Memasuki sepuluh hari terakhir bulan
Ramadhan, shaf (barisan jamaah salat tarawih) di masjid mulai menyusut tinggal
dua. Kemajuan. Ya, shafnya mulai maju maksudnya. Ini fenomena umum yang
memberikan gambaran bagaimana nilai keberagamaan para muslim abangan, yang juga
dijuluki Islam KTP. Malam pertama sampai malam ke sepuluh tarawih masjid penuh sesak, bermunculan
muka-muka baru yang selama ini hanya hadir di masjid saat salat jumatan, selebihnya ya… nunggu musim tarawih tiba. Begitu mulai malam ke sebelas sampai ke duapuluh muka-muka baru tadi mulai hilang satu persatu.
suasana salat tarawih di masjid ambulu yang makmumnya hanya tiga shaf |
Sepuluh hari terakhir tiba saatnya untuk
membayar zakat fitrah. Tujuannya untuk membersihkan rizki yang telah
dikaruniakan Alloh swt sepanjang tahun berjalan, dengan dibersihkannya rizki akan
menghantarkan hamba Allah swt kepada kesucian lahir dan batin, ibarat bayi yang
baru dilahirkan. Dan, di sinilah letak makna Idul Fitri selalu dirayakan, agar
manusia kembali ke fitrah kesucian. Predikat kesucian bisa diraih oleh sesiapa
yang mengupayakannya, namun mempertahankan predikat itu sesudahnya bukanlah
upaya yang mudah. Diperlukan ketakwaan. Maka, di sinilah letak sesungguhnya
esensi mengerjakan ibadah puasa bulan Ramadhan, agar manusia lebih bertakwa (sesudahnya). Di
samping zakat fitrah, juga ada zakat maal bagi yang menyimpan harta kekayaan
berupa emas/perak, tanah perkebunan, tabungan, properti, hewan ternak,
perniagaan, dan sebagainya. Ada fenomena di kalangan orang-orang yang berkecukupan, membagi-bagikan takjil untuk buka puasa di masjid-masjid dalam jumlah yang banyak, sasarannya adalah para karyawan yang pulang kantor dan menempuh perjalanan jauh sehingga tidak memungkinkan untuk berbuka di rumah bersama keluarga, solusinya mereka mampir ke masjid-masjid yang menyediakan takjil untuk berbuka dan salat Magrib, lalu melanjutkan perjalanan pulang.
Sepuluh hari terakhir yang kata Rasulullah
Muhammad saw sebagai Itkum min annaar
(pembebasan dari siksa api neraka), seyogianya lebih memberi spirit kaum
muslimin untuk semakin meningkatkan ibadah. Yang terjadi sebaliknya, shaf
menyusut, orang-orang berbondong-bondong memenuhi Mal-Mal berburu 1000
keberuntungan “hujan diskon” yang ditawarkan “surga belanja” secara gila-gilaan.
Banyak yang berani gila jor-joran belanja keperluan untuk lebaran. Sangat
mengerikan kalau sampai terlupakan menyisihkan uang untuk membayar zakat
fitrah. Lebih mengerikan lagi bila uang habis di Mal-Mal sementara zakat maal
lupa membayarnya. Fenomena gila belanja menjelang lebaran sudah merasuk ke sendi-sendi perekonomian masyarakat tidak hanya mereka yang kaya, tapi mereka yang berkelas ekonomi menengah ke bawah pun ikut-ikutan keranjingan.
Sepuluh hari terakhir masa menyusun rencana
untuk mudik ke kampung halaman. Berbahagialah orang-orang yang selalu rindu
kampung halaman. Tradisi mudik hanya ada di negara Indonesia, di negara-negara
lain tidak ada. Jadi, rawatlah tradisi ini karena momen mudik merupakan hal
yang begitu membahagiakan semua orang. Orang-orang yang sekian lama merantau
mencari nafkah (atau yang menetap di lain tempat) menyimpan rasa rindu
yang teramat sangat, begitu pulang akan
merasakan haru biru dalam penyambutan handai tolan (sanak family) yang berada
di kampung halaman. Begitu juga kerabat di kampung halaman yang begitu
menantikan datangnya mereka yang pulang, teramat suka cita manakala menerima
cindera mata (oleh-oleh) dari yang mereka sambut kedatangannya. Berkumpul bersama keluarga memang menjadi sebuah tradisi yang identik dengan lebaran. Inilah momen untuk berbagi kehangatan bersama seluruh sanak saudara sembari saling bermaaf-maafan. Tradisi silaturahim ini pun menjadi fenomena tersendiri dalam masyarakat yang melahirkan budaya mudik.
Ada banyak cara mudik. Di masa lalu hanya bus
dan kereta api sebagai moda transportasi utama. Dan untuk mendapatkan tiket
tidak sesulit sekarang, karena jumlah penumpang yang belum semembeludak
sekarang, tak juga perlu pagi buta ke stasiun untuk mengantre tiket. Pesawat udara
juga belum begitu banyak pilihan, hanya ada Garuda
Indonesia, Merpati Nusantara, Bouraq, Mandala.
Kini pilihan maskapai penerbangan kian
beragam, dan mendapatkan tiket pun bisa lewat online. Bus juga banyak pilihan dan kian nyaman. Tapi, seiring
majunya peradaban, begitu mudahnya membeli sepeda motor akhirnya jadi fenomena
baru orang-orang mudik dengan sepeda motor, beriring-iringan bagai kumpulan
lebah yang sedang bermigrasi. Karena sebegitu padatnya arus kendaraan para
pemudik (mobil, bus, dan sepeda motor) acapkali menimbulkan kemacetan
berkilo-kilometer dan berjam-jam. Tapi, sesungguhnya nikmat dan serunya mudik
justru terletak pada macetnya itu.
