merah Putih Raksasa dikibarkan di bawah laut Pulau Maratua, Kabupaten Berau.
foto: kaltim.tribunnews.com

Kepada wartawan, Agus Tantomo mengatakan, pemilihan angka 17 sebagai titik kedalaman pengibaran bendera merah putih, dengan menyertakan 17 penyelam, sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap para pejuang kemerdekaan. ”Pemilihan laut Maratua sendiri, sebagai lokasi pengibaran, selain disebabkan Pulau Maratua merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia, Maratua juga salah satu pulau dengan keindahan bawah laut yang sudah mendunia,” demikian Agus.

Detik-detik peringatan proklamasi kemerdekaan RI, juga dirayakan para jamaah calon haji asal Kabupaten Batang, Jawa Tengah, yang tergabung dalam kloter SOC 09 dari embarkasi Solo. Mereka mengibarkan bendera merah putih di atas Jabal Nur, Gua Hira, Mekah. Rombongan pendaki dipimpin oleh K.H. Anizar Masyhadi, salah seorang pimpinan Pondok Modern Tazakka Batang. Rombongan mengawalinya dengan salat Subuh di masjid sekitar Jabal Nur, lalu dilanjutkan dengan doa bersama dan kemudian mendaki ke atas jabal Nur.
Sang Saka Merah Putih berkibar anggun di puncak Jabal Nur, Gua Hira, Mekah.
foto: dokumen K.H. Anizar Masyhadi 

Gua Hira di Jabal Nur menjadi tonggak kerasulan Nabi Muhammad SAW. Di dalam gua tersebut kali pertama beliau menerima wahyu dari Alloh SWT melalui Malaikat Jibril, yaitu Surah Al-’Alaq : 1-5. Pendakian rombongan jamaah calon haji pimpinan K.H. Anizar Masyhadi tersebut dimaksudkan untuk refleksi dan napak tilas bagaimana perjuangan Rasulullah dalam mengemban misi Islam. Dan tujuan mengibarkan bendera di atas Jabal Nur, sebagai bukti kecintaan kepada NKRI. Semoga sang saka merah putih tetap jaya mempersatukan bangsa Indonesia sebagaimana jayanya Islam.

Penciptaan Manusia Ditakdirkan Berbeda

Kemerdekaan pada dasarnya merupakan seseuatu yang sangat emosional bagi setiap pribadi maupun bangsa. Kemerdekaan merupakan hak yang sangat asasi dan bersifat fundamental dalam kehidupan. Jika kemerdekaan individu terganggu, maka dengan serta merta ia akan berusaha merebut kembali kemerdekaannya. Kemerdekaan itu akan menjadikan hidup menjadi lebih berarti dan bermakna, manakala diisi dan dihiasi dengan nilai-nilai, norma-norma dan amal yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.

Ajaran Islam adalah ajaran yang sangat menghormati kemerdekaan setiap individu dan bangsa. Islam memandang bahwa manusia adalah makhluk yang dilahirkan dalam keadaan merdeka sehingga segala bentuk penindasan dan eksploitasi terhadap kemerdekaan setiap individu dan bangsa sangat ditentang oleh ajaran Islam. Rasulullah SAW telah menegaskan bahwa tidak ada diskriminasi kemerdekaan terhadap setiap manusia yang lahir ke dunia, meskipun memiliki berbagai perbedaan dan latar belakang, suku, ras, kekayaan, kedudukan, status sosial, maupun atribut keduniaan lainnya.

Rasulullah SAW dengan tegas menyatakan dalam sebuah sabdanya, ”Wahai sekalian manusia, kalian semua berasal dari Adam, dan Adam diciptakan dari tanah. Tidaklah orang Arab lebih mulia daripada orang non-Arab, tidak pula orang kulit putih lebih baik daripada orang kulit hitam, kecuali ketakwaannya.”     

Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda dengan tujuan agar manusia saling mengenal dan saling berinteraksi atas dasar prinsip persamaan. Jadi, rakyat Indonesia yang terdiri atas berbagai macam suku/etnis, ras, agama dan keyakinan, beragam karakter, dan berbagai latar belakang lainnya, memang sudah sunatullah. Atas berbagai perbedaan yang ada, jadikanlah rahmat untuk saling mengasihi antarsesama. Bukan justru dijadikan dasar meninggikan ego dan memicu konflik lalu mencabik-cabik persatuan dan kesatuan.   

Hakikat Kemederkaan    

Pada hakikatnya, kemerdekaan bukanlah semata-mata membebaskan diri dari belenggu penjajahan bangsa asing. Tetapi lebih dari itu, kemerdekaan yang hakiki adalah terbebas dari belenggu penjajahan oleh bangsa sendiri. Hal yang sangat ditakutkan oleh Bung Karno, adalah rakyat Indonesia tidak bisa lepas dari belenggu penjajahan oleh bangsanya sendiri. Dalam sebuah pidatonya, ia mengatakan, ”Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
Bung Karno sangat mengkhawatirkan terjadinya penjajahan oleh bangsa sendiri.
foto: www.google.co.id

Bila ketidakadilan masih mencengkeram sebagian anak bangsa di negeri ini. Bila ketimpangan ekonomi masih jadi jurang yang menganga lebar di antara yang kaya dan miskin. Jika kesempatan mengenyam pendidikan belum dirasakan oleh sebagian anak-anak di tempat yang terisolasi di belahan bumi pertiwi. Bila hawa nafsu untuk berkuasa dan memperkaya diri menjadi ambisi yang diperjuangkan, dan mengeksploitasi rakyat menghambakan diri kepada mereka, maka tak akan ada kemerdekaan hakiki.
Paskibra tetap semangat melangkah di tengah kepungan bajir di Samarinda.
foto: liputan6.com

Sebab, kemerdekaan yang hakiki, adalah bila para pejabat mampu membebaskan diri dari belenggu ambisi pribadi untuk berkuasa lalu memperkaya diri dengan korupsi atas dorongan keluarganya. Bila hukum ditegakkan sebangai panglima, untuk ini, aparat penegak hukum (polisi, jaksa, hakim maupun pengacara) harus memiliki komitmen kuat untuk menegakkan aturan seadil-adilnya, tanpa pandang bulu dan pretensi apapun. Hal ini akan terwujud bila berpedomani pada asas keadilan dan obyektivitas yang benar-benar dijunjung tinggi.

