Saya sering
menyaksikan anak saya mengoperasikan berbagai fitur sekaligus di laptopnya. Ya
tweet, fb, mp3/media player, blog, download film atau lagu, dan lainnya. Saya
pikir alangkah berat beban memori laptop tersebut yang melayani berbagai pekerjaan
yang diperintahkan secara bersamaan.
Saya saksikan
kegiatan istri di dapur. Ternyata dia juga bisa menggerus bumbu berselingan
dengan membalik lauk yang sedang digoreng agar tidak gosong. Apa jadinya kalau
waktu dihabiskan dulu untuk menyelesaikan menggoreng lauk sampai matang semua.
Baru sesudah itu mengerjakan kegiatan untuk memasak sayur dimulai dari
menggerus bumbu sampai menumisnya di kuali. Tentu saja alangkah tidak
efisiennya waktu dan betapa lama waktu menunggu agar masakan matang dan siap
disantap di meja makan.
Kedua kegiatan
di atas, laptop yang sekarat melayani berbagai perintah kerja dan istri saya
yang mengerjakan berbagai pekerjaan secara bersamaan/berselingan, bisa
dikategorikan sebagai apa yang disebut multitasking.
Bisa dikerjakan oleh laptop atau komputer yang mempunyai prosessor berkecepatan
tinggi. Dan oleh orang yang memiliki memori otak yang cepat menerjemahkan
informasi atau perintah pekerjaan yang harus dipandunya.
Sering ada
ungkapan mengosongkan pikiran. Bagaimana caranya? Tentu harus kita pahami
terlebih dahulu tentang mekanisme berpikir. Otak manusia terdiri dari miliaran
sel. Karena itu otak manusia mampu menyerap dan menyimpan berbagai informasi
lantaran kapasitasnya tidak terbatas. Berbeda dengan alat-alat tampung berupa
benda yang biasa kita pergunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti gelas
untuk minum, penampung air di kamar mandi, tanki bahan bakar pada kendaraan,
dan lain sebagainya.
Saya agak
gaptek bila harus menggunakan software
level terbaru karena dalam pikiran telah melekat cara kerja software level sebelumnya. Ini karena
dalam menyerap informasi tentang software
level terbaru tersebut tidak mengosongkan pikiran terlebih dahulu. Bila
diumpamakan dengan gelas yang masih terisi separuh air kopi, bila hendak kita
pergunakan untuk meminum air putih tentu saja kita tidak boleh langsung
menuangkan air putih tanpa mengosongkan gelas terlebih dahulu. Jika kita tuang
langsung air putih tentu akan bercampur dengan air kopi, sudah barang tentu
rasanya tidak karuan. Air kopi bukan, air putih juga bukan.
Seorang teknisi
komputer dalam menginstal ulang program, terlebih dahulu dia akan menghapus
program lama (mengosongkan) lalu mengisinya (menginstalkan) dengan program yang
baru. Tanpa menghapus terlebih dahulu program lama, tentu tidak akan bisa
membenamkan program baru karena daya tampung hardisk atau RAM (random access memory) komputer yang
terbatas. Setelah dilakukan pengosongan, berapa pun banyaknya program yang akan
diinstalkan akan tertampung. Namun demikian agar komputer bisa optimal, punya
kinerja yang andal, tentu saja harus ada kesesuaian antara besarnya memori RAM
dan kemampuan prosessor.
Dikaitkan dengan cara kerja komputer tersebut, bisa dipahami cara kerja berpikir otak kita. Otak manusia akan menyerap dan menyimpan
seberapa pun banyak informasi yang masuk. Informasi-informasi itu siap
dipanggil untuk memandu gerak tubuh dalam mengerjakan tugas rutin. Misalnya
tugas menyetir mobil yang sudah dilakukan kemarin akan dipanggil dan digunakan
hari ini manakala kita siap menjalankan mobil menuju tempat kerja. Atau dalam
hal pekerjaan lainnya. Bahkan dalam sekali mengoperasikan pikiran bisa untuk
memandu dua atau tiga macam pekerjaan sekaligus, atau disebut multitasking seperti yang telah
disinggung di atas. Misalnya mengendalikan kemudi sambil menelepon. Mencincang
daging sambil menumis bumbu. Itulah kenapa para chef terlihat begitu terampil bekerja menyiapkan sebuah menu,
karena otaknya bisa memberi informasi untuk beberapa macam pekerjaan sekaligus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.