Sabtu, 11 Agustus 2012

Multitasking

Saya sering menyaksikan anak saya mengoperasikan berbagai fitur sekaligus di laptopnya. Ya tweet, fb, mp3/media player, blog, download film atau lagu, dan lainnya. Saya pikir alangkah berat beban memori laptop tersebut yang melayani berbagai pekerjaan yang diperintahkan secara bersamaan. 
Saya saksikan kegiatan istri di dapur. Ternyata dia juga bisa menggerus bumbu berselingan dengan membalik lauk yang sedang digoreng agar tidak gosong. Apa jadinya kalau waktu dihabiskan dulu untuk menyelesaikan menggoreng lauk sampai matang semua. Baru sesudah itu mengerjakan kegiatan untuk memasak sayur dimulai dari menggerus bumbu sampai menumisnya di kuali. Tentu saja alangkah tidak efisiennya waktu dan betapa lama waktu menunggu agar masakan matang dan siap disantap di meja makan.
Kedua kegiatan di atas, laptop yang sekarat melayani berbagai perintah kerja dan istri saya yang mengerjakan berbagai pekerjaan secara bersamaan/berselingan, bisa dikategorikan sebagai apa yang disebut multitasking. Bisa dikerjakan oleh laptop atau komputer yang mempunyai prosessor berkecepatan tinggi. Dan oleh orang yang memiliki memori otak yang cepat menerjemahkan informasi atau perintah pekerjaan yang harus dipandunya.
Sering ada ungkapan mengosongkan pikiran. Bagaimana caranya? Tentu harus kita pahami terlebih dahulu tentang mekanisme berpikir. Otak manusia terdiri dari miliaran sel. Karena itu otak manusia mampu menyerap dan menyimpan berbagai informasi lantaran kapasitasnya tidak terbatas. Berbeda dengan alat-alat tampung berupa benda yang biasa kita pergunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti gelas untuk minum, penampung air di kamar mandi, tanki bahan bakar pada kendaraan, dan lain sebagainya.
Saya agak gaptek bila harus menggunakan software level terbaru karena dalam pikiran telah melekat cara kerja software level sebelumnya. Ini karena dalam menyerap informasi tentang software level terbaru tersebut tidak mengosongkan pikiran terlebih dahulu. Bila diumpamakan dengan gelas yang masih terisi separuh air kopi, bila hendak kita pergunakan untuk meminum air putih tentu saja kita tidak boleh langsung menuangkan air putih tanpa mengosongkan gelas terlebih dahulu. Jika kita tuang langsung air putih tentu akan bercampur dengan air kopi, sudah barang tentu rasanya tidak karuan. Air kopi bukan, air putih juga bukan.
Seorang teknisi komputer dalam menginstal ulang program, terlebih dahulu dia akan menghapus program lama (mengosongkan) lalu mengisinya (menginstalkan) dengan program yang baru. Tanpa menghapus terlebih dahulu program lama, tentu tidak akan bisa membenamkan program baru karena daya tampung hardisk atau RAM (random access memory) komputer yang terbatas. Setelah dilakukan pengosongan, berapa pun banyaknya program yang akan diinstalkan akan tertampung. Namun demikian agar komputer bisa optimal, punya kinerja yang andal, tentu saja harus ada kesesuaian antara besarnya memori RAM dan kemampuan prosessor.
    Dikaitkan dengan cara kerja komputer tersebut, bisa dipahami cara kerja berpikir otak kita. Otak manusia akan menyerap dan menyimpan seberapa pun banyak informasi yang masuk. Informasi-informasi itu siap dipanggil untuk memandu gerak tubuh dalam mengerjakan tugas rutin. Misalnya tugas menyetir mobil yang sudah dilakukan kemarin akan dipanggil dan digunakan hari ini manakala kita siap menjalankan mobil menuju tempat kerja. Atau dalam hal pekerjaan lainnya. Bahkan dalam sekali mengoperasikan pikiran bisa untuk memandu dua atau tiga macam pekerjaan sekaligus, atau disebut multitasking seperti yang telah disinggung di atas. Misalnya mengendalikan kemudi sambil menelepon. Mencincang daging sambil menumis bumbu. Itulah kenapa para chef terlihat begitu terampil bekerja menyiapkan sebuah menu, karena otaknya bisa memberi informasi untuk beberapa macam pekerjaan sekaligus.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.