Kemerdekaan hakiki di bidang pelayanan masyarakat, baru akan dirasakan bila, para pegawai atau aparatur pemerintahan berusaha mengoptimalkan potensi dirinya untuk meraih prestasi kerja yang baik dan bermanfaat bagi publik, dengan landasan bekerja sebagai ibadah dan semata-mata mencari rezeki yang halal dan diridhai Alloh SWT. Menerapkan prinsip ”kerja, kerja, kerja” yang diinisiasi Presiden Joko Widodo dan ”bekerja bersama” sebagaimana yang jadi momentum peringatan HUT ke-72 kemerdekaan RI.
Paskibra di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Provinsi Sulawesi Utara.
foto: manado.tribunnews.com (tribun.mitra)

Tapi, apadaya, hingga berusia 72 tahun kemerdekaan Republik Indonesia tercinta ini, kita masih saja dihadapkan pada kondisi hakikat kemerdekaan yang jauh dari angan dan harapan. Kita masih menemui kenyataan adanya penjajahan dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga krisis demi krisis datang silih berganti. Krisis kepemimpinan, krisis politik, krisis ekonomi, krisis sosial, krisis hukum dan krisis akhlak. Semuanya pekerjaan rumah yang semakin kompleks dan berat.

Apapun kondisi negeri ini hingga usianya yang 72 tahun dinaungi alam kemerdekaan, yang nyatanya belum betul-betul mempersembahkan ”rasa merdeka” pada sebagian elemen bangsa. Sehingga seolah-olah bangsa ini masih belum terbebas dari penjajahan. Utamanya penjajahan oleh bangsanya sendiri sehingga melahirkan banyak konflik dan krisis. Konflik antaragama, sesama-agama, antara ulama dan umara’. Tapi, segala konflik ini tidak boleh dibiarkan dengan berpangku tangan, maka marilah kita ”bekerja bersama” mengatasinya.

Dirgahayu Republik Indonesia. Aku Cinta Tanah Air Beta. I Love You Full.




Jumat, 18 Agustus 2017

Indonesia Banget

Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla berfoto bersama BJ Habibie, Megawati dan SBY didamping Ibu Iriana Joko Widodo, Ibu Mufidah Jusuf Kalla dan Ibu Ani Yudhoyono.
Pakaian khas berbagai daerah ditetapkan istana sebagai dress code pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini. Penetapan dress code ini sekaligus mencetak sejarah baru. Tema Bhinneka Tunggal Ika sekaligus kembali mengingatkan Indonesia untuk tetap bersatu meski berbeda, yang bisa diaplikasikan dari keragaman gaya busana.
Hadir dan berfoto bersma pula mantan Wakil Presiden Tri Sutrisno dan Budiono didamping istri masing-masing.

Bapak Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian daerah Tanah Bumbu (Kalimantan Selatan) dan Ibu Iriana mengenakan pakaian khas Minang. Sedangkan Bapak Wakil Presiden M. Jusuf Kalla memakai pakaian adat suku Bugis. Sekitar 15.000 tamu undangan juga diminta untuk datang menggunakan pakaian adat. Namun, ada juga tamu yang memilih memakai batik atau setelan jas.
Ibu Sinta Nuriyah Wahid (istri Presiden RI ke-4 Abdurahman Wahid atau Gus Dur) duduk di kursi roda sebelah kiri (samping Bapak Tri Sutrisno). Sementara yang duduk di kursi roda sebelah kanan (samping Ibu Herawati Budiono) adalah Ibu Karlinah Djaja Atmadja (istri Bapak Umar Wirahadikusuma (Wapres ke 4).

Presiden ke-3 RI, BJ Habibie yang merupakan orang asli Pare-pare, Sulawesi Selatan, juga mengenakan pakaian khas Bugis seperti yang dipakai JK. BJ Habibie terlihat keren dengan songkok Bone. Songkok ini merupakan identitas kaum lelaki sebagai mahkota. Lebih keren dan tampak bergaya karena beliau memakai sunglasses untuk menghalau silau terhadap sinar matahari.
SBY dan Jokowi bersalaman disaksikan istri keduanya yang senyum sumringah.

Sementara, presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri tampak anggun dengan pakaian nasional kebaya berwarna emas kecoklatan. Lain halnya dengan putrinya, Puan Maharani, yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI di Kabinet Kerja. Ia memilih baju bodo, pakaian tradisional perempuan suku Bugis Makassar. ”Saya pakai ini karena cuaca panas terik, jadi enak dipakai sampai siang. Warnanya juga cantik,” ujar Puan saat di-interview host SCTV.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan istri mengenakan pakaian adat suku Asmat.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan istri Tri Suswati mengenakan pakaian adat suku asmat (Papua) lengkap dengan hiasan kepala atau mahkota khas suku Asmat. Bentuk mahkota menyerupai anyaman pucuk dan beberapa bulu burung yang dipasang untuk menambah keindahan hiasan kepala. Sementara tampilan sang istri lebih lengkap dengan memakai busana adat. Apalagi aksesori kalung besar warna putih yang bikin total look-nya makin meriah.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengenakan pakaian dinas upacara dan istri pakaian adat khas DI Yogyakarta.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan istri yang hadir tak lama setelah kehadiran Kapolri, terlihat gagah dengan seragam TNI lengkap atau pakaian dinas upacara, sementara sang istri Enny Trimurti mengenakan pakaian adat Daerah Istimewa Yogyakarta berupa kebaya berwarna hitam. Warna-warni pakaian berbagai daerah yang dikenakan memperlihatkan nuansa #IndonesiaBanget yang meski berbeda-beda tapi tetap satu.

