Minggu, 07 April 2013

Memenej Waktu


"Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh
dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran
dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran"
QS. Al-Ashr [103] : 1-3
*******
Tentu Anda akan senang bila setiap pagi saat hendak berangkat sekolah/kuliah, ibu Anda memberi uang bekal sebanyak Rp86.400. Semua uang itu harus Anda manfaatkan. Pada malam harinya, ibu Anda akan menghanguskan sisa uang yang tidak Anda manfaatkan pada hari itu. Kira-kira yang terlintas di pikiran Anda bagaimana sebaiknya Anda memanfaatkan uang bekali itu? Tentu saja menghabiskan semua uang bekal itu.
Betapa beruntungnya Anda, karena tak semua orang memiliki ibu seperti ibu Anda. Tapi, semua orang memiliki anugerah bernama WAKTU. Ya, setiap pagi WAKTU memberi siapapun bekal sebanyak 86.400 detik. Pada malam harinya, sisa WAKTU yang tidak dipergunakan untuk tujuan baik akan hangus menjadi sia-sia. Sisa WAKTU yang tak terpakai untuk tujuan baik itu tidak bisa dijadikan modal awal untuk WAKTU yang akan diterima keesokan paginya, tak juga bisa menambah sehingga jumlah WAKTU menjadi lebih banyak.
Karena, pagi berikutnya WAKTU yang diterima sama seperti pagi sebelumnya. Dan saat malamnya sisa WAKTU yang tak dipergunakan untuk tujuan baik juga akan dihanguskan. Begitu seterusnya mengikuti siklus waktu dari pagi ke pagi, hari ke hari, malam ke malam. Maka, WAKTU yang diterima setiap pagi itu harus dipergunakan untuk tujuan sebaik-baiknya, agar tidak termasuk dalam golongan orang yang dalam kerugian.
WAKTU yang diterima hendaknya dipergunakan bagi kesehatan, kebahagiaan dan kesuksesan kita.
Selama jam WAKTU berdetak, maka sebaiknya jatah WAKTU 86.400 detik setiap hari itu kita pergunakan sebaik-baiknya.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SETAHUN, tanyakan pada pelajar/siswa yang terpaksa tinggal kelas karena tidak naik.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan yang dikejar deadline.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SEJAM, tanyakan pada kekasih yang [betah] menunggu untuk bertemu sang pujaan hati.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan pesawat terbang, padahal urusannya begitu penting.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan yang nyaris merenggut nyawanya.
-     Agar tahu betapa berharganya WAKTU SEMILIDETIK, tanyakan pada peraih medali perak Olimpiade.
*******
Modal paling berharga untuk meraih kesuksesan adalah kesempatan dan waktu luang. Tapi, kebanyakan kita melalaikannya. Kedua hal ini [kesempatan dan waktu luang] tidak dapat diciptakan oleh kita manusia , hanya Alloh SWT yang menciptakannya. Kita diberi kepercayaan oleh Alloh SWT menjadi manajer untuk memenej WAKTU. Kita disuruh memberi ruh pada WAKTU. Ruh bagi WAKTU adalah segala aktivitas yang kita lakukan.
Setiap orang tentu berbeda-beda caranya memenej WAKTU. Jika seseorang mengejar beberapa target dan capaian tertentu, maka ia seharusnya mempunyai perencanaan yang baik, dengan perhitungan WAKTU yang tepat pula.
“Selayaknya bagi seorang yang berakal, selama akalnya masih sehat, memiliki empat saat, yakni: saat untuk bermunajat dengan Tuhannya, saat untuk mengadakan perhitungan dengan dirinya, saat untuk bertafakur tentang ciptaan Alloh SWT, dan saat menyisihkan waktu untuk mencari kebutuhan makanan dan minuman.”
(HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya, dari hadits Abu Dzar dan al-Hakim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.