Kamis, 11 April 2013

Hukum Menabur dan Menuai


Pada suatu hari seorang pemuda sebut saja Anas sedang berjalan di tengah hutan belantara, tiba-tiba pendengarannya menangkap jeritan orang yang meminta pertolongan. Setelah didatangi Anas ternyata ada seorang pemuda sebut saja Andi terperosok ke dalam kubangan lumpur dan sedang berusaha melepaskan diri. Tapi semakin Andi bergerak berjuang, semakin dalam dia terperosok. Anas pun memberikan pertolongan, setelah mengerahkan tenaga sekuat mungkin akhirnya Andi dapat tertolong. Anas lalu memapah Andi pulang ke rumahnya.
Ternyata rumah Andi sangat besar dan megah. Ayah Andi sangat berterima kasih kepada Anas atas pertolongannya menyelamatkan Andi. Sebagai tanda terima kasih atas pertolongan Anas, ayah Andi hendak memberikan uang tapi Anas menolak pemberian itu. “satu rupiah pun tak akan aku terima,” kata Anas seraya menambahkan bahwa sudah selayaknya atas nama kemanusiaan dirinya menolong Andi yang terancam bahaya tenggelam di kubangan lumpur. Sejak kejadian itu akhirnya keduanya menjalin persahabatan.
Padahal kehidupan Anas sebenarnya adalah seorang yang miskin. Sementara Andi anak seorang bangsawan yang kaya raya. Anas diam-diam memendam keinginan untuk menjadi seorang dokter, tapi keadaan dirinya tak memungkinkan kuliah di Fakultas kedokteran. Mengetahui cita-cita Anas yang begitu tinggi, ayah Andi pun bersedia memberi beasiswa kepada Anas untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang dokter. Dan, Anas tak menyia-nyiakan niat baik ayah Andi, dia jalani kuliah sampai selesai dan diwisuda sebagai seorang dokter.
*******
Cerita di atas hanyalah sekadar ilustrasi dan nama yang dipakai hanyalah perumpamaan belaka, tak ada sangkut pautnya dengan nama tokoh tertentu.
Cerita sebenarnya, pemuda miskin yang memendam cita-cita ingin jadi dokter dan kesampaian tersebut tak lain adalah Alexander Flemming. Setelah menekuni profesi sebagai dokter dengan melakukan penelitian intensif, akhirnya dia berhasil menemukan obat Penisilin.
Sementara pemuda yang tadinya terperosok ke dalam kubangan lumpur oleh ayahnya dikirim masuk dinas militer. Setelah menyelesaikan pendidikan dikirim ke medan perang dan terkena luka tembak yang menyebabkannya demam tinggi sebagai akibat infeksi pada luka yang dideritanya. Pada waktu itu belum ada obat khusus untuk penyembuh infeksi. Tapi dokter yang menanganinya mencoba menyuntikkan Penisilin hasil penemuan Dr Alexander Flemming. Ternyata demam yang diderita prajurit itu berangsur-angsur reda dan infeksi yang dideritanya sembuh.
Ternyata prajurit anak bangsawan kaya raya itu bernama Winston Churchil, yang karier keprajuritannya melejit naik hingga menduduki jabatan sebagai Perdana Menteri Inggris dan harum namanya begitu mashur seantero jagat, terukir indah dalam kitab sejarah.

Dalam kisah ini kita dapat memetik pelajaran berharga. Flemming menabur kebaikan, ia menuai kebaikan pula. Cita-cita yang dipendamnya berhasil dicapainya. Penisilin hasil penemuannya berhasil menyelamatkan jiwa Churchil.
Tiada sia-sia beasiswa yang diberikan ayah Churchil kepada Flemming. Inilah hukum menabur dan menuai. Tidak jauh beda dengan filosofi sedekah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.