Senin, 16 November 2015

Ki Ledjar Subroto, Pengalih Rupa Tokoh-Tokoh ke Bentuk Wayang

Melalui wayang, Ki Ledjar Subroto ”membaca” sejarah Indonesia-Belanda. Dia mengalih rupa tokoh-tokoh sejarah kedua bangsa dalam wayang. Mulai bapak bangsa Belanda Willem Van Oranje, Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon (JP) Coen, Raja Mataram Sultan Agung, hingga Presiden Soekarno.

Karyanya Jadi Bahan Kurikulum SD di Inggris
Ki Ledjar Subroto bersama wayang JP Coen dan Soekarno ciptaannya di Sanggar Wayang Kancil

PRIA kelahiran Wonosobo 20 Mei 1938 itu diam-diam juga menyumbang ide media pembelajaran. Karya pria yang dikenal sebagai dalang wayang kancil sekaligus pembuat wayang ini menarik para praktisi pendidikan di luar negeri.

Pasalnya, karakteristik dan pertunjukan wayang sangat khas Indonesia. Bagi anak-anak, ini lebih menarik dan mengena untuk mempelajari sejarah.  Saat ini, dia tengah menyelesaikan wayang JP Coen pesanan RJ Spruit dari Museum Westfries, Hoorn, dan seseorang yang mengaku kerabat JP Coen. ”Tapi saya lupa namanya, catatannya ketlingsut. Pokoknya nanti kalau wayang selesai suruh dititipkan sama Profesor Heidi Hinzler (pakar kebudayaan Jawa di Universitas Leiden),” jelasnya saat ditemui di Sanggar Wayang Kancil sekaligus rumahnya di Jalan Mataram DN I/370, Yogyakarta.

Tampak beberapa wayang setengah jadi di sanggar sederhana yang didirikan pada 1974 itu. Beberapa di antaranya wayang JP Coen dan Soekarno. Wayang yang dibuat dari kulit kerbau itu sudah selesai ditatah sungging. Namun, tangkai atau cempurit belum terpasang. ”Pokoknya mereka itu ngakunya pencinta seni. Terus ingin punya wayang leluhur. Mereka tertarik setelah melihat koleksi wayang JP Coen saya di Museum Westfries,” ujar pria yang hampir seluruh rambutnya memutih ini.

Wayang yang dimaksud adalah satu set koleksi yang dipesan Museum Westfries pada 1987. Wayang itu dipesan dalam rangka peringatan 200 tahun VOC. Museum Westfries juga merasa perlu mengoleksinya karena JP Coen dilahirkan di Kota Hoorn.

Paket wayang ini menggambarkan sejarah masa pemerintahan VOC di Hindia Belanda. Seperti diketahui, pada saat JP Coen berkuasa, ia dua kali diserang Mataram pada 1628 dan 1629. Meski dapat menggagalkan Mataram, tak lama setelah serangan itu JP Coen tewas. Diduga akibat terkena wabah kolera.  Melengkapi rangkaian sejarah, Ledjar juga membuat wayang keluarga dan kubu JP Coen.

Di antaranya sang istri, Eva Ment, juga ayahnya, Sukmul dan ibunya, Tanuraga. Kemudian juga  rampogan atau orang-orang Belanda. Dari pihak Mataram antara lain ditampilkan wayang Sultan Agung, Pangeran Purbaya, Pangeran Jayawikrama, dan tiga prajurit. ”Yang tokoh-tokoh Belanda, saya dikasih fotonya dari koleksi museum, terus saya ubah dengan gaya wayang,” tutur bapak dua anak itu.

Sementara, tokoh-tokoh Indonesia yang belum pernah terdokumentasi dalam foto dia kreasi sendiri. Misalnya pakaian merujuk pada tata busana tokoh saat dimainkan dalam ketoprak. Meski dipesan museum dari Belanda, Ledjar tetap mempertahankan pandangannya atas sejarah dan pakem wayang. Maka, JP Coen yang dikenal kejam itu bersama orang-orang Belanda ditempatkan di sebelah kiri dalam pakeliran. ”Saya lihat di museum JP Coen dan teman-temannya ditaruh di kiri. Ya sudah berarti benar, sesuai wayang purwa, tokoh-tokoh yang jahat di kiri,” jelasnya.

Nyantrik

Selain Museum Westfries, ternyata Museum Bronbeek juga tertarik. Museum yang menyimpan sejarah KNIL (tentara Hindia Belanda) ini akhirnya memesan satu set wayang tentang sejarah revolusi fisik pasca-1945 di Indonesia. ”Tokoh-tokohnya Bung Karno, Bung Hatta dan pengikutnya yang tidak mau menyerah karena agresi Belanda,” jelasnya.

Ketertarikan mereka terhadap karya Ledjar bermula dari wayang kancil. Wayang ini sebenarnya fabel yang ceritanya dikembangkan dari dongeng kancil. ”Nah, di wayang kancil itu kan selain binatang ada tokoh petani. Mereka bilang kok bagus. Terus mereka minta dibuatkan tokoh-tokoh sejarah Belanda yang pernah berada di Indonesia. Jadi yang dipesan Belanda itu wayang VOC, wayang revolusi, dan wayang kancil,” terangnya.

Kepiawaian Ledjar membuat wayang kontemporer ini sudah tumbuh saat ia bergabung dengan Wayang Orang Ngesti Pandowo pada 1951-1960. Nama Ledjar merupakan pemberian dalang dan komponis karawitan legendaris Ki Narto Sabdo yang juga tergabung dalam grup tersebut.

Semula ia bernama Jariman. Nama Ledjar dimaksudkan agar ia bisa menyenangkan hati siapa saja. Selama nyantrik, kegemarannya menggambar terbaca oleh Narto Sabdo. Ki Narto yang dikenal kreatif lalu menyuruh Ledjar membuat wayang kreasi di luar wayang purwa. ”Pernah disuruh buat sepeda, sepeda motor, kereta. Tapi wayang purwa juga buat,” ungkapnya sembari menunjukkan foto hitam putihnya bersama Ki Narto Sabdo di atas gawang pintu rumah.

Meski akhirnya dia memutuskan untuk merantau ke Yogyakarta, hubungan keduanya tetap baik layaknya bapak-anak. Ledjar hanya ingin mandiri dengan menjual hasil karyanya pada para turis. Kesetiaan Ledjar pada wayang kontemporer membuat dia sering diundang ke Belanda untuk tampil dalam berbagai festival. Umumnya lakon dari wayang kancil yang diminta tampil. Terakhir, tahun 2013 ia diundang menghadiri Festival Wayang Sedunia di Inggris. Boleh dikata wayang ciptaan Ledjar justru mendapat tempat dan menuai apresiasi dari luar negeri.

Tak hanya itu, banyak orang Eropa belajar ndalang padanya. Antara lain Rien Baartmans (Belanda), Anna (Inggris), Yogen dan Arno (Jerman), dan sebagainya. Wayang kancil kreasi Ledjar juga dijadikan penelitian untuk tesis dan disertasi Sarah Bilby dari University of London. ”Orang-orang Eropa senang dengan wayang saya karena dinilai tepat untuk sarana belajar anak-anak. Di Inggris utara, wayang saya dikenalkan oleh Anna. Dia ini dulu belajar sama saya. Karena cocok, dimasukkan materi kurikulum SD di sana,”  paparnya.

Ada hal menarik lain menyangkut wayang kancil Ledjar dan penemuan naskah asli cerita kancil. Setelah puluhan tahun menggeluti wayang kancil baru di sana, Ledjar menemukan naskah asli dongeng yang sangat populer di Jawa itu.

