Ujian Nasional (UN) yang akan dijalani para
siswa SMA/SMK/MA pada Senin-Kamis
(15-18 April 2013) dan
siswa SMP/MTs pada Senin-Kamis (22-25 April 2013), dijamin dapat mereka lewati secara sukses
walaupun konon variasi soal mencapai 20 yang berarti kalau dalam satu kelas ada
20 orang siswa, maka tidak ada soal yang sama di antara mereka.
Secara akademik, siswa Indonesia tak diragukan kecerdasannya bahkan banyak yang super
jenius. Meski mereka yang
bersekolah di pelosok sekali pun toh fasilitas internet sudah merambah sampai
ke kecamatan. Dengan begitu para siswa di pelosok pun sudah bisa mengakses
situs Kemendikbud untuk browsing
kisi-kisi dan soal untuk latihan UN.
Jadi, dari faktor akademik siswa SMP/MTs maupun
SMA/SMK/MA tak begitu mengkhawatirkan. Karena
siswa memang sudah disiapkan
dengan mempelajari
kisi-kisi ujian melalui latihan, mengulas soal, pengayaan oleh guru bidang
studi yang di-UN-kan dan bahkan mengikuti bimbingan belajar.
Guru-guru yang mengajar di sekolah pelosok jauh
dari ibukota kabupaten pun banyak yang kompetensinya bisa diandalkan, Bahkan
berani diadu denga guru-guru yang ada di kota. Konon guru yang meraih
penghargaan sebagai guru teladan tingkat nasional adakalanya justru berasal
dari pelosok.
Tapi, jadi tanda tanya besar manakala ada
sekolah yang seluruh siswanya gagal dalam menempuh UN, sehingga tak satu pun
yang lulus. Ada apa dengan mereka dan apa faktor penyebabnya. Padahal orangtua di samping menyekolahkan
putra/putrinya di sekolah yang bagus bahkan favorit dan unggulan, masih juga memberi fasilitas bimbel di luar jam
belajar di sekolah.
Banyak orangtua di rumah dan guru-guru di
sekolah tidak menyadari dan cenderung mengesampingkan faktor nonakademik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan beberapa
tahun dan juga pengamatan mendalam, sebanyak 25 persen siswa yang tidak
lulus UN disebabkan karena
kesalahan nonakademik. Kesalahannya
seperti dalam hal melingkari jawaban, lingkaran jawaban yang ganda atau
jenis
pensil dan penghapus yang dipergunakan tidak sesuai dengan ketentuan. Faktor nonakademik yang memengaruhi kesuksesan
siswa dalam mengerjakan UN di
sini menyangkut teknik pengisian lembar jawaban.
Kelihatannya sepele, tetapi berdasar hasil studi sebuah lembaga
bimbingan belajar yang mengadakan try
out di beberapa sekolah, membuktikan
banyak siswa gagal karena tidak memperhatikan jenis pensil yang harus
digunakan. Alhasil dari ribuan
siswa peserta try out, terdapat ratusan siswa yang lembar jawabannya tidak terbaca komputer. Tidak hanya menyangkut alat
tulis, kadang meja belajar di sekolah kondisinya sudah jelek sekali.
Kiat agar sukses UN dan mendapatkan hasil
yang bagus dalam menghitamkan
lingkaran jawaban, sebaiknya pergunakanlah pensil 2B dan penghapus yang standar sesuai ketentuan.
Lalu, kertas lembar jawaban komputer (LJK) dialasi dengan papan khusus agar tekanan pensil pada saat
menghitamkan lembar jawaban memperoleh hasil yang bagus dan tak
berpengaruh pada saat pemindaian. Betapa pun sepelenya masalah ini patut
mendapat perhatian orangtua untuk mewanti-wanti
anak-anaknya agar jangan mengabaikan, demi hasil yang maksimal dan mendapat
nilai yang mencapai passing grade
kelulusan.
Ini sekadar ikhtiar untuk meraih kesuksesan, di samping doa tentunya. Semoga
sukses, aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.