Bapak SBY terlihat gagah, Megawati nyengir dapat candaan dari Oesman Sapta Odang.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didamping istrinya Annisa Pohan mengenakan pakaian khas Palembang.

Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono hadir dengan mengenakan pakaian khas Betawi dipadukan dengan kain Songket Palembang diikuti Ibu Ani Yudhoyono dengan kebaya berwarna merah senada dengan sarung yang dipakai SBY. Putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono dan istrinya Annisa Pohan juga mengenakan pakaian adat khas Sumatera Selatan. ”Ini pakaian nasional dari Palembang,” ucap AHY diangguki istri.
Ibu Ani Yudhoyono bersalaman dengan putri Gus Dur Yenny Wahid. Tampak di latar belakang Ketua MPR RI
Zulkifli Hasan mengenakan kopiah khas Lampung bermotif tapis.
Menkum-HAM Yasonna Hamonangan Laoly gagah dengan pakaian adat Nias (Sumatera Utara).

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengenakan pakaian daerah Lampung, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang mengenakan pakaian adat Minangkabau, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly dengan pakaian adat dari Nias Provinsi Sumatera Utara, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung dengan Pakain adat DIY khas ”abdi dalem” lengkap dengan blangkon motif bunga. Sedangkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo memakai pakaian adat daerah Batak Karo.
Menag Lukman Hakim Saifuddin dengan baju adat Kesultanan Buton dan istrinya baju adat daerah Baubau.
Menteri Susi Pudjiastuti tampak keren.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dengan Baju Adat Kesultanan Buton Provinsi Sulawesi Tenggara dan istrinya Trisna Willy mengenakan pakaian Baju dari daerah Baubau. Trisna Willy Lukman Hakim mengatakan, pakaian yang dikenakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin merupakan penghormatan atas penganugerahan gelar Laode yang diterimanya pada bulan Maret 2017 lalu.

Menteri Susi Pudjiastuti pun tak mau kalah. Dia mengenakan baju adat Dayat secara lengkap dengan hiasan kepala dan ikat pinggang yang terbuat dari manik-manik. Tampilan Menteri Susi dipercantik dengan anting dan kalung bermotif senada. Bedanya, Menteri Susi tetap menyisipkan kesan nyentrik dengan mengenakan kacamata hitam model cat eye frameless.

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi mengenakan pakaian adat Madura. Cerita menarik dari Kepala Staf Kantor Kepresidenan Teten Masduki. Dia sudah menyiapkan pakaian khas adat Sunda yang telah dimodifikasi sehingga terlihat lebih modern dan pas dengan bodinya yang tidak gemuk itu. Namun, setelah dirinya bercermin dan merasa kurang sreg dengan penampilannya, maka dia memutuskan urung memakainya dan hanya mengenakan baju batik seperti halnya pakaiannya sehari-hari saat beraktifitas di kantor.
SBY dan Megawati bersalaman, keduanya sama-sama menghadiri peringatan HUT ke-72 RI.

Peringatan HUT ke-72 RI kali ini menjadi momen penting pertemuan antara SBY dengan Megawati setelah selama 10 tahun (dua periode) SBY menjadi presiden RI ke-6, tak sekalipun Megawati menghadiri acara peringatan HUT RI di Istana Merdeka. Maka, pada pertemuan keduanya kemarin, jabat erat pun mencairkan kebekuan hubungan keduanya.
Ibu Ani Yudhoyono juga bersalaman dengan Megawati Soekarnoputri.
Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) juga mengenakan baju daerah pilihan masing-masing.
 
Warna-warni pakaian khas daerah dari seluruh nusantara.

Tamu Kehormatan Terpilih

Di antara 15.000 tamu undangan, ada beberapa yang terpilih karena punya prestasi dan dedikasi. Hiramaya Ahmad, misalnya. Wanita dari Gorontalo ini datang menghadiri perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72 mengenakan pakaian adat Biliu. Baju khas Gorontalo sengaja dipakai untuk menyesuaikan tema kemerdekaan tahun ini di Istana Negara. ”Baju ini biasanya digunakan oleh kalangan raja di Gorontalo. Ini suka dipakai para permasyuri,” kata Hiramaya kepada Republika.

Dalam pakaian adat ini, lanjut Hiramaya, terdapat delapan aksesoris berbeda yang memiliki arti tersendiri. Delapan aksesoris tersebut adalah baya lo boute, tuhi-tuhi, lai-lai, buohu wulu wasu dehu, kecubu, etango, pateda, dan luobu.

Untuk membuat baju adat Biliu, Hiramaya membutuhkan waktu satu pekan. Bahan yang digunakan merupakan kain biasa. Kesulitan dalam pembuatan pakaian ini adalah pernak-pernik yang cukup banyak dan rumit yang terdapat pada pakaian Biliu. ”Harga baju ini kalau bikin sendiri bisa mencapai dua juta rupiah,” ujar Hiramaya.

Keberhasilan Hiramaya menjadi salah satu undangan dalam perayaan Kemerdekaan di Istana Negara tak terlepas dari loyalitas dia yang mengabdi pada kelompok Taruna Siaga Bencana Kementerian Sosial. Mengabdi sejak 2015, Hiramaya dianggap berdedikasi sehingga layak untuk diundang menghadiri acara ini.

Penggunaan pakaian adat juga dilakukan Lilis Sarah. Lilis berhasil menjadi undangan terpilih pada perayaan kemerdekaan setelah menang lomba yang diadakan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pusat. Lilis merupakan perwakilan dari Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.

Lilis pun menggunakan pakaian adat Dayak yang memiliki dua corak di bagian depan yaitu, Burung Enggang dan Batang Garing. Burung Enggang mencirikan makhluk hidup yang setia, sedangkan Batang Garing adalah pohon yang disebut memberikan kemakmuran bagi masyarakat suku dayak. ”Saya sangat bangga dengan pakaian ini apalagi kami dari pelosok bisa membawa baju ini ke nasional (Istana Negara),” ujarnya.