Senang Sekali

Buku itu berjudul Het Boek Van Den Kantjil yang diterbitkan pada 1889. Meski berjudul Belanda, kumpulan cerita yang ditulis beberapa pujangga Jawa ini berhuruf Jawa.  ”Saya senang sekali, ini sangat berharga. Langsung saya fotokopi. Saya terjemahkan, tapi belum selesai,” kata Ledjar.

Yang ironis, di dalam negeri nasib wayang Ledjar justru kurang diperhatikan. Dia bahkan pernah kecewa pada sebuah katalog yang diterbitkan Yayasan Pewayangan terkemuka. Pasalnya, wayang karyanya ditulis sebagai wayang buatan orang lain, dan dikoleksi salah satu museum di Belanda.

”Tidak bisa dibohongi, karena di setiap sambungan kaki wayang saya tulis nama saya dengan huruf Jawa. Tapi di katalog itu sengaja dihilangkan supaya tidak ketahuan itu karya saya. Saya tidak tahu maksudnya apa,” ucapnya.

Ledjar yang punya cukup banyak teman di Belanda akhirnya meminta bantuan melacak wayang tersebut. Hasilnya, justru museum-museum di Negeri Kincir Angin dengan tegas menyatakan wayang tersebut karya Ki Ledjar Subroto. ”Bisa dinilai sendiri. Kenyataannya itu benar-benar terjadi,” ujarnya.

(Sony Wibisono/Suara Merdeka)

Sabtu, 07 November 2015

Mati Bahagia

Soe Hok Gie pernah bilang, ”Seorang filsuf Yunani pernah menulis; nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah yang berumur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”

Dan, Soe Hok Gie, termasuk golongan orang yang berbahagia itu, karena ia mati muda. Kurt Cobain melalui surat kematiannya yang mengutip lirik lagu Neil Young yang berjudul My My, Hey Hey (Out of the Blue) mengatakan, ”Lebih baik terbakar habis daripada memudar.” Dan ia pun mati muda.

Penyair Chairil Anwar sepertinya sudah mendapat firasat kalau tak akan berumur panjang. Karenanya, dalam sebuah puisinya dia menulis ”sekali berarti sesudah itu mati.” Frase itu sangat terkenal sehingga diartikan sebagai tabir pelindung bagi Chairil Anwar terhadap firasat kematiannya.

Piagam Penghargaan yang saya terima dari perusahaan.
28 Oktober lalu, usia saya genap 54 tahun. Artinya masuk dalam kategori tua. Terlepas jauh dari golongan orang yang mati muda. Meski demikian, sejauh berusah memperbaiki diri, tentu tetap terbuka peluang untuk masuk dalam golongan orang yang berbahagia, walaupun mati di usia tua.

10 hari dari tanggal penanda ulang tahun itu, di acara puncak HUT ke-47 perusahaan tempat bekerja, saya dianuherahi Piagam Penghargaan dari perusahaan. Kategorinya sebagai apa tidak jelas benar. Hanya ada tulisan ”Setia dalam Kebersamaan” selama masa pengabdian.

Soe Hok Gie dan Chairil Anwar sama-sama mati muda, di usia sekitar 27 tahunan. Nike Ardilla meninggal di usia 22 tahun, Olga Syahputra meninggal di usia 32 tahun. Kurt Cobain, Jimi Hendrix, Brian Jones, dan lain-lainnya juga memilih mati muda dengan caranya masing-masing.

Bimbo dalam lagu mereka Hidup dan Pesan Nabi: ”Hidup bagaikan garis lurus, tak pernah kembali ke masa lalu. Hidup bukan bulatan bola yang tiada ujung, dan tiada pangkal. Hidup ini melangkah terus mendekati titik terakhir. Setiap langkah hilanglah jatah menikmati hidup, nikmati dunia.”

Begitulah, setiap yang berjiwa pasti mati. Setiap kehidupan akan menemui sisi dualitasnya: kematian. Itu keniscayaan. Hanya saja yang tidak pasti adalah kapan waktunya, bagaimana kejadiannya, di mana tempatnya. Itu bagian dari rahasia si pemilik kehidupan.

Usia saya yang 54, terpental jauh dari usia emas kematian (usia 25-30), bukan berarti hilang kesempatan untuk mati dalam kebahagiaan. Meskipun belum terbayang (tak berani membayangkannya) bagaimana kehidupan selanjutnya. Yang penting jalani saja garis lurus menuju misteri kematian.

Di tahun ’87an, ada satu film berjudul ’No Die Before Dishonor’ kurang lebih pengertiannya tiada penghargaan sebelum kematian. Faktanya demikian, banyak manusia di masa hidupnya seperti tidak dihargai. Tapi begitu telah tiada baru jasa-jasanya disebut berguna dan dikenang-kenang.

Drs Suyadi alias Pak Raden yang menciptakan beberapa tokoh dalam film boneka ”Si Unyil” yang dibuat oleh Produksi Film Negara (PFN) dan ditayangkan di TVRI sejak tahun 1981 hingga 1993, telah menjadi tontonan sekaligus tuntunan bagi anak-anak Indonesia di masa itu.

Sebelum muncul di layar kaca, boneka Si Unyil ditampilkan Pak Raden sebagai media mendongeng sejak tahun 1978. Anak-anak generasi ’80an cukup familiar dengan Pak Raden dan boneka Unyilnya, terutama yang rajin hadir dalam acara mendongengnya Pak Raden secara periodik.

Bahkan, setelah hak siarnya tidak lagi dipegang oleh PFN melainkan telah menjadi produk komersial dan ditayangkan di TRANS7 dalam format yang lebih keren dan isi cerita yang variatif. Membuat Si Unyil dan tokoh lain ciptaan Pak Raden, semakin disukai tidak hanya oleh anak-anak tapi juga orang dewasa.

Sayangnya, Pak Raden, hidup di masa tuanya tidak sebahagia anak-anak Indonesia yang terhibur oleh tokoh-tokoh ciptaannya itu. Pak Raden tidak pernah menikmati sepeserpun royalti atas tayangan tokoh adaptif yang diciptakannya itu. Padahal itu bagian dari hak kekayaan intelektual yang patut dihargai.

Dalam perayaan HUT ke-13 media infotainment SILET di RCTI (26 Oktober), Pak Raden terpilih sebagai pemenang hadiah satu unit rumah (dari tiga nomine; Laila Sari, Aminah Cendrakasih dan Pak Raden). Pak Raden tidak bisa mengungkapkan kegembiraannya dengan banyak kata. Kecuali TERIMA KASIH.

Dan, beberapa hari setelah menerima penghargaan rumah itu, Pak Raden meninggal dunia dalam usia 82 tahun. Tepatnya hari Jumat (30 Oktober) pukul 22.20 di RS Pelni, Petamburan, Jakarta Barat. Pak Raden dilarikan ke RS pada Jumat siang dan dirawat di ruang ICU beberapa jam kemudian meninggal. 

Padahal Pak Raden berkeinginan keras untuk hadir pada acara Festival Dongeng Internasional Indonesia (FDII) 2015 yang digelar Sabtu (31 Oktober) hingga Minggu (1 November). Kematian Pak Raden menghadirkan kesedihan di hati para pendongeng. Salah satunya Ariyo Zidni dari Komunitas Ayo Dongeng Indonesia.

Sungguh sebuah akhir yang indah bagi Pak Raden. Meski tidak pernah dihargai hasil karyanya dalam bentuk pembayaran royalti. Namun, rasanya Pak Raden mati bahagia setelah dihadiahi rumah oleh SILET, dalam kategori Livetime Achievement Award Tersilet pada ajang SILET AWARD 2015.

