Kamis, 25 April 2013

Kisah Siput dan Pohon Cerry


Pada suatu hari di musim kemarau, seekor siput sedang bersusah payah memanjat sebatang pohon cerry yang sedang meranggas. Di pohon tersebut tidak ada daun satu helai pun, apalagi buahnya. Yang tersisnya hanya ranting–ranting kering yang seolah telah menyerah pada musim kemarau ini.
Di tengah–tengah usahanya memanjat pohon cerry tersebut, datang seekor burung Gagak.
Gagak : Hai Siput! apa yang kau lakukan? apa kau sudah gila!?
Siput :   Hai Gagak! aku sedang memanjat pohon cerry yang buahnya lezat ini.
Gagak : Kau benar–benar sudah gila Siput! semua hewan di wilayah ini tahu, sekarang musim kemarau, dan
  kau juga tahu, tidak ada satu buah pun di pohon ini, daunnya saja tidak ada. Lalu apa yang kamu akan   dapat ketika telah sampai di atas?
Siput :   Berarti kau tidak punya pandangan j auh ke depan wahai Gagak. Mungkin sekarang pohon ini
  memang sedang tidak berbuah, namun ketika aku sampai di puncak pohon ini, buahnya akan sangat
  banyak dan semua binatang di sini akan berkumpul untuk menikmati buahnya .
Dari cerita di atas, kita bisa mengambil hikmah bahwa kita harus berpikir bukan untuk esok atau lusa, namun kita harus berpikir untuk 10 tahun ke depan. Esok dan lusaa adalah bagian dari langkah kita untuk mencapai 10 tahun itu. Kita juga harus mempunyai gambaran terhadap apa yang akan kita peroleh 10 tahun lagi. Itu bisa dilihat dari jerih payah kita, perjuangan kita dan pengorbanan.
Bila kita ingin menjadi orang besar, maka pantaskanlah diri kita untuk dijadikan sebagai orang besar. Bersikap seperti orang besar, berperilaku seperti orang besar dan berpikir seperti orang besar. Maka 10 tahun lagi kita akan menikmati manisnya ”Buah Cerry.”  
(Mario Teguh)

