Pada suatu hari seorang pemuda —sebut saja Anas— sedang berjalan di tengah hutan
belantara, tiba-tiba pendengarannya menangkap jeritan orang yang meminta pertolongan.
Setelah didatangi Anas ternyata ada seorang pemuda —sebut saja Andi— terperosok ke dalam kubangan lumpur dan sedang
berusaha melepaskan diri. Tapi semakin Andi bergerak berjuang, semakin dalam
dia terperosok. Anas pun memberikan pertolongan, setelah mengerahkan tenaga
sekuat mungkin akhirnya Andi dapat tertolong. Anas lalu memapah Andi pulang ke
rumahnya.
Ternyata rumah Andi sangat besar dan megah.
Ayah Andi sangat berterima kasih kepada Anas atas pertolongannya menyelamatkan
Andi. Sebagai tanda terima kasih atas pertolongan Anas, ayah Andi hendak
memberikan uang tapi Anas menolak pemberian itu. “satu rupiah pun tak akan aku
terima,” kata Anas seraya menambahkan bahwa sudah selayaknya atas nama
kemanusiaan dirinya menolong Andi yang terancam bahaya tenggelam di kubangan
lumpur. Sejak kejadian itu akhirnya keduanya menjalin persahabatan.
Padahal kehidupan Anas sebenarnya adalah
seorang yang miskin. Sementara Andi anak seorang bangsawan yang kaya raya. Anas
diam-diam memendam keinginan untuk menjadi seorang dokter, tapi keadaan dirinya
tak memungkinkan kuliah di Fakultas kedokteran. Mengetahui cita-cita Anas yang
begitu tinggi, ayah Andi pun bersedia memberi beasiswa kepada Anas untuk
mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter. Dan, Anas tak menyia-nyiakan
niat baik ayah Andi, dia jalani kuliah sampai selesai dan diwisuda sebagai
seorang dokter.
*******
Cerita di atas hanyalah sekadar ilustrasi dan
nama yang dipakai hanyalah perumpamaan belaka, tak ada sangkut pautnya dengan
nama tokoh tertentu.
Cerita sebenarnya, pemuda miskin yang memendam
cita-cita ingin jadi dokter dan kesampaian tersebut tak lain adalah Alexander
Flemming. Setelah menekuni profesi sebagai dokter dengan melakukan penelitian
intensif, akhirnya dia berhasil menemukan obat Penisilin.
Sementara pemuda yang tadinya terperosok ke
dalam kubangan lumpur oleh ayahnya dikirim masuk dinas militer. Setelah
menyelesaikan pendidikan dikirim ke medan perang dan terkena luka tembak yang
menyebabkannya demam tinggi sebagai akibat infeksi pada luka yang dideritanya.
Pada waktu itu belum ada obat khusus untuk penyembuh infeksi. Tapi dokter yang
menanganinya mencoba menyuntikkan Penisilin hasil penemuan Dr Alexander
Flemming. Ternyata demam yang diderita prajurit itu berangsur-angsur reda dan
infeksi yang dideritanya sembuh.
Ternyata prajurit anak bangsawan kaya raya itu
bernama Winston Churchil, yang karier keprajuritannya melejit naik hingga
menduduki jabatan sebagai Perdana Menteri Inggris dan harum namanya begitu
mashur seantero jagat, terukir indah dalam kitab sejarah.
Dalam kisah ini kita dapat memetik pelajaran
berharga. Flemming menabur kebaikan, ia menuai kebaikan pula. Cita-cita yang
dipendamnya berhasil dicapainya. Penisilin hasil penemuannya berhasil
menyelamatkan jiwa Churchil.
Tiada sia-sia beasiswa yang diberikan ayah
Churchil kepada Flemming. Inilah hukum menabur dan menuai. Tidak jauh beda
dengan filosofi sedekah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.