Meski mendapat hadiah rumah, ternyata Alloh Swt telah membangunkan rumah di Surga bagi Pak Raden. Ya, Pak Raden mati bahagia karena telah tersedia rumah indah di Surga. Apalagi Pak Raden meninggal di hari Jumat, yang dinyatakan sebagai salah satu tanda husnul khotimah. Ganjarannya terbebas dari azab kubur.

Akankah saya juga demikian. Mudah-mudahan Ya Alloh Engkau bukakan jalannya. Menikmati sisa usia yang entah tinggal berapa, saya ingin menyaksikan anak-anak saya bahagia dengan segala prestasi dan kesuksesan mereka. Untuk jalan saya mati bahagia.

Sabtu, 7 November 2015

Jumat, 25 September 2015

Watak Haji

”Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) 
manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi 
petunjuk bagi semua manusia.”

Firman Alloh SWT pada Surah Ali Imran 96 di atas diturunkan sebagai bantahan atas anggapan para Ahli Kitab (Kaum Kitabiyah) bahwa rumah ibadah yang pertama dibangun berada di Baitul Maqdis, oleh karena itu Alloh membantahnya.

Baitullah yang juga disebut Kakbah kemudian menjadi pusat kiblat (tempat mengarahkan muka) bagi umat Islam di penjuru dunia dalam melaksanakan ritual salat lima waktu. Dan bila bulan Zulhijjah jutaan umat muslim dunia akan mendatanginya untuk menunaikan ibadah haji. Hal ini didasarkan atas firman Alloh dalam Surah Ali Imran 97: ”Dan serulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”

Lorong di bawah bangunan bulat seperti kubah di atas Bukit Safa, di sinilah ritual Sya'i dimulai  
Unta yang kurus untuk mengiaskan betapa payahnya unta menempuh perjalanan jauh antara Mekah dan Madinah dengan menyandang beban para jamaah haji. Kenyataan ini adalah konteks pada zaman Rasululloh SAW. Konteks kekinian sungguh jauh berbeda, antara Mekah dan Madinah sudah terbentang jalan yang mulus dan moda transportasi yang bisa dipergunakan jamaah haji adalah bus atau taksi.

Setiap tahun jumlah umat muslim yang berangkat haji semakin meningkat, bila saja tidak dibatasi tentu tidak akan tertampung semuanya. Karena itu, pemerintah Keajaan Arab Saudi perlu memberlakukan kuota haji bagi tiap-tiap negara. Demi meningkatkan daya tampung Masjidil Haram pun berbagai bangunan permukiman penduduk dan hotel-hotel di sekitarnya sudah diruntuhkan untuk kepentingan memperluas area Masjidil Haram. 

Untuk mempermudah jamaah haji bertawaf mengelilingi Kakbah, Masjidil Haram dibangun bertingkat, sehingga bila merasa tidak nyaman dan aman bertawaf di seputaran Kakbah karena ramainya manusia, maka tawaf bisa dilakukan di lantai 2, 3, 4, dan seterusnya. Hanya saja membutuhkan waktu yang lama (kurang lebih 1 jam untuk menyelesaikan 7 kali putaran tawaf).

Simbol Pencarian

Ibadah Sya’i pun tidak seperti dulu, keberadaan Bukit Safa dan Marwa jauh dari tempat Kakbah (Masjidil Haram). Dulu Bukit Safa yang terletak di selatan agak ke kiri Masjidil Haram berjarak kurang lebih 130 meter. Sebagai dampak perluasan Masjidil Haram, dengan sendirinya Bukit Safa makin dekat dengan Masjidil Haram. Bahkan untuk memulai Sya’i, jamaah haji bisa melakukannya tepat di luar salah satu pintu Masjidil Haram. Tidak harus susah payah dan berpanasan seperti di masa-masa awal atau beberapa puluh tahun lalu. Ibadah Sya’i adalah untuk menggambarkan perjuangan Siti Hajar berlari-lari kecil antara Safa-Marwa ketika mencari sumber air untuk minum bayinya Ismail AS yang kehausan. 
Seperti ini denah tata letak Shafa-Marwa dengan Masjidil Haram saat ini

Kini di atas Bukit Safa sudah dibangun atap bulat berbentuk kubah, dan Sya’i bisa dilakukan dengan sangat nyaman, karena dalam terowongan yang berpendingin udara yang sejuk, jalan tempuhnya pun dibuat dua lantai bisa di lantai bawah dan bisa juga di lantai atas masing-masing dua jalur berlawanan arah dari Safa ke Marwa (dan sebaliknya) juga dilengkapi jalur untuk kereta dorong yang diperuntukkan bagi jamaah yang sakit, berusia lanjut atau orang yang lemah. Di antara Bukit Safa dan Marwah terdapat Bathnul Waad, yaitu kawasan yang (saat ini ditandai dengan lampu neon berwarna hijau), para jamaah pria disunahkan untuk berlari-lari kecil, sedangkan untuk jamaah wanita cukup dengan berjalan cepat.

Ibadah Sya’i adalah simbol pencarian. Yaiu ketika Siti Hajar istri Nabi Ibrahim AS mencari air untuk minum anaknya Ismail AS yang kehausan. Pencarian Siti Hajar itu kemudian diabadikan menjadi salah satu rukun ibadah haji. Usaha mendapatkan air untuk minum yang dilakukan Siti Hajar, menegasi bahwa dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus berusaha mencarinya. Tapi tentu saja dengan cara-cara yang sesuai dengan aturan yang berlaku (tidak melanggar susila dan martabat kemanusiaan serta hukum positif yang berlaku sesuai aturan negara dan sosial kemasyarakatan).     

Watak Haji

Perintah menunaikan ibadah haji sebagaimana tersebut dalam firman Alloh pada Surah Ali Imran 97 adalah kewajian yang dibatasi. Maksudnya, dibatasi oleh beberapa persyaratan, di antaranya hanya wajib bagi mereka yang mampu dalam hal kekuatan fisik, kecukupan bekal di perjalanan (pergi dan pulang) serta bagi keluarga yang ditinggalkan. Sebenarnya tidak begitu berat memenuhinya, karena beberapa Bank menawarkan fasilitas pinjaman. Artinya, bisa berangkat haji dulu baru kemudian mencicil utang ke Bank. Tetapi sejauh apa kehalalan hukumnya berhaji dengan cara-cara yang dananya bersentuhan dengan perbuatan riba seperti ini, wallahu alam bish-shawab. Dan, naik haji sebaiknya cukup sekali saja tidak berulang-ulang, hal ini demi memberi peluang bagi mereka yang terkendala waiting list yang panjang karena terbatasnya kuota. 

Atau kalau tidak ingin berutang, BPIH bisa dilunasi dengan menjual aset seperti tanah. Bahkan ada petani yang rela menjual sawah demi mewujudkan keinginannya menunaikan ibadah haji. Tapi belakangan petani ini dapat fasilitas naik haji gratis dari salah satu stasiun TV swasta dan setoran BPIHnya ke Bank dikembalikan berikut sawah yang telah dijual kembali ditebus. Ada juga orang bisa mewujudkan cita-cita berhaji setelah menabung sekian rupiah bertahun-tahun. Atau kalau mujur dinaikkan haji oleh seseorang yang berkelimpahan harta, atau oleh pemerintah, atau oleh perusahaan tempatnya bekerja. Mungkin juga bisa naik haji lantaran ketiban pulung dari boomingnya batu akik. Banyak macam cara dan jalan menuju Baitullah.