Acara peringatan HUT RI ini dibuka dengan pertunjukan tari kolosal oleh 200 penari wanita cantik-cantik. Mereka menampilkan Tari Gandrung Jejer Kembang Menur dari banyuwangi. Tarian sekitar 10 menit itu dibawakan dengan rancak, memadukan gerak tarian dengan selendang dan kipas diiringi lagu kahs Banyuwangi. Pertunjukan tari ini membuat para tamu undangan berdecak kagum dan memberi aplaus meriah.


The Best Costume

Di akhir acara, Presiden Jokowi memberi hadiah sepeda kepada lima pemakai pakaian khas daerah terbaik (The Best Costume). Kelima pemenang busana daerah terbaik pilihan panitia HUT RI dibacakan langsung oleh Jokowi. Mereka adalah:
1. Yasonna Hamonangan Laoly, Menteri Hukum dan HAM
2. Oesman Sapta Odang, Wakil Ketua MPR RI
3. Syarif M. Fitriansyah, Asisten Ajudan Presiden
4. Tri Suswati, istri Tito Karnavian (Kapolri)
5. Aganti

Yasonna Hamonangan Laoly, pemenang pertama Best Costume, mendapat hadiah sepeda.


Oesman Sapta Odang dan Tri Suswati (istri Tito Karnavian) menuntun sepeda hadiah Best Costume.

Foto bersama Pak Jokowi-JK, asyiknya rame-rame.

Pesona pakaian khas suku Dayak, motifnya yang indah.
Presiden Jokowi mengenakan pakaian khas Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan.
Presiden dan Wapres didamping istri berfoto bersama seorang Perintis Kemerdekaan RI.

Penampilan Para Penari









n Dirgahayu Republik Indonesia




Kamis, 17 Agustus 2017

Manfaat Memakan Buah Pisang

Banana's, The Tropis Fruit
Setelah membaca ini, Anda tidak akan pernah lagi memandang buah pisang dengan cara yang sama. Pasti pandangan Anda akan berubah.

Pisang mengandung tiga gula alami: Sukrosa, Fruktosa dan Glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Sebuah pisang memberikan dorongan instan pada pecernaan secara berkelanjutan dan energi substansial. Penelitian telah membuktikan bahwa dengan hanya dua buah pisang akan memberikan energi yang cukup untuk sebuah latihan berat selama 90 menit.

Tidak heran mengapa pisang adalah buah nomor satu bagi kebanyakan atlet terkemuka di dunia. Supply energi bukan satu-satunya yang didapat dari pisang tetapi pisang dapat membantu kita agar tetap fit. Hal ini juga dapat membantu mencegah dan mengatasi sejumlah besar penyakit dan kondisi badan yang kurang fit, sehingga pisang merupakan suatu keharusan untuk melengkapi diet harian.

Depresi

Menurut survei yang dilakukan oleh MIND di antara pasien penderita depresi, banyak orang merasa lebih baik setelah makan pisang. Hal ini terjadi karena pisang mengandung Tryptophan, sejenis protein yang akan diubah oleh tubuh menjadi Serotonin, yang akan membuat seorang depresan menjadi rileks, memperbaiki suasana hati (mood) dan secara umum akan membuat seseorang merasa lebih nyaman.

Diabetes

Penderitas diabetes sangat dianjurkan untuk mengonsumsi buah pisang setiap hari. Karena Vitamin B6 yang terkandung di dalam buah pisang akan mengontrol tingkat Glukosa darah dan akan mempengaruhi suasana hati diabetesi.

Anemia

Kandungan Zat Besi yang tinggi pada buah pisang dapat merangsang produksi Haemoglobin dalam darah dan banyak membantu dalam berbagai kasus anemia (kurang darah).

Tekanan Darah Tinggi

Buah tropis yang unik ini sangat tinggi Kalium namun rendah Garam, sehingga sempurna untuk mengalahkan tekanan darah. Begitu banyak gunanya sehingga Food and Drug Administration (Departemen Pengawasan Obat dan Makanan) Amerika Serikat, baru saja mengizinkan perkebunan pisang untuk melakukan klaim resmi mengenai kemampuan buah ini untuk menurunkan risiko tekanan darah dan stroke.

Meningkatkan Kemampuan Otak

200 siswa di sekolah Twickenham (Middlesex) sangat terbantu dalam ujian mereka setelah menyertakan buah pisang pada menu saat sarapan pagi, saat istirahat dan saat makan siang, dalam upaya untuk meningkatkan kekuatan otak mereka. Penelitian telah membuktikan bahwa buah dengan kandungan Kalium tinggi ini dapat membantu siswa dalam belajar dan juga menjadikan siswa menjadi semakin peka dalam berpikir.

Sembelit

Pisang juga mengandung Zat Fiber dalam kadar yang tinggi. Karena itu pisang dapat juga membantu menormalkan kembali kerja pencernaan. Pisang akan membantu mengatasi permasalahan pencernaan ini tanpa harus ketergantungan pada obat-obat pencahar, yang jelas saat buang air besar akan jadi semakin lancar.

Obat Mabuk

Salah satu cara paling cepat untuk menyembuhkan mabuk (Darat, Laut dan Udara) adalah dengan meminum Milkshake Pisang ditambah dengan Madu sebagai pemanis. Milkshake Pisang akan berefek menenangkan perut dan dengan bantuan Madu akan mengontrol kadar gula darah untuk menjadi normal kembali, sementara susu akan menenangkan perut dan menata ulang sistem pencernanaan.

Mulas & Sakit Perut

Pisang memiliki efek Antasid pada tubuh. Jadi, jika menderita mulas dan perut terasa melilit, maka cobalah makan pisang untuk mengurangi penderitaannya. Mual di pagi hari (Morning Sickness) bisa diatasi dengan ngemil pisang antara waktu makan. Hal ini akan membantu menjaga kadar gula darah dan menghindari mual di pagi hari tersebut.