Sabtu, 13 April 2013

Kiat Agar Sukses UN


Ujian Nasional (UN) yang akan dijalani para siswa SMA/SMK/MA pada Senin-Kamis (15-18 April 2013) dan siswa SMP/MTs pada Senin-Kamis (22-25 April 2013), dijamin dapat mereka lewati secara sukses walaupun konon variasi soal mencapai 20 yang berarti kalau dalam satu kelas ada 20 orang siswa, maka tidak ada soal yang sama di antara mereka.
Secara akademik, siswa Indonesia tak diragukan kecerdasannya bahkan banyak yang super jenius. Meski mereka yang bersekolah di pelosok sekali pun toh fasilitas internet sudah merambah sampai ke kecamatan. Dengan begitu para siswa di pelosok pun sudah bisa mengakses situs Kemendikbud untuk browsing kisi-kisi dan soal untuk latihan UN.
Jadi, dari faktor akademik siswa SMP/MTs maupun SMA/SMK/MA tak begitu mengkhawatirkan.  Karena siswa memang sudah disiapkan dengan mempelajari kisi-kisi ujian melalui latihan, mengulas soal, pengayaan oleh guru bidang studi yang di-UN-kan dan bahkan mengikuti bimbingan belajar.
Guru-guru yang mengajar di sekolah pelosok jauh dari ibukota kabupaten pun banyak yang kompetensinya bisa diandalkan, Bahkan berani diadu denga guru-guru yang ada di kota. Konon guru yang meraih penghargaan sebagai guru teladan tingkat nasional adakalanya justru berasal dari pelosok.
Tapi, jadi tanda tanya besar manakala ada sekolah yang seluruh siswanya gagal dalam menempuh UN, sehingga tak satu pun yang lulus. Ada apa dengan mereka dan apa faktor penyebabnya. Padahal orangtua di samping menyekolahkan putra/putrinya di sekolah yang bagus bahkan favorit dan unggulan, masih juga memberi fasilitas bimbel di luar jam belajar di sekolah.
Banyak orangtua di rumah dan guru-guru di sekolah tidak menyadari dan cenderung mengesampingkan faktor nonakademik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan beberapa tahun dan juga pengamatan mendalam, sebanyak 25 persen siswa yang tidak lulus UN disebabkan karena kesalahan nonakademik. Kesalahannya seperti dalam hal melingkari jawaban, lingkaran jawaban yang ganda atau jenis pensil dan penghapus yang dipergunakan tidak sesuai dengan ketentuan. Faktor nonakademik yang memengaruhi kesuksesan siswa dalam mengerjakan UN di sini menyangkut teknik pengisian lembar jawaban.
Kelihatannya sepele, tetapi berdasar hasil studi sebuah lembaga bimbingan belajar yang mengadakan try out di beberapa sekolah, membuktikan banyak siswa gagal karena tidak memperhatikan jenis pensil yang harus digunakan. Alhasil dari ribuan siswa peserta try out, terdapat  ratusan siswa yang lembar jawabannya tidak terbaca komputer. Tidak hanya menyangkut alat tulis, kadang meja belajar di sekolah kondisinya sudah jelek sekali.
Kiat agar sukses UN dan mendapatkan hasil  yang bagus dalam menghitamkan lingkaran jawaban, sebaiknya pergunakanlah pensil 2B dan penghapus yang standar sesuai ketentuan. Lalu, kertas lembar jawaban komputer (LJK) dialasi dengan papan khusus agar tekanan pensil pada saat menghitamkan lembar jawaban memperoleh hasil yang bagus dan tak berpengaruh pada saat pemindaian. Betapa pun sepelenya masalah ini patut mendapat perhatian orangtua untuk mewanti-wanti anak-anaknya agar jangan mengabaikan, demi hasil yang maksimal dan mendapat nilai yang mencapai passing grade kelulusan.
Ini sekadar ikhtiar untuk meraih kesuksesan, di samping doa tentunya. Semoga sukses, aamiin. 

Kamis, 11 April 2013

Hukum Menabur dan Menuai


Pada suatu hari seorang pemuda sebut saja Anas sedang berjalan di tengah hutan belantara, tiba-tiba pendengarannya menangkap jeritan orang yang meminta pertolongan. Setelah didatangi Anas ternyata ada seorang pemuda sebut saja Andi terperosok ke dalam kubangan lumpur dan sedang berusaha melepaskan diri. Tapi semakin Andi bergerak berjuang, semakin dalam dia terperosok. Anas pun memberikan pertolongan, setelah mengerahkan tenaga sekuat mungkin akhirnya Andi dapat tertolong. Anas lalu memapah Andi pulang ke rumahnya.
Ternyata rumah Andi sangat besar dan megah. Ayah Andi sangat berterima kasih kepada Anas atas pertolongannya menyelamatkan Andi. Sebagai tanda terima kasih atas pertolongan Anas, ayah Andi hendak memberikan uang tapi Anas menolak pemberian itu. “satu rupiah pun tak akan aku terima,” kata Anas seraya menambahkan bahwa sudah selayaknya atas nama kemanusiaan dirinya menolong Andi yang terancam bahaya tenggelam di kubangan lumpur. Sejak kejadian itu akhirnya keduanya menjalin persahabatan.
Padahal kehidupan Anas sebenarnya adalah seorang yang miskin. Sementara Andi anak seorang bangsawan yang kaya raya. Anas diam-diam memendam keinginan untuk menjadi seorang dokter, tapi keadaan dirinya tak memungkinkan kuliah di Fakultas kedokteran. Mengetahui cita-cita Anas yang begitu tinggi, ayah Andi pun bersedia memberi beasiswa kepada Anas untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter. Dan, Anas tak menyia-nyiakan niat baik ayah Andi, dia jalani kuliah sampai selesai dan diwisuda sebagai seorang dokter.
*******
Cerita di atas hanyalah sekadar ilustrasi dan nama yang dipakai hanyalah perumpamaan belaka, tak ada sangkut pautnya dengan nama tokoh tertentu.
Cerita sebenarnya, pemuda miskin yang memendam cita-cita ingin jadi dokter dan kesampaian tersebut tak lain adalah Alexander Flemming. Setelah menekuni profesi sebagai dokter dengan melakukan penelitian intensif, akhirnya dia berhasil menemukan obat Penisilin.
Sementara pemuda yang tadinya terperosok ke dalam kubangan lumpur oleh ayahnya dikirim masuk dinas militer. Setelah menyelesaikan pendidikan dikirim ke medan perang dan terkena luka tembak yang menyebabkannya demam tinggi sebagai akibat infeksi pada luka yang dideritanya. Pada waktu itu belum ada obat khusus untuk penyembuh infeksi. Tapi dokter yang menanganinya mencoba menyuntikkan Penisilin hasil penemuan Dr Alexander Flemming. Ternyata demam yang diderita prajurit itu berangsur-angsur reda dan infeksi yang dideritanya sembuh.
Ternyata prajurit anak bangsawan kaya raya itu bernama Winston Churchil, yang karier keprajuritannya melejit naik hingga menduduki jabatan sebagai Perdana Menteri Inggris dan harum namanya begitu mashur seantero jagat, terukir indah dalam kitab sejarah.