Tapi, sesungguhnya apa yang penting dari ritual ibadah haji? Kalau sekadar mencari identitas kehajian tentu sangat disayangkan. Faktanya banyak orang begitu bangga mencantumkan gelar haji/hajah di depan namanya. Begitu bangga juga karena naik haji dua atau tiga kali. Tapi watak haji atau hajahnya sama sekali tidak tecermin dalam sikap kesehariannya. Jangankan ibadah sunnah, yang hukumnya wajib saja diabaikan seperti tak ada beban. Justru yang lebih menonjol adalah sifat materialisnya dengan mendewakan harta kekayaan, menghambakan diri kepada kerakusan mencari penghidupan. Bahkan ada yang dengan sombongnya menyekutukan Alloh dengan menuhankan batu akik, karena bisa naik haji berkat bisnis batu akiknya meraup keuntungan. Beratus macam nama batu akik dia hapal di luar kepala, sedangkan nama Tuhan Alloh SWT yang hanya 99 bisa jadi tak pernah disebut-sebutnya.

Mutilasi Waktu
siapa bilang waktu tak bisa dimutilasi
bukankah Tuhan membagi menjadi limapuluh kesempatan
untuk setiap waktunya bagi badan dan ruh jeda sejenak
mengunjungi menyapa-Nya, bersimpuh memanjatkan doa

tapi, Musa menyuruh Muhammad bernegosiasi minta reduksi
jadilah tinggal lima waktu dari sepanjang siang dan malam
itupun masih banyak yang keberatan, lalu mengabaikannya
asyik pada kesenangan duniawi, melalaikan tujuan sejati

sepanjang waktu dihabiskan memutilasi batu
memberinya nama-nama indah beratus buah
nama Tuhan yang hanya sembilanpuluhsembilan
tak pernah dirafal apalagi dihapal luar kepala

perilaku memuja batu, melanda di mana-mana
batu perlambang Tuhan, digosok-gosok setiap waktu
tuhan sesungguhnya tak diberi waktu dan kesempatan
untuk dikunjungi disapa sekejap tiap lima waktu sekali

mutilasi waktu dalam hidup manusia
menjadi cacahan-cacahan antara bekerja, makan dan tidur
Tuhan hanya minta lima dari duapuluhempat jam
kesempatan bagi-Nya untuk disapa dalam eja doa


10 Zulhijjah 1436 H – 24 September 2015 

Jumat, 21 Agustus 2015

Berbuat Baik, Itulah yang Terbaik

Ohoiii, inilah postingan ke-100. Lambat laun, tulisan demi tulisan, postingan demi postingan, 
akhirnya nyampai 100. Sebenarnya kalau lumayan produktif menulis lalu memostingkannya, 
tentu akan lebih banyak lagi hasilnya. Tapi, ada kurun waktu laman blog ini seperti tidak terurus, 
didiamkan cukup lama tanpa postingan. Tengok saja tahun 2014 hanya ada 7 kali memosting 
tulisan. Padahal sejak postingan pertama Sabtu, 12 Maret 2011, mestinya isi blog ini 
sudah bisa mecapai seratus sekian puluh sekian tulisan.

Untuk postingan ke-100 ini saya mengulas tentang kebaikan. Intinya, berbuat baik itu seyogianya 
diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan sekedar retorika atau wacana dan ajakan semata. 
Dan, kebetulan wujud nyata berbuat (demi) kebaikan (bersama) ini dilakukan oleh 
Elanto Wijoyono di di Yogyakarta pula. Jadi, kloplah SEYOGIANYA.

*** *** *** 

Sabtu (15/8), Elanto Wijoyono mengadang konvoi Harley Davidson di perempatan Condong Catur, Yogyakarta. Iring-iringan motor gede (moge) ini adalah gabungan dari berbagai komunitas dan daerah asal, berencana menggelar upacara peringatan HUT ke-70 Kemerdekaan RI di pelataran Candi Prambanan pada Senin (17/8) keesokan lusanya. Romonan moge ini dikawal oleh aparat kepolisian. 

Mengapa Elanto melakukan pengadangan? Ada dua alasan. Pertama, penggunaan pengawalan sudah diatur di dalam Undang-Undang No.22 tahun 2009 mengenai siapa saja yang berhak mendapatkan hak utama menggunakan jalan. Rombongan moge di atas tidak termasuk salah satunya. Sehingga, perlu dipertanyakan, apa alasan kepolisian memberikan fasilitas pengawalan tersebut. 

Kedua, adalah soal konvoinya. Konvoi apapun, tidak hanya moge. Cenderung ada pelanggaran terhadap tata tertib berlalu lintas di jalan raya, berupa menerobos traffick light yang mestinya berhenti di saat menyala merah. Konvoi yang biasanya melakukan pelanggaran, seperti konvoi pendukung/partisan partai politik atau calon anggota legislatif maupun kepala daerah, konvoi supporter bola, dll. baik dengan pengawalan maupun tidak.   

ilustrasi gambar dipinjam pakai dari RAPPLER.COM (izin ya bro)
Dari sisi legalitas formal, mungkin rombongan moge di atas bisa mencari alasan pembenaran, tapi dari sisi kepatutan, menerabas lampu pengatur lalu lintas yang sedang menyala merah (menandakan harus berhenti atau setop) yang acapkali dilakukan rombongan konvoi moge adalah sebuah pelanggaran. Dan perilaku pelanggaran ini, meski diketahui atau dilihat langsung oleh aparat kepolisian, umumnya polisi hanya diam saja tidak melakukan tindakan apapun.

Menjungkirbalikkan Kewenangan

Mestinya, tidak sepatutnya polisi yang mengetahui membiarkan begitu saja. Pembiaran oleh polisi cenderung menjadi kebiasaan dari peristiwa ke peristiwa, dari tahun ke tahun, sehingga menjadi permanen. Bahkan polisi cenderung memberi keleluasaan kepada rombongan moge dengan  memberi ruang lewat yang lebih luas di jalan raya dan melakukan pengaturan terhadap pengguna jalan lainnya untuk disuruh minggir atau berhenti terlebih dahulu. 

Polisi yang meminggirkan atau menghentikan pengguna jalan lain dan memberi keleluasaan kepada konvoi moge, bisa dikatakan mempertontonkan perilaku buruk dan tidak patut. Kenyataan ini akan semakin merendahkan citra korp Kepolisian Republik Indonesia. Memang polisi diberi hak kewenangan untuk mengatur, tapi tidak dibenarkan bila membiarkan ada pelanggaran terhadap lampu merah. Begitulah, acapkali kewenangan itu disalahgunakan (dijungkirbalikkan) menjadi KESEWENANG-WENANGAN oleh (oknum) aparat kepolisian. 

Yang Terbaik

Bisa saja kita MENGAJAK orang berbuat baik, tapi MELAKUKAN perbuatan baik, sesungguhnya itulah YANG TERBAIK. Elanto Wijoyono pernah mengupayakan mengajak pihak kepolisian berbuat baik. Sejak lama dia melakukan pembicaraan dengan Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), untuk mengatur konvoi kendaraan bermotor. Secara lisan jawaban pihak Polda akan mengatur, tapi secara konkret tidak ditunjukkan dalam kerja nyata.

Sebelum melakukan pencegatan pada Sabtu itu, Elanto Wijoyono telah melakukan prosedur sebenarnya terlebih dahulu. Dia melapor ke pos polisi dan juga ke Polda DIY. Elanto pertama mendatangi pos polisi di Jombor untuk meminta mereka mengatur konvoi moge, tapi petugas lapangan meminta Elanto berhubungan langsung dengan Dirlantas Polda DIY.

