Sabtu, 13 Mei 2017

Masa Depan Hutan

Ah, hampir saja kelupaan kalau hari ini diperingati sebagai Hari Hutan Indonesia. Padahal dari beberapa hari lalu sudah siap ngetwit. Karena, di momen penting seperti ini tentu twitan akan ramai dengan tagar #hutan #jagahutan atau lainnya. Bahwa kepedulian untuk menyelamatkan masa depan hutan seyogianya dimiliki oleh siapa pun.

Eksploitasi hutan untuk dialihfungsikan ke peruntukan lain, kalau tidak dibatasi atau dihentikan sama sekali (moratorium), niscaya akan memperparah tingkat kerusakan hutan di masa depan. Jangankan pengusaha kelas kakap (yang duitnya tidak berseri), yang boleh jadi mengantongi izin HPH, para perambah pun sangat membahayakan bagi masa depan hutan di Indonesia.

Dari tahun ke tahun tingkat kerusakan hutan semakin luas. Sebagai contoh, lihat potret hutan Pulau Kalimantan di bawah ini (lihat foto). Posisi pada tahun 1950, seluas-luasnya Pulau Kalimantan masih tampak hijau (hampir) sempurna. Tahun 1985 sudah mulai terlihat penggundulan di bagian pesisir sebelah barat dan selatan.
kondisi hutan Pulau Kalimanatan sejak tahun 1950 hingga 2020 nanti

Daerah yang hutannya tereksploitasi mulai bertambah luas lagi pada tahun 2000 hingga 2005, ke arah sebelah timur. Kondisi hutan di Pulau Kalimantan kian tereduksi semakin parah pada tahun 2010. Saat ini kita berada di tahun 2017, sementara tiga tahun ke depan, atau pada tahun 2020, kondisi hutan di Pulau Kalimantan kian habis, hanya tersisa sedikit di bagian utara.

Kepedulian berbagai pihak terhadap pentingnya pelestarian hutan, ditunjukkan dengan berbagai cara. Di antaranya dengan menggerakkan petisi berupa aksi pengumpulan tandatangan melalui www.change.org Meski hanya tandatangan, itu sudah berarti bagi penyelamatan masa depan hutan Indonesia, sebagai identitas yang tidak dimiliki oleh negara lain.

Meski hanya tandatangan, itu menunjukkan bahwa kita peduli. Mari #JagaHutan demi masa depan anak cucu kita. Mewariskan kelestarian hutan rasanya lebih bermanfaat ketimbang deposito di bank. Hari ini saja suhu sudah demikian panas, apalagi bila sudah tidak ada sama sekali hutan di Tanah Air kita ini. Untuk sedikit menyejukkan suasana lingkungan tempat tinggal kita, cukuplah diupayakan dengan menghijaukannya. Tanamlah walau satu batang pohon di pekarangan rumah.

Memperhatikan potret hutan di Pulau Kalimantan pada tahun 2020 nanti (seperti di foto), tentu betapa mengerikan. Terpikirkah kira-kira bencana apa yang akan terjadi sebagai akibat eksploitasi besar-besaran hutan di bagian hulu? Bisa jadi, dari hutan yang gundul akibat penebangan liar atau dialihfungsikan menjadi perkebunan sawit, akan mengirim banjir dan menenggelamkan sebagian daerah (kabupaten) di sekitarnya. Sangat mungkin, kalau tidak diantisipasi dari sekarang.      




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.