Ni dia bis surat di trotoar jalan. Kini tinggal kenangan. Sejarah Bis Surat pertama kali dipasang di Wina, Austria. |
Prangko desain Pasar Terapung Banjarmasin |
Menurut Tata, ancaman kepunahan tersebut
berasal dari hadirnya teknologi yang kian berkembang pesat. Masyarakat kini
dengan mudahnya mengirimkan pesan melalui pesan singkat, atau BBM dan email. "Ditambah
lagi hadirnya jejaring sosial, memudahkan orang berinteraksi secara
instan," katanya.
Tidak hanya itu, lanjut Tata, tidak adanya
regenerasi membuat keberadaan filateli Indonesia kian berkurang anggotanya. Ia
mengatakan, selama ini para anggota filateli tersebut kebanyakan angkatan tua
atau opa-opa. Dan tidak ada anak-anak dari anggota filateli tersebut yang
meneruskannya. "Kondisi ini yang menjadi ancaman filateli Indonesia akan punah,"
katanya.
Tata mengatakan, untuk melestarikan filateli
Indonesia berbagai kegiatan telah diselenggarakan untuk menarik minat generasi
muda dalam mengoleksi prangko. Selain menggelar kegiatan internasional,
nasional dan lokal. Hampir setiap pekan, Perhimpunan Filateli Indonesia
menggelar acara mingguan yakni saling bertukar prangko, jual beli dan lelang.
"Dengan filateli ini banyak yang bisa
dipelajari generasi muda, selain dapat mengenal warisan budaya dan sejarah
bangsa yang dicetak dalam seri prangko, juga mengajarkan generasi muda cara
berjualan dan lelang prangko," katanya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum
Perhimpunan Filateli Indonesia Soeyono yang menyebutkan, pada era 50-an jumlah
komunitas filateli di Indonesia mencapai satu juta orang. "Tapi saat ini
jumlah itu kian menurun. Seiring dengan berkurangnya minat penggunaan perangko
di Indonesia," katanya.
Hari ini, dengan semakin canggihnya alat
komunikasi. Jarak yang jauh bisa terasa begitu dekat, hanya dengan handphone di genggaman kita bisa
langsung terhubung dengan kerabat di tempat yang jauh. Bisa mendengar
langsung suara mereka, bisa berhaha-hihi mencurahkan kegembiraan, bisa saling
marah-marahan menumpahkan kekesalan, bahkan bisa saling caci-maki membuang
segala kebencian. Tapi, bisa juga yang dekat justru terasa jauh, karena faktor
kesibukan bekerja yang membelenggu setiap hari, bisa membuat intensitas
pertemuan antaranggota keluarga jadi berkurang. Sebuah fenomena terjadi pada pasangan suami-istri yang sama-sama punya karier. Demi efisiensi waktu, menuntut keduanya harus sudah berangkat ke kantor seusai sholat subuh sementara anak mereka yang berusia balita
masih didekap mimpi dalam pulasnya. Begitu juga saat si orangtua pulang malam harinya, anaknya sudah dalam
keadaan tidur kembali. Ada fenomena lain, suami istri pun karena saking sibuknya praktis hanya
bisa bercengkerama di akhir pekan, sehari-hari komunikasi hanya diselesaikan lewat pesawat
telepon. Hal ini membuat kehangatan di rumah menjadi berkurang, lebih-lebih bila didera stres akibat beban pekerjaan. Keadaan seperti inilah kadangkala jadi pemicu bagi timbulnya peluang untuk mencari "kehangatan" di luar. Ini jalan sunyi yang ditempuh untuk berselingkuh.
Ketupat opor ayam...nyam... nyam... uenak tenan. |
Anak-anak yang sedang bermain meriam bambu |
Untuk mengenang atau upaya melestarikan
meriam bambu ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Pontianak
menyatakan, sebanyak 269 meriam karbit siap menggetarkan dan memeriahkan malam
takbiran di sepanjang Sungai Kapuas kota itu. "Ada sebanyak 47 kelompok
yang sudah mendaftar pada kami untuk mengikuti festival meriam karbit menyambut
malam takbiran di Kota Pontianak," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata (Disbudpar) Kota Pontianak, Hilfira Hamid, Senin, 13 Agustus 2012.
Kegiatan ini secara rutin setiap tahun
dihelat oleh Disbudpar Kota Pontianak. Hilfira menjelaskan, animo masyarakat
untuk mengikuti festival meriam karbit dari tahun ke tahun selalu mengalami
peningkatan. "Jumlah kelompok dan meriam karbitnya juga mengalami
peningkatan sampai dua kali lipat dari tahun sebelumnya," ungkapnya.
Sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, apapun
rencana yang berkelindan di kepala Anda. Tentang mudik, tentang ketupat opor
ayam, tentang baju baru, tentang hape baru, atau lainnya. Suatu hal yang sangat
naif bila sampai mengabaikan kekhusyukan mendirikan sholat tarawih dan ibadah
puasa itu sendiri. Tetap istikomah menyelesaikan ibadah puasa dan rangkaian ibadah penyerta lainnya, akan semakin melempangkan jalan menuju ke arah
kemenangan. Di sinilah letak esensi ibadah puasa itu diwajibkan atas kamu dan orang-orang sebelum kamu. Agar
kamu bertakwa. Dan makna Idul Fitri dirayakan adalah agar kamu kembali ke
kesucian lahir dan batin. Agar kamu kembali ke fitrah. Takobbalallahu minna waminkum, siyamana wasiyamakum, Takobbal Yaa Kaariim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.