Sabtu siang, Elanto mendatangi kantor Dirlantas Polda DIY, menunggu satu jam tapi tak ditemui, hanya bertemu asistennya. Elanto sebagai warga melaporkan keluhan, berharap ada solusi dari polisi. Dia sampaikan jika petugas di lapangan tidak menindak pelanggaran, maka dirinya akan menegur langsung. Dan, apa yang diucapkannya itulah yang dilakukannya. Artinya, Elanto telah MELAKUKAN perbuatan baik, tidak sebatas MENGAJAK.

Link terkait:





Kamis, 20 Agustus 2015

Kerajaan Android

Seberapa bangga seseorang memiliki handphone android? Tentu karena kecanggihan piranti komunikasi yang identik dengan logo robot hijau ini bisa mengakomodasi segala kebutuhannya dalam hal berkomunikasi, apalagi kalau dikaitkan dengan perkembangan media sosial yang kian hari muncul laman-laman atau situs baru. Dan, semuanya bisa dioperasikan hanya dengan handphone android. Lebih-lebih sejak fasilitas BBM dibenamkan di dalam android, kebutuhan berkomunikasi menjadi semakin cepat.

Alhasil, dengan hp android di genggaman, jarak yang semula dirasa jauh (dan faktanya memang demikian), menjadi sebegitu dekat. Sebaliknya, orang yang secara fisik berdekatan bahkan berhadap-hadapan, menjadi seperti demikian jauh. Mengapa? Karena satu sama lain saling membisu, tenggelam dalam buaian dunia maya yang mengasyikkan. Penuh debar, penuh sensasi, asyik ketawa ketiwi sendiri. Ada juga yang mendesah, mengerang, dan mengigit-gigit bibir sendiri. Sampai-sampai tak terasa tawu-tawu.... ejakulasi.

Maka, katakanlah selamat tinggal hape jadul, proklamasikanlah android layak dimiliki dan perlu!   

si robot hijau
Android  adalah OS yang cukup ternama saat ini. Mulai dari handphone hingga tablet PC telah dijejali dengan OS berlambang robot hijau ini. Handphone dengan OS canggih tentunya harus digunakan secara maksimal.

Di samping untuk bermain game high definition, tethering wifi, mendengarkan musik, menggunakan aplikasi office, handphone dengan OS android bisa juga dipakai sebagai  mouse atau mouse pad pada pc atau laptop kita. Caranya silahkan kunjungi: http://icacanggih2.blogspot.com/

Dunia yang bulat bundar, terasa datar dengan adanya android. Sebab semua aplikasi yang terbenam di dalamnya bisa menghantarkan orang melanglang jauh ke mana-mana.

Sehingga, sekali lagi, android terasa layak dimiliki dan perlu. Apa sesungguhnya tujuan seseorang memiliki hp android, sehingga dengan berbagai cara dilakukan, mulai dari memangkas uang jajan demi menabung agar kebeli hp android. Mau tawu bagaimana sensasi yang akan dirasakan bila di telapak tangan tergenggam hp android? Simak di sini: http://maxiandroid.blogspot.com/2012/03/kecanggihan-android.html

Beberapa fasilitas yang tertanam di android memang terasa membantu lancarnya alur komunikasi, baik yang membutuhkan biaya besar lewat beban pulsa seperti sambungan telepon atau messenger maupun yang gratis tis seperti halnya WhatsApp.

Bagaimana menggali trip tersembunyi di balik WhatsApp, simak video berikut ini: http://video.liputan6.com/news/oneshot-tips-amp-trik-tersembunyi-di-whatsapp-2296938

Jumat, 31 Juli 2015

1000 Fenomena Edisi 9

Munculnya Go-Jek sejak awal terbilang fenomenal. Sang Owner Nadiem Makarim terbilang sukses mengemas jasa transportasi konvensional ini dengan teknologi internet. Dengan kemudahan, kenyamanan dan keamanan serta harga yang murah, tentu dengan mudah masyarakat kepincut oleh jasa dijual oleh Go-Jek. Bahkan Go-Jek telah mengubah kebiasaan sebagian masyarakat dari yang menggunakan kendaraan pribadi menjadi pelanggan setia Go-Jek.

Kesibukan di pusat layanan pesanan terhadap Go-Jek. Masing-masing operator siap menerima telepon dari pelanggan setia.
Okezone
Namun, hadirnya Go-Jek ternyata juga memberikan dampak negatif bagi tukang ojek tradisional yang enggan bergabung dengan Go-Jek. Mereka merasa, Go-Jek telah merebut pendapatannya, karena mengambil sebagian besar pangsa pasarnya.

Menurut praktisi bisnis dan Guru Besar Universitas Indonesia Rhenald Kasali, Go-Jek berhasil menerapkan inovasi disruption business. Dimana perilaku pasar diubah dari menggunakan ojek konvensional beralih menggunakan Go-Jek karena merasa lebih untung. Tentu suatu hal yang wajar, timbulnya konflik antara ojek tradisional dengan Go-Jek.

”Pasti menimbulkan konflik. Jangankan di Indonesia di London ada black cab yang demonstrasi karena munculnya Uber. Mereka merasa dirugikan, tapi memang seperti itu. Pasar berhak memilih jasa pelayanan yang lebih baik,” tutur Rhenald saat dihubungi Okezone, Kamis (30/7/2015).

Bukan hanya itu, Rhenald juga memperkirakan nasib tukang ojek tradisional bisa saja seperti pabrik es yang habis digerus karena munculnya produk kulkas. ”Contoh lainnya dulu pabrik es tutup semua karena adanya kulkas. Tentu yang menciptakan kulkas bukan dari pabrik esnya, tapi pihak lain. Itu wajar,” imbuhnya.

Menurutnya, hal tersebut akan terus terjadi dalam perkembangan dunia usaha maupun teknologi. Datangnya inovasi teknologi yang baru akan menghancurkan produk ataupun jasa yang lama. ”Bagi komunitas atau masyarakat akhirnya itu positif. Tapi bagi persaingan memang selalu ada yang dirugikan,” pungkasnya.

Keberhasilan Nomaden

Fenomena lain adalah Dzulfikar Akbar Cordova (Dodo), seorang pengamen nomaden yang diterima di Universitas Indonesia. Rumput hijau dan suasana teduh di bawah pohon depan Perpustakaan Universitas Indonesia, Depok, menjadi saksi Dzulfikar Akbar Cordova, 21 tahun, bersama dua teman wanitanya, Chintya Kahassa Ghultom, 21 tahun, dan Meli, 19, tahun, yang tengah belajar bersama. Mereka bertiga adalah siswa Sekolah Masjid Terminal (Master), Depok.

Dzulfikar Akbar Cordova alias Dodo (tengah) saat belajar bersama temannya di Perpustakaan Universitas Indonesia, Depok, 29 Juli 2015. Dodo adalah pengamen yang diterima kuliah di Fakultas Ekonomi, Jurusan Ekonomi Islam Universitas Indonesia lewat jalur SBMPTN.
TEMPO
Dodo –sapaan Dzulfikar Akbar Cordova– dan Chintya, menjadi salah satu siswa berprestasi yang diterima masuk UI lewat jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada 9 Juli 2015. Dodo diterima di Jurusan Ekonomi Islam FEUI, sedangkan Chintya diterima di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik UI. Dodo dan Chintya sedang mengajari Meli rumus matematika yang dia tidak mengerti. Soalnya, Meli ingin mencoba mengikuti tes yang sama dengan Dodo dan Chintya.