Dalam kisah ini kita dapat memetik pelajaran berharga. Flemming menabur kebaikan, ia menuai kebaikan pula. Cita-cita yang dipendamnya berhasil dicapainya. Penisilin hasil penemuannya berhasil menyelamatkan jiwa Churchil.
Tiada sia-sia beasiswa yang diberikan ayah Churchil kepada Flemming. Inilah hukum menabur dan menuai. Tidak jauh beda dengan filosofi sedekah.

Minggu, 07 April 2013

Memenej Waktu


"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran
dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran"
QS. Al-Ashr [103] : 1-3
*******
Tentu Anda akan senang bila setiap pagi saat hendak berangkat sekolah/kuliah, ibu Anda memberi uang bekal sebanyak Rp86.400. Semua uang itu harus Anda manfaatkan. Pada malam harinya, ibu Anda akan menghanguskan sisa uang yang tidak Anda manfaatkan pada hari itu. Kira-kira yang terlintas di pikiran Anda bagaimana sebaiknya Anda memanfaatkan uang bekali itu? Tentu saja menghabiskan semua uang bekal itu.
Betapa beruntungnya Anda, karena tak semua orang memiliki ibu seperti ibu Anda. Tapi, semua orang memiliki anugerah bernama WAKTU. Ya, setiap pagi WAKTU memberi siapapun bekal sebanyak 86.400 detik. Pada malam harinya, sisa WAKTU yang tidak dipergunakan untuk tujuan baik akan hangus menjadi sia-sia. Sisa WAKTU yang tak terpakai untuk tujuan baik itu tidak bisa dijadikan modal awal untuk WAKTU yang akan diterima keesokan paginya, tak juga bisa menambah sehingga jumlah WAKTU menjadi lebih banyak.
Karena, pagi berikutnya WAKTU yang diterima sama seperti pagi sebelumnya. Dan saat malamnya sisa WAKTU yang tak dipergunakan untuk tujuan baik juga akan dihanguskan. Begitu seterusnya mengikuti siklus waktu dari pagi ke pagi, hari ke hari, malam ke malam. Maka, WAKTU yang diterima setiap pagi itu harus dipergunakan untuk tujuan sebaik-baiknya, agar tidak termasuk dalam golongan orang yang dalam kerugian.
WAKTU yang diterima hendaknya dipergunakan bagi kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan kita.
Selama jam WAKTU berdetak, maka sebaiknya jatah WAKTU 86.400 detik setiap hari itu kita pergunakan sebaik-baiknya.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SETAHUN, tanyakan pada pelajar/siswa yang terpaksa tinggal kelas karena tidak naik.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan yang dikejar deadline.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SEJAM, tanyakan pada kekasih yang [betah] menunggu untuk bertemu sang pujaan hati.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat terbang, padahal urusannya begitu penting.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan yang nyaris merenggut nyawanya.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SEMILIDETIK, tanyakan pada peraih medali perak Olimpiade.
*******
Modal paling berharga untuk meraih kesuksesan adalah kesempatan dan waktu luang. Tapi, kebanyakan kita melalaikannya. Kedua hal ini [kesempatan dan waktu luang] tidak dapat diciptakan oleh kita manusia , hanya Alloh SWT yang menciptakannya. Kita diberi kepercayaan oleh Alloh SWT menjadi manajer untuk memenej WAKTU. Kita disuruh memberi ruh pada WAKTU. Ruh bagi WAKTU adalah segala aktivitas yang kita lakukan.
Setiap orang tentu berbeda-beda caranya memenej WAKTU. Jika seseorang mengejar beberapa target dan capaian tertentu, maka ia seharusnya mempunyai perencanaan yang baik, dengan perhitungan WAKTU yang tepat pula.
“Selayaknya bagi seorang yang berakal, selama akalnya masih sehat, memiliki empat saat, yakni: saat untuk bermunajat dengan Tuhannya, saat untuk mengadakan perhitungan dengan dirinya, saat untuk bertafakur tentang ciptaan Alloh SWT, dan saat menyisihkan waktu untuk mencari kebutuhan makanan dan minuman.”
(HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya, dari hadits Abu Dzar dan al-Hakim).