Gigitan Nyamuk

Bila digigit nyamuk, dan tidak mungkin diatasi dengan krim atau cairan anti gigitan nyamuk, cobalah dahulu menggosok daerah yang terkena gigitan nyamuk dengan bagian dalam kulit pisang. Banyak orang yang sudah merasakan hebatnya kulit pisang ini karena akan mengurangi pembengkakan dan iritasi pada kulit.

Saraf

Pisang mengandung Vitamin B dalam kadar tinggi yang sangat membantu dalam menenangkan sistem saraf.

Penderita Obesitas

Studi yang dilakukan Institut Psikologi di Austria menemukan bahwa tekanan pada saat bekerja menyebabkan orang sering meraih makanan dan camilan seperti snack, coklat dan keripik yang menjadi pemicu meningkatnya berat badan (obesitas). Setelah meneliti 5.000 pasien di rumah sakit, para peneliti menemukan bahwa kebanyakan orang yang menderita kegemukan lebih sering berada dalam tekanan kerja yang tinggi.

Banyak Laporan yang menyimpulkan bahwa untuk menghindari panik akibat tekanan kerja yang berlebihan dan nafsu yang tinggi untuk memamah makanan apapun, kita perlu mengendalikan kadar gula darah kita dengan mengemil makanan tinggi karbohidrat setiap dua jam untuk menjaga agar kadar gula darah menjadi stabil.

Luka Lambung

Pisang bisa digunakan sebagai bahan makanan utama untuk diet bagi penderita luka Lambung, pisang akan mencegah gangguan pencernaan. Hal itu disebabkan tekstur daging buah yang sangat lembut dan halus. Pisang adalah adalah satu-satunya buah mentah yang dapat dimakan tanpa menyebabkan stress dalam beberapa kasus penyakit yang parah. Dan pisang juga akan menetralisasi kelebihan zat asam dan mengurangi iritasi dengan melapisi permukaan dalam lambung.

Kontrol Suhu

Banyak budaya lain melihat pisang sebagai buah ”pendingin” yang dapat menurunkan suhu baik fisik dan emosional. Para ibu hamil di Thailand, misalnya, mereka akan makan pisang sebelum melahirkan dengan keyakinan bahwa si bayi akan lahir dengan suhu dingin.

Berhenti Merokok

Buah pisang dapat membantu orang yang mencoba untuk berhenti merokok. Vitamin B6, B12 yang dikandungnya, serta Kalium dan Magnesium akan sangat membantu tubuh untuk cepat sembuh dari efek penghentian ketergantungan atau ketagihan terhadap nikotin dari rokok.

Stress

Kandungan Kalium dalam buah pisang adalah Mineral yang penting, yang akan membantu menormalkan detak jantung, mengirim lebih banyak oksigen ke otak dan mengatur keseimbangan cairan tubuh. Ketika kita stress, metabolisme kita akan meningkat, sehingga mengurangi kadar Kalium . Ini dapat dinetralkan (rebalanced) dengan bantuan snack pisang yang tinggi Kalium.

Stroke

Menurut penelitian di The New England Journal of Medicine, makan buah pisang sebagai bagian dari diet teratur karena dapat menurunkan risiko kematian karena stroke sebanyak 40 persen.

Obat Kutil

Mereka yang suka pada pengobatan alami sudah banyak yang tahu bahwa pisang bisa menghilangkan atau mengecilkan kutil. Penderita penyakit kulit ini dapat menghilangkannya dengan cara menempelkan kulit pisang di kutil, dengan bagian kuning tau kulit ada di luar. Tetap pertahankan pisang itu dengan plester sampai beberapa waktu, gantilah setiap pagi dan sore hari, setelah beberapa hari lihatlah hasilnya.

Kecantikan Kulit

Buah pisang juga kerap dipakai kaum wanita untuk menjaga kehalusan kulit wajah. Karena buah pisang bisa digunakan untuk mengatasi kulit wajah berminyak, melindungi kulit wajah yang kering, mencerahkan kulit wajah, menormalkan kulit wajah dan mengangkat sel-sel kulit mati.

Jadi, bisa dipercaya buah pisang dapat dimanfaatkan sebagai obat alami untuk berbagai jenis penyakit dan menjaga kecantuikan kulit wajah. Jika dibandingkan dengan buah Apel misalnya, maka buah Pisang mengandung Protein empat kali lipat, Karbohidrat dua kali lipat, Zat Fosfor tiga kali lipat, Vitamin A dan Zat Besi lima kali lipat, dan kandungan vitamin dan mineral lainnya dua kali lipat pula.

Pisang juga kaya Kalium dan merupakan salah satu makanan dengan nilai gizi terbaik. Jadi, mungkin sekaranglah saatnya untuk mengubah pandangan kita terhadap Pisang. Cobalah untuk membiasakan diri makan Pisang setiap hari. Niscaya Anda akan merasakan hasil yang luar biasa dan akan bergumam: ”Sebuah pisang sehari membuat dokter pergi!”

n semoga bermanfaat

Jumat, 30 Juni 2017

Balik

Peta jalan tol Trans-Jawa yang menghubungkan Merak-Banyuwangi

Pada postingan sebelumnya, saya membahas mengenai ’mudik’. Yaitu pulang kampung yang dilakoni para perantau dari desa (kampung) yang bekerja di kota. Mudik hanya bisa dilakoni saat libur lebaran Idul Fitri. Di luar waktu itu, sangat mustahil bisa leluasa pulang. Terkecuali izin yang sifatnya urgensi, misalnya ada anggota keluarga yang wafat atau menikah. Atau mungkin sakit dan dalam perawatan di rumah sakit.
Kendaraan antre untuk naik ke kapal di Pelabuhan Merak, Banten (Foto: Kompas.Com)

Setelah ada ritual (arus) mudik tentu ada pula (arus) balik. Nah, kali ini saya akan mengulik mengenai ’balik’ ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ada beberapa pengertian ’balik’, di antaranya; kembali (arahnya), pulang, sisi sebelah belakang. Dalam konteks lebaran, setelah mudik (pulang kampung) usai dilakoni, tentu para pekerja akan balik (kembali) ke arah semula, yaitu tempat mereka bekerja.