Dodo, yang kesehariannya sebagai pengamen, sempat deg-degan lantaran saat pengumuman tes SBMPTN pada Kamis (9 Juli 2015), karena dirinya tengah ditahan di kantor Dinas Sosial (Dinsos) Jakarta Timur, setelah terjaring oleh Satpol PP di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (8 Juli 2015). ”Saya izin sama petugas Dinsos untuk pinjam komputer untuk melihat hasil tes yang diumumkan pada Kamis (9 Juli 2015) malam. Hasilnya saya lulus,” kata Dodo di Perpustakaan UI, Rabu (29 Juli 2015).

Dodo sempat mendekam selama tiga hari di kantor Dinas Sosial Jakarta Timur. Mengetahui Dodo lulus SBMPTN, pengelola Master datang dengan membawa bukti bahwa dia diterima masuk di UI. Pengelola Master  meminta agar Dinas Sosial membebaskannya. Saat ini Dodo bersama Chintya hanya tinggal menunggu registrasi pada 6 Agustus. ”Saya bersama Chintya salah satu mahasiswa yang masuk lewat jalur undangan,” kata Dodo. 


Kamis, 09 Juli 2015

Pesan Berharga Seorang Anak

Banyak hal bisa dipetik dari ritual menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini. Selain mendapat rahmat (rahmah) di sepuluh hari pertama, ampunan (maghfiroh) di sepuluh hari kedua, dan pembebasan dari api neraka (itkum minannaar) di sepuluh hari terahir, secara lahiriah fisik pun menjadi lebih sehat. Karena puasa dapat mengistirahatkan organ pencernaan dari kegiatan rutin mencerna makanan sepanjang 24 jam terus menerus. Maka, kalau ada orang yang merasa tersiksa menjalankan puasa karena terbiasa makan tiga kali (sarapan pagi, makan siang dan makan malam), berarti orang itu tidak pandai mensyukuri nikmat.

Hari ini, sudah sampai pada hari ke-22 puasa Ramadhan, berarti hari-hari puasa di sepuluh hari terakhir akan segera berakhir dan sampai pada hari yang ditunggu-tunggu, yaitu hari kemenangan. Suatu hari yang begitu dibanggakan umat muslim dunia sehabis menjalankan ibadah puasa sebulan penuh. Sesungguhnya apa yang patut dibanggakan ketika Idul Fitri tiba? Ustadz Othman Omar Shihab mengatakan, tetap melekatnya tekad berbuat baik dan ketaatan kepada Alloh Swt, yang selama Ramadhan dilatih adalah bekal penting menyongsong Idul Fitri.

Bila telah digembleng selama satu bulan penuh, seyogianya tak ada lagi sifat tercela yang tersisa pada diri dan ini dapat dikatakan sebagai kemenangan yang diraih setelah Ramadhan berlalu. Maka, keberhasilan seseorang di bulan Ramadhan terlihat dari tingkahnya setelah Ramadhan. Ibarat orang yang menunaikan ibadah haji, bila Setelah menyandang predikat haji itu ada perubahan signifikan dalam hal ketaatan beribadah dan tingkah laku, maka tak salah bila kepadanya disematkan istilah mendapat haji yang mabrur. Begitu juga dalam hal ibadah puasa, bila setelah Ramadhan berlalu tetap senantiasa menunjukkan keshalehan, mungkin juga bisa dikatakan ibadah puasanya ’mabrur.’

I’tibar

Sepanjang Ramadhan, semua televisi seketika mengubah format acara yang ditayangkan. Semuanya bernuansa Islami. Ada acara TABUR (Tabuh Ramadhan), ada Hafiz Qur’an, ada Aksi (Akademi Sahur Indosiar), dan banyak macam lainnya. Demikian juga sinetron yang ditayangkan baik di waktu Sahur maupun jelang Maghrib, dikemas dengan konsep sangat religius. Termasuk iklan pun disisipi pesan Seolah-olah demi kenyamanan berpuasa, misalnya larutan penyegar napas agar napas tidak mengeluarkan aroma tidak sedap karena kurangnya konsumsi air bagi tubuh.

Adzan Subuh atau Maghrib juga disisipi ilustrasi yang menggugah rasa keberagamaan dan keimanan seseorang. Di sepanjang adzan dikumandangkan, ada tayangan ilustrasi berupa gambar anak kecil membantu seorang tua yang susah payah menginsutkan kursi rodanya di pelataran masjid. Ilustrasi seperti itu untuk menunjukkan bahwa puasa Ramadhan sarana memenjarakan nafsu tapi memerdekakan pikiran. Anak-anak yang diajari berpuasa menahan diri tapi melepasakan semua keakuan, akan tercipta kesalehan sosial dalam diri mereka. Sehingga tanpa disuruh pun akan tergerak hatinya untuk membantu orang lain.  


hatinyalah yang menggerakkan anak kecil ini sudi membantu si bapak menginsutkan kursi rodanya
Ada juga ilustrasi seorang anak yang membangunkan ayahnya untuk salat Subuh. Tapi si ayah bergeming dan mengabaikan imbauan anaknya untuk salat. Lalu si anak berinisiatif untuk mengingatkan ayahnya salat Dzuhur nanti di kantor dengan menyelipkan tulisan ”Ayah, jangan lupa salat” yang ditulisnya di secarik kertas dan disisipkan di tumpukan kertas berkas kerja ayahnya yang akan dibawa ke kantor, saat si ayah berangkat ke kantor sambil mengantar anaknya ke sekolah TK.

Sahdan, singkat cerita, sampai di kantor sang ayah tadi menggelar briefing dengan stafnya, tampak begitu emosi dan marah-marah sehingga penyakit jantungnya kumat dan tersungkur jatuh. Para karyawannya sibuk berbagai tugas, ada yang memanggil ambulans untuk membawanya ke rumah sakit, ada yang mengabari istrinya di rumah tentang kondisi suaminya. Sampai di rumah sakit tim dokter dan paramedis mengupayakan segala tindakan penyelamatan di ruang ICU. Apadaya, usaha maksimal sudah dilakukan, untung tak bisa diraih malang tak bisa ditolak. Sang BOS mengembuskan napas terakhir.

Istrinya yang sebelum ke rumah sakit terlebih dahulu menghampiri anaknya di sekolah TK untuk diajak ke rumah sakit melihat kondisi ayahnya. Sampai di rumah sakit, suami tercinta dan sosok ayah yang sangat didambakan anak itu untuk jadi idola dan membimbingnya tumbuh menjadi besar, ternyata terlalu dini berangkat ke alam baka meninggalkan mereka berdua. Sembari pulang ke rumah, di dalam mobil ayahnya si anak menemukan secarik kertas bertuliskan ”Ayah, jangan lupa salat” yang tadi pagi dibuatnya tergeletak di jok mobil. Mungkin, di benak si anak berkelindan tanya, apakah pesannya itu sempat dibaca ayahnya atau tidak. Sungguh sya terharu dan bergegas ke masjid untuk salat Subuh berjamaah.

Semoga pesan berharga dari seorang anak TK kepada ayah yang dibanggakannya ini bisa dijadikan ’abara, ibrah atau ta’bir ibrah i’tibar (’itabara), yaitu pelajaran berharga dari suatu kisah. Dan, kisah seperti di atas ada di sekitar kita.