Selasa, 02 April 2013

Jalan Menuju Sukses


Keberhasilan seringkali tak tampak karena ia bersembunyi di balik kesulitan. Cuma orang-orang yang mampu mendobrak “tembok penghalang”
itulah yang akan menemui keberhasilan.
“manjadda wajada”
******
Seorang pemuda yang sedang galau dirundung tanya kenapa kok dirinya gitu-gitu aja. Tambah galau dia kalau nada tanya itu senantiasa mendenging di telinga. Karena itu dia berpikiran, “ah.. sebaiknya saya mencari orang berilmu untuk berguru kepadanya.”
Berjalanlah pemuda itu agar bertemu dengan seorang guru yang bisa memberinya petunjuk bagaimana supaya sukses. Di sebuah jalan yang sedang ditempuhnya, pemuda itu pun bertemu sesorang bapak tua, pikirannya seperti meyakinkan bahwa orang itulah yang bisa memberi petunjuk. Lalu bertanyalah pemuda itu, “Pak tua, yang manakah jalan menuju sukses?” Bapak tua itu terdiam sejenak. Tanpa mengucapkan sepatah kata, lalu Pak tua itu menunjuk ke arah sebuah jalan dengan telunjuknya. Pemuda itu segera berlari menyusuri jalan yang ditunjukkan Pak tua itu. Pemuda itu tak mau membuang-buang waktu lagi untuk meraih kesuksesan. Setelah beberapa saat melangkah tiba-tiba ia berseru, “Ha! Ini jalan buntu!” Benar, di hadapannya berdiri sebuah tembok besar yang menutupi jalan. Ia terpaku kebingungan, “Barangkali aku salah mengerti maksud Pak tua tadi,” pikirnya.
Tanpa buang waktu pemuda itu berbalik jalan untuk menemui Pak tua itu dan menanyakan sekali lagi, “Pak tua, yang manakah jalan menuju sukses.” Lagi-lagi Pak tua itu menunjuk ke arah jalan yang sama. Pemuda itu berjalan kembali ke arah jalan yang ditunjuk. Namun yang ditemuinya tetap saja sebuah tembok yang menutupi jalan. Timbul dalam pikiran pemuda itu, “Ah sepertinya Pak tua itu mempermainkan saya.” Dengan muka merah padam karena menahan amarah, pemuda itu menemui Bapak tua itu lagi, “Pak tua, aku sudah menuruti petunjukmu. Tetapi yang aku temui adalah sebuah jalan buntu. Aku tanyakan sekali lagi padamu, yang manakah jalan menuju sukses? bapak jangan hanya menunjukkan jari saja, tetapi bicaralah!” Akhirnya Bapak tua itu membuka mulut dan berbicara, “Di situlah jalan menuju sukses. Hanya beberapa langkah saja di balik tembok itu. Cobalah kalau memang kau mau meraihnya. Jangan hanya berhenti menatapnya, tapi dobraklah.”