Mudik maupun balik para pekerja pada musim libur lebaran tahun 2017 ini jauh mengalami perubahan dibanding tahun 2016. Pasalnya, tahun ini jalan tol yang pada tahun kemarin hanya sampai atau exit di Brebes Timur, maka pada tahun ini sudah ada ruas tambahan dari Brebes Timur hingga Gringsing (Batang). Dengan demikian, kendaraan pemudik tidak lagi mengalami kemacetan di exit tol Brebes Timur (Brexit).
Kendaraan pemudik berderet di jalan tol Cikarang (Foto: Akurat.Com)

Panjang jalan tol ruas Brebes Timur hingga Gringsing ada 110 kilometer. Gringsing-Batang (36 kilometer). Walaupun pada musim mudik dan balik lebaran tahun 2017, statusnya masih jalan fungsional karena belum dilengkapi penerangan, maka hanya digunakan pada siang hari. Saat arus mudik diberlakukan satu arah menuju timur, dan saat arus balik hanya satu arah menuju barat. Meski darurat, cukup memadai untuk mengurai penumpukan kendaraan agar tidak macet.

Ke depan, musim mudik dan balik lebaran tahun yang akan datang, akan semakin nyaman seiring kian menyatunya jalan tol Trans Jawa (Merak-Banyuwangi). Dari Merak hingga Cikampek sejak lama dirasakan nikmatnya jalan tol. Walau harus mengalami macet di jalan pantai utara (pantura) Cikampek-Cirebon, namun dari Palimanan hingga Kanci bisa kembali memacu kendaraan di jalan tol sepanjang 26 kilometer. Tol ini masa pembangunan 1990-1998 dan mulai dioperasikan tahun 1997. Pintu gerbangnya ada di Plumbon, Ciperna dan Kanci (Cirebon).

Memupus Pantura

Setelah jalan tol ruas Cikopo-Palimanan (Cipali) sepanjang 116 kilometer yang mulai dibangun 2011 dan selesai pada 2015, diresmikan pada 13 Juni 2016 mulai dioperasikan pada musim mudik lebaran 2016, praktis kemacetan berjam-jam di jalan pantura tidak akan dirasakan lagi. Jalan tol ini menyambungkan ruas Jakarta-Cikampek dengan ruas Palimanan-Kanci (Palikanci). Pupus sudah jalan pantura, hanya akan tinggal kenangan.

Dengan beroperasinya jalan tol Cipali, maka Jakarta-Palimanan sejauh 189 kilometer tersambung oleh jalan tol. Mereka yang menyeberang dari Pulau Sumatera, begitu kendaraannya keluar dari lambung kapal fery bisa langsung masuk jalan tol Merak-Jakarta. Kemudian bisa dilanjutkan Jakarta-Cikampek (73 kilometer) dan terus disambung ke Cikopo-Palimanan (116 Km), Palimanan-Kanci (26 Km) serta Kanci-Pejagan (35 Km).
Pemudik motor yang berjumlah ribuan selalu jadi pemandangan mengerikan pada arus mudik dan balik lebaran.
(Foto: dok. Kompasiana)

Belum selesai di ruas Palikanci. Perjalanan masih akan dimanjakan jalan tol ruas Pejagan-Brebes, yang pada musim mudik lebaran 2016 mencatatkan sejarah buruknya wajah transportasi negara ini. Para pemudik dicekam horor karena kendaraannya terkunci di satu titik (gridlock) selama 12 jam. Kemacetan sepanjang 20 kilometer itu menciptakan malapetaka dengan 18 korban meninggal dunia akibat kelelahan dan dehidrasi.

Tragedi memilukan itu lalu terkenal dengan sebutan ’Horor Brexit’. Penyebabnya karena selepas Exit Tol Brebes Timur (Brexit) kendaraan dihadapkan pada jalan arteri yang kecil dan tidak mampu menampung ribuan kendaraan yang keluar gerbang. Tidak jauh dari sana ada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan pintu perlintasan kereta api yang setiap 20 menit sekali harus ditutup karena ada kereta yang akan lewat.

Faktor kedisiplinan pengendara motor yang rendah adalah penyebab lainnya. Banyak yang menyerobot antrean lajur menuju SPBU, sehingga lajur yang dapat digunakan satu lajur contra flow (arus balik) menjadi bertambah sehingga mengurangi lajur berlawanan dan membuat arus kendaraan semakin terkunci. Nah, pada lebaran tahun 2017, arus mudik maupun balik keadaannya lancar jaya. Tak ada lagi derita kemacetan berjam-jam. Kalau mudiknya asiik, maka balik pun asiiik. n


Selasa, 27 Juni 2017

Mudik

mudik atau pulang kampung, adalah masa yang ditunggu para perantau yang bekerja di kota untuk kembali bertemu keluarga yang lama ditinggalkan di desa (kampung). 

Pemerintah Orde Baru di bawah Presiden Soeharto mengonsentrasikan pembangunan yang bertumpu hanya pada dua kutub. Pertama, Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi). Kedua, Gerbangkertosusilo (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan). Dampak yang ditimbulaknnya adalah derasnya arus urbanisasi ke sentra industi di kota-kota tersebut. Pergerakan angkatan kerja dari perdesaan menuju perkotaan begitu masif. Praktis jumlah penduduk di kota membeludak sementara di desa mengurang.

Wajah perekonomian perlahan berubah dari agraris menjadi industrialis seiring terjadinya alihfungsi lahan. Sawah-sawah yang tadinya subur dan menghasilkan beratus-ratus ton gabah, yang luasnya berhektar-hektar, perlahan menyusut karena dialihfungsikan menjadi pabrik-pabrik. Pemilik lahan tentulah yang paling diuntungkan karena mendapat banyak uang ganti rugi. Yang rugi tentulah para buruh tani yang biasa menggarap lahan. Mereka kehilangan mata pencaharian. Potensi untuk menghasilkan ratusan ton gabah juga tergerus.