Minggu, 05 Juli 2015

Kangenan, Pengobat Kangen

Lama tidak tampil ke ruang publik, tadi malam (Sabtu, 4 Juli), Deddy Dores, Lady Avisha dan Inka Christie muncul di acara ”Kangenan” TVRI, Deddy Dores adalah musisi kawakan di era ’80-an yang banyak menciptakan lagu beraliran slow rock dan rock kontemporer. Penyanyi yang mempopulerkan lagu-lagu ciptaannya kala itu selain Lady Avisha dan Inka Christie, ada Nicky Astria, Anggun Cipta Sasmi, Mel Shandy, (Alm.) NikeArdilla dan Poppy Mercury. Selain Deddy Dores, pencipta lagu-lagu rock lainnya ada Ian Antono, Donny Fattah, dan lainnya.

Kangenan dipandu host Andrea Lee dan para tamu: Deddy Dores, Inka Christy, dan Lady Avisha 
Lagu ”Uang” ciptaan Ian Antono, yang liriknya ditulis sendiri olehnya, merupakan sebuah lagu yang  sempat hit dan sangat populer di awal tahun 80-an yang awalnya dinyanyikan oleh Happy Pretty dan  pada tahun 1988 kembali dipopulerkan lewat lengkingan suara Nicky Astria dalam balutan musik rock  yang lebih kental. Lagu yang sampai saat ini masih sangat dikenal di telinga masyarakat pendengar  musik pada zamannya karena liriknya aktual sepanjang zaman. Lagu ini kemudian dibawakan Syaharani yang dikenal sebagai penyanyi musik jazz. Dengan interpretasi dan perpaduan nafas jazz dan blues membuat lagu ”Uang” jadi berbeda dengan versi sebelumnya.

Ian Antono, arranger kawakan
Selain mencipta lagu, Ian Antono dikenal sebagai arranger ulung sehingga dipercaya oleh sejumlah perusahaan rekaman untuk menangani  beberapa rekaman penyanyi solo, seperti Nicky Astria, Iwan Fals, Ikang Fawzy, (Alm.) Gito Rollies, (Alm.)  Franky Sahilatua, Anggun C. Sasmi, (Alm.) Deddy Stanzah, Duo Kribo [Ahmad Albar dan (Alm.) Ucok  Harahap, dan puluhan penyanyi lainnya. Menurut Ian Antono, ia pernah mendukung 100 album  rekaman, banyak di antaranya memakai lagu-lagu ciptaannya.

Deddy Dores di Acara ”Kangenan”
Selain dinyanyikan oleh artis penyanyi, lagu-lagu ciptaannya juga dinyanyikan sendiri oleh Deddy Dores, baik solo singer maupun berduaet. Teman duetnya yang ngetop kala itu adalah Ria Angelina. Lagu-lagu yang mereka berdua nyanyikan di antaranya: Hanya Kau di Hatiku, Aku Masih Milikmu, Hatiku Masih Milikmu, Ilusi Biru, Bermimpi Lagi, Engkau Telah Mengingkari. Selain dengan Ria Angelina, Deddy Dores juga beduet dengan penyanyi lainnya seperti Lydia Natalia, Nike Ardilla, Poppy Mercury, Nafa Urbach.

Nikke Ardilla (alm.)
Nike Ardilla meninggal dalam usia yang sangat belia, 19 tahun, akibat kecelakaan tunggal mobil yang dikemudikannya sendiri pada suatu dini hari. Penyebabnya tidak Pernah dirilis secara terang benderang, apakah karena faktor mengantuk atau pengaruh minuman beralkohol karena saat itu dia bersama teman-temannya baru saja pulang dari sebuah pub atau diskotik. Begitu ngetopnya Nike Ardilla sehingga banyak fans beratnya yang merasa Kehilangan. 

Untuk mengenangnya, kemudian pihak keluarganya membuat museum untuk memjang berbagai penghargaan yang Pernah diraih Nike Ardilla, di antaranya anugerah rekaman berupa Platinum dan lainnya, busana saat dia manggung bahkan termasuk pakaian dalamnya pun ikut dipajang dalam etalase kaca.

Sepeninggal Nike Ardilla, muncul beberapa penyanyi sebagai ”bayang-bayang” Nike. Yang pertama, Elisa, salah satu dari sekian banyak artis hasil kontes menyanyi lagu-lagu Nike yang dianggap mirip, baik dari karakter vokal maupun secara fisik (wajah yang agak mirip). Album Elisa dengan lagu andalannya ”Cintaku Terbalut Sepi ciptaan Deddy Dores, sempat malang melintang dan diputar di radio-radio kala itu, sehingga mampu memberikan kesan dan sentuhan yang berbeda dari suara ”Sang Mega Bintang” Nike Ardilla. Namun, popularitas Elisa hanya sekejap saja, karena ia tak mampu meneruskan kebesaran Nike, dan akhirnya tenggelam.

Penampilan duet Deddy Dores dan Lady Avisha dalam lagu ”Mengapa Berpatah Arang”
Kedua, Dike Ardilla alias Diana Utami, ia mengukuhkan diri kalau ia akan mampu menggantikan Nike Ardilla. Memang tak dapat dipungkiri kehadiran Dike Ardilla sedikit memberi warna yang berbeda namun dengan suara yang mirip (Alm.) Nike Ardilla, Diana Utami mendeklarasikan diri sebagai Dike Ardilla. Lewat lagu ”Salah Sendiri”, sekilas memang mengecoh orang dan mengira itu memang suara Nike Ardilla. Tapi, akhirnya menyadari Nike dan Dike adalah beda. Padahal Dike sempat merilis beberapa album, di antaranya: ”Salah Sendiri” (2001), ”Aku Harus Bagaimana” (2002), ”Sinar Dari Langit”, album ”The Best”, dan juga tercatat pernah duet dengan Doel Sumbang, tetapi tetap tak bisa melambungkan namanya hingga akhirnya hilang ditelan zaman.

Penampilan Deddy Dores dan Inka Christy dalam lagu ”Jangan Pisahkan”
Ketiga, Lia Nathalia dulunya adalah ketua NAFC (Nike Ardilla Fans Club) Jakarta, yang kemudian ikut ambil bagian dalam dunia tarik suara. Ia sempat diharapkan mampu menjadi sosok pengganti Nike Ardilla, karena disamping ia adalah fans sejati Nike Ardilla yang fanatik. Di bawah asuhan Adjie Esa Putra, Lia Nathalia berhasil menelurkan album perdana di tahun 1996, bertajuk ”Selamat Tinggal Kekasih”, berisi 9 lagu yang kesemuanya terasa sekali nuansa Nike Ardilla di dalamnya. Sehingga nuansa kehilangan ”Sang Bintang Kehidupan” sempat terobati. Lebih-lebih ketika tahun 1998 kembali merilis album ”Hanya Ada Satu Cinta” berduet dengan Deddy Dores. Sejak itu sempat hilang hingga tahun 2007 kembali mengeluarkan album ”How Much I Love You” tapi karenan namanya sempat meredup hingga membuat album ini tidak mendapat respon yang baik dari penikmat musik Tanah Air.  

Cover album penyanyi ”Bayang-bayang” Nike Ardilla: Elisa, Dike, Lia, Nafa Urbach, Wulan atau Mulan Kwok (kini Mulan Jamelah)
Keempat, Nafa Urbach sebenarnya sudah merilis album sebelum meninggalnya Nike Ardilla, hanya saja sempat disebut-sebut bahwa Nafa didapuk untuk menggantikan Nike Ardilla oleh para fans dan media kala itu. Memang waktu itu kharisma Nafa Urbach begitu memancar, namun seiring berjalannya waktu, Nafa justru tak bisa menggantikan Nike Ardilla, baik karena ciri khas Nafa Urbach yang berbeda dengan Nike, namun juga karena jiwa Nafa & Nike yang memang berbeda.

Andrea Lee, host ”Kangenan”
Nafa adalah pemeluk agama Nasrani, karena berpacaran dengan Primus Yustio, dia menjadi muallaf. Sayangnya hubungan keduanya ternyata harus kandas di tengah jalan. Nafa kemudian balik lagi pindah ke agama Nasrani dan dibabtis ulang Pendeta dengan ritual dimandikan segala, entah apa maksudnya. Karena inkonsistensi Nafa dalam beragama, walaupun hal itu merupakan hak asasi karena menyangkut keyakinan pribadi yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun, tetap saja menyebabkan Nafa kurang diperhitungkan lagi di belantika musik nusantara oleh penggemarnya.

Sebenarnya Nafa Urbach mampu keluar dari bayang-bayang Nike Ardilla, hal ini terlihat ketika album ke-3 Nafa dirilis bertajuk ”Hatiku Bagai Terpenjara” (1996) dan album ”Hati Yang Kecewa” (1997), dalam beberapa lagunya dapat dilihat bahwa Nafa memiliki ciri khas tersendiri, hal ini membuktikan Nafa tidak berada dalam bayang-bayang Nike Ardilla.

Penonton acara ”Kangenan” di Studio TVRI
Kelima, Wulan Ardina. Bila melihat foto cover album di samping, wajah penyanyi ini sangat familiar. Ya, tidak salah, Wulan Ardina ini tidak lain adalah Mulan Kwok yang kemudian berubah nama lagi menjadi Mulan Jameela. Album berjudul ”Kekal” yang dirilis pada tahun 2000 ini adalah album Mulan sebelum namanya melambung setelah bergabung dengan Duo Ratu. Berbeda dengan warna musik yang diusungnya sekarang, musik Mulan di album ini adalah slow rock ala Nike Ardilla. Entah disengaja atau tidak, suara Mulan juga menjadi mirip dengan suara Nike. Yang menjadi andalan di album ini adalah lagu berjudul ”Kekal” yang sebelumnya pernah dirilis oleh Ella, penyanyi rock Malaysia. 

Dani dan Safeea
Sayang, album ini jeblok di pasaran, dan Nama Wulan Ardina pun tidak dikenal orang. Karir Mulan nyaris ’tamat’ kalau saja tidak bergabung dengan Maia Estianty dalam Duo Ratu. Yang juga tidak diperhitungkan kalau akhirnya menjadi ”duri dalam daging” bagi rumah tangga Maia Estanty dan Ahmad Dani. Sebab, pada suatu saat Mulan beseloroh bahwa Dani adalah ”suami bersama” yang membuat muka Maia merah padam menahan amarah, hingga akhirnya duet Ratu dibubarkan dan rumah tangga Maia-Dani benar-benar berakhir di ujung perceraian, karena Maia menggugat perceraian dalam kasus KDRT. Lalu, ending cerita diam-diam Ahmad Dani menikah dengan Mulan Jameela. Meski, setiap infotaiment mengonfirmasi kebenaran pernikahan itu, baik Dani maupun Mulan Jameela tidak pernah memberikan jawaban yang transparan. Tapi dari statemen anak-anak Dani dari pernikahan dengan Maia (Al, El, Doel) serta kicauan Maia Estianty, menyiratkan bahwa benar terjadi pernikahan itu. Dan, baru terungkap pasti setelah Mulan melahirkan anak perempuan yang diberi nama Safeea Ahmad. Di mana Ahmad Dani sempat menutup-nutupi kehamilan Mulan dan kabar ketika melahirkan tersiar oleh infotainment.


Selasa, 30 Juni 2015

Rahmat dan Ampunan

Puasa Ramadhan itu pertamanya rahmat, pertengahannya 
ampunan (maghfirah), dan terakhirnya terhindar dari 
api neraka (’itkum minan naari).”

Hadits Nabi Muhammad Saw tersebut sering juga dijelaskan dengan pembagian: sepuluh hari pertama, sepuluh hari kedua, dan sepuluh hari ketiga. Tapi, yang sering terjadi adalah jumlah hari puasa tidak selalu tigapuluh hari. Penjelasan seperti hadits di atas memang dasarnya dari yang disampaikan Nabi Muhammad Saw. Sedang penjelasan dengan membaginya per sepuluh hari, itu untuk memudahkan agar lebih dimengerti oleh umat muslim.

Awal mula Nabi Muhammad memberi penjelasan seperti itu karena untuk menjawab pertanyaan seorang sahabat. Suatu saat ada sahabat bertanya, apa manfaat puasa ya Rasululloh? Rasul menjawab, bahwa dengan berpuasa kita akan dapat banyak manfaat. Terus sahabat tanya lagi, apa tidak berat selama satu bulan (30 hari)? Rasul menjawab, insya Alloh tidak. Pokoknya dicoba dulu deh sepuluh hari, manfaatnya kamu akan sehat.

Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia...
“Kemudian kamu kan banyak dosa, coba sepuluh hari lagi agar kamu dapat ampunan karena puasa dapat menghapus dosa. Kamu juga kan ingin selamat, coba lagi berpuasa sepuluh hari terakhir, karena puasa akan membebaskan kamu dari api neraka,” kata Rasul. Jawaban Rasul itu kemudian disebarkan oleh sahabat itu kepada banyak orang, sehingga tersebarlah bahwa puasa itu pertamanya mendapat rahmat, keduanya mendapat ampunan, dan terakhirnya terbebas dari api neraka.   

Tak terasa, hari ini kita telah sampai pada hari ke tigabelas puasa Ramadhan 1436 Hijriah, berarti bagian pertama (sepuluh hari pertama) telah kita lewati. Kalau di bagian awal ini puasa yang kita jalankan terhindar dari kesalahan fatal, insya Alloh kita akan menggapai rahmat seperti yang disebutkan dalam sabda Rasululloh Saw di bagian awal tulisan ini. Kesalahan fatal dimaksud misalnya membatalkan puasa atau perbuatan tercela lainnya yang memungkinkan bisa membuat puasa batal atau makruh.

Dengan berlalunya bagian pertama dan memasuki bagian pertengahan, maka di samping rahmat yang insya Alloh kita gapai juga akan mendapatkan ampunan di bagian pertengahan ini. Lantas, kira-kira bagaimana cara menggapai rahmat dan ampunan tersebut? Apakah setiap yang menjalankan ibadah puasa akan mendapatkan dua hal itu? Apa kira-kira tanda-tanda yang akan dirasakan orang yang mendapatkan rahmat dan ampunan dari Alloh Swt dari ibadah puasa yang dijalankannya?

Sebagaimana turunnya wahyu yang bertahap ayat demi ayat, demikian juga Nabi Muhammad Saw menyampaikannya kepada para sahabat secara bertahap juga. Itulah namanya proses, agar beban yang dipikul Nabi tidak sekaligus. Dalam menjelaskan puasa pun Nabi membaginya dengan pertama, pertengahan dan terakhir, berikut kabar gembira dari Alloh sebagai imbalan yang akan diterima insan beriman sesudah melewati tahapan puasa itu.

Tujuan Nabi menjelaskan proses menjalankan ibadah puasa itu tidak lain agar umat Islam yang beriman dapat ikhlas menjalankan ibadah puasa tanpa merasa dibebani. Dengan menjelaskan ada kabar gembira dari Alloh bagi hamba-Nya yang berpuasa