Pola pembangunan ala Orde Baru ini membuat pemerataan sebaran penduduk jadi tidak efektif. Berjibunnya angkatan kerja yang mengais rejeki di pusat-pusat industri seperti Jabotabek (Jabodetabek) dan Gerbangkertosusilo, membuat sektor agraris jadi tidak seksi lagi untuk diakrabi. Menjadi buruh pabrik lebih enak ketimbang menggarap sawah. Bekerja di pabrik, habis bulan dapat gaji. Sementara di sawah, harus menunggu hasil panen laku dijual baru bisa mengantongi duit. Itupun kalau lagi hoki. Acapkali justru kesialan yang diderita. Begitu panen harga anjlok ke titik terendah yang membuat mereka merugi karena modal yang dikeluarkan tidak tertutupi oleh hasil penjualan. Apalagi kalau ada utang sama rentenir yang menalangi modal beli bibit, pupuk dan obat-obatan.

Budaya Mudik

Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata mudik diartikan sebagai: 1. Berlayar (pergi) ke udik (hulu, sungai, pedalaman); 2. Pulang ke kampung halaman.  Ilmu sosial menafsirkan mudik sebagai pergerakan manusia dari satu daerah ke daerah lain dalam batas wilayah dan waktu tertentu. Mengacu tafsiran demikian, maka pergerakan angkatan kerja dari perkotaan ke desa atau kampung halamannya disaat hari raya Idul Fitri, untuk bersilaturahmi dengan keluarga, yang waktunya dibatasi sejak H-7 sampai H+7 masa libur lebaran, itulah mudiknya para pengais rezeki sebagaimana disinggung di atas.
  
Bila kita mengetikkan kata ’mudik’ di Google, maka ratusan ulasan tentang ’mudik’ akan tampil berderet-deret memenuhi layar gawai atau laptop kita, dari sejarahnya sampai dianggapnya ’mudik’ sebagai budaya yang hanya ada di negara kita dan tak terjadi di negara lain. Bahkan segala hal ihwal melingkupinya pun ada. Misalnya, kemacetan, kecelakaan, keindahan, dan serba-serbinya mulai dari saat arus mudik hingga arus balik.

Dari data realisasi pemudik di Posko Angkutan Lebaran Nasional Terpadu, setiap tahunnya mengalami peningatan. Tahun 2012, terdapat sebanyak 22.069.278 orang pemudik, tahun 2013 meningkat menjadi 22.144.610 orang, tahun 2014 meningkat menjadi 23.088.908 orang, dan pada tahun 2015 meningkat menjadi 23.395.367 orang pemudik. Sedangkan jumlah pemudik tahun 2016, Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Perhubungan Kementerian Perhubungan telah melakukan survey potensi pemudik pada Angkutan Lebaran tahun 2016, diprediksi sebanyak 25.495.591 orang. Faktanya jumlah pemudik tahun 2016 adalah sekitar 17,6 juta orang atau terjadi penurunan dari tahun sebelumnya. Sementara untuk tahun 2017, Indonesia Development and Islamic Studies (IDEAS) memproyeksikan akan ada pergerakan 33 juta pemudik pada musim mudik lebaran tahun ini.

Horor Brexit

Akronim Brexit tiba-tiba begitu populer di Indonesia. Tentu saja maksudnya bukan Britain to Exit ihwal pilihan warga Inggris Raya keluar dari Uni Eropa, tetapi sebutan pendek dari Brebes Exit, yakni jalur keluar atau Gerbang Tol Brebes Timur pada ruas tol Pejagan-Brebes. Kepopuleran Brexit setelah terjadi kemacetan panjang (20 kilometer) selama 12 jam kendaraan para pemudik pada musim mudik lebaran tahun 2016.
suasana macet 20 kilometer selama 12 jam mengular di Brebes Timur Exit (Brexit) pada Jumat, 1 Juli 2016
(Foto: KOMPAS/KRISTIANTO PURNOMO)

Penyebabnya, selain karena volume kendaraan yang sedang melonjak drastis karena semua pemudik menggunakan jalur tersebut, ada beragam faktor yang menyebabkan kemacetan hebat di ruas tol Pejagan-Brebes Timur ‎menuju arah Tegal hingga tertahan di Gerbang Tol Brexit. 
Gerbang Tol Brebes Timur, kondisinya saat terjadi gridlock (Foto: istimewa)

Faktor pemicu utamanya ada tiga. Pertama, Jalan arteri yang kecil. Selepas Gerbang Tol Brexit kendaraan dihadapkan pada jalan arteri yang kecil dan tidak mampu menampung ribuan kendaraan yang keluar gerbang. Di samping itu, tidak jauh dari sana ada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan pintu perlintasan kereta api yang setiap 20 menit sekali harus ditutup karena ada kereta yang akan lewat.
terjadi gridlock, benar-benar horor ketika belasan korban meninggal (Foto: sisiusaha.com)

Kedua, Faktor kedisiplinan yang rendah. Banyak dari pemudik yang tidak disiplin dengan menyerobot antrean lajur menuju SPBU, sehingga lajur yang dapat digunakan satu lajur contra flow (arus balik) menjadi bertambah sehingga mengurangi lajur berlawanan dan membuat arus kendaraan semakin terkunci.
pantauan udara di Brexit (Foto: Detik.Com)

Ketiga, Petugas di lapangan terlambat melakukan pengalihan arus lalu lintas ke arah Brebes Timur sehingga terjadi stagnansi atau gridlock. Kondisi tersebut mengakibatkan arus lalu lintas macet total dan sulit diurai karena banyak pemudik yang juga sudah berhenti di pinggir jalan karena kelelahan menghadapi kemacetan.
suasana kemacetan saat malam hari (Foto: BERITA SATU.COM)

Akibat yang paling tragis dari tragedi kemacetan di Brexit adalah jatuhnya korban meninggal dunia sebanyak 18 orang. Penyebabnya karena para pemudik kelelahan dan mengalami dehidrasi di tengah cuaca yang panas menyengat sementara sedang menjalankan ibadah puasa. Ada yang karena faktor usia lanjut dan terkena serangan jantung. Memang, tidak semua korban meninggal sebagai akibat langsung tragedi Brexit. Satu pengendara motor meninggal karena menabrak truk yang sedang berhenti di depan sebuah rumah makan. Ada yang karena mobilnya menabrak pohon, ada karena ditabrak kereta api, serta korban tabrak lari oleh pemudik.
 
Antisipasi tak Terulang

Untuk musim mudik lebaran tahun 2017, agar tragedi Brexit tak terulang, pemerintah melakukan sejumlah langkah untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di jalur Pantai Utara dan Selatan. Lanjutan ruas tol Pejagan-Brebes diusahakan nyambung ke ruas Brebes-Gringsing yang panjangnya mencapai 110 kilometer. Pada ruas tol Brebes-Gringsing ini pemerintah menyiapkan enam exit, dua di antaranya mengarah ke utara Pantura dan empat exit mengarah ke Selatan.

Tak hanya enam exit tol, pemerintah juga menyiapkan empat flyover di Dermoleng-Ketanggungan, Klonengan-Prupuk, Kretek-Paguyangan dan Kesambi. Pemerintah memang memacu pembangunan ruas tol Brebes-Gringsing berikut enam exit dan empat flyover tersebut karena H-10 atau tanggal 15 Juni 2017 harus sudah selesai untuk diujicoba-operasikan sejak H-7. Sehingga mulai tanggal tersebut para pemudik sudah bisa melewati kota-kota Brebes, Tegal, Pekalongan dan Batang melalui jalan tol. Hanya saja, ruas tol yang dimulai dari Kaligangsa (Brebes) hingga Gringsing (Batang) ini statusnya digunakan secara fungsional khusus untuk musim mudik tahun 2016, karena belum dilengkapi penerangan dan rambu-rambu lainnya, sehingga tidak dipungut biaya alias gratis baik saat mudik maupun balik.  
ribuan kendaraan pemudik melintas di jalan tol fungsional (Brebes Timur-Gringsing sepanjang 110 kilometer) di ruas Pekalongan-batang pada Kamis, 22 Juni 2017. Ruas tol ini hanya dibuka pada siang hari karena belum dilengkapi penernagan jalan dan rambu-rambu lalu lintas (Foto: Tempo.Com)

Keberadaan enam exit tol tersebut akan mampu mengurangi beban keluar kendaraan melalui Gerbang Tol Brexit yang pada musim mudik lebaran 2016 lalu menjadi primadona para pemudik. Dengan dibukanya enam exit tol itu juga akan membuat para pemudik punya pilihan masing-masing akan exit di mana. Tidak semata-mata exit tol Brexit sebagaimana tahun 2016 lalu. Pilihannya tergantung mau ke arah mana mereka menuju. Apakah ke Pantura atau ke Selatan.

Mudik Asiiik

Dari data jumlah pemudik yang selalu meningkat setiap tahun dipaparkan di atas, terlihat bahwa mudik yang hanya ada di negara kita dan tak ada di negara lain telah menjadi fenomena yang menarik. Tapi, benarkah di negara lain tak ada tradisi mudik? Bila memperhatikan foto-foto di bawah, tampaknya di Bangladesh juga ada kegitan mudik atau pulang kampung. Dan moda transportasi masal seperti kereta api menjadi pilihan terfavorit.
ini foto dibidik di sebuah stasiun kereta api di Dhaka, Bangladesh pada 23 Juni 2017 lalu (Foto: Reuters)  
mereka rela mengambil risiko besar demi mudik ke kampung halaman (Foto: Reuters)
duduk di atas atap dalam kondisi sangat padat adalah hal biasa di sana (Foto: Reuters)
penumpang berjubel me4nunggu kereta yang akan membawa mereka pulang kampung berlebaran (Foto: Reuters)
bahkan wanita pun berusaha naik ke atas atap (Foto: Reuters)
tak hanya kereta api, kapal laut pun penuh sesak penumpang hingga ke atas atap (Foto: Reuters)
Di Indonesia, mudik dengan kereta api selalu jadi pilihan utama setelah pesawat terbang. Itulah sebab sejak PT. Kereta Api Indonesia (KAI) membuka penjualan tiket online pada H-90 lebaran, dalam hitungan menit bahkan detik semua tiket yang dijual langsung ludes dipesan para calon penumpang yang akan mudik. Bayangkan 90 hari atau tiga bulan sebelum mudik semua tiket yang ditawarkan terjual habis. Bagaimana kalau tidak jadi lebaran?

Mengapa bisa begitu? Tentu saja banyak alasan para pemudik senang menggunakan kereta api. Sudah barang tentu karena bebas macet serta ongkos yang relatif setara dengan pesawat atau bus. Dan kecepatan sampai di tempat tujuan, membuat kereta api jadi kendaraan favorit. Jadi wajar kalau jauh hari sebelum puasa pun penjualan tiket via online diserbu calon penumpang. Mendapatkan tiketnya begitu mudah, cukup dengan aplikasi KAI Acces atau pesan lewat minimarket yang telah ada jalinan kerja sama dengan PT KAI pun bisa.

Apapun moda transportasi yang digunakan, baik mobil pribadi, bus, kereta api atau pesawat, tradisi mudik bisa dijalani dengan berbagai suasana dan rasa. Terjebak macet berjam-jam, konon ada yang menganggapnya di situlah letak asiiiknya mudik. Sehingga suasana macet itu dirasakan dengan enjoy penuh penerimaan. Tak ada gerutu karena memang kondisi batin sedang menjalani ibadah puasa. Sebab gerutu hanya akan mengurangi pahala puasa. Dan, apa pun kondisinya, lancar atau macet, yang jelas mudik dirasa asiiik karena akan bertemu dengan keluarga dan sanak saudara (Ibu, Ayah, Kakak, Adik dan kerabat lainnya) yang telah berpisah jarak, ruang dan waktu, dalam kungkungan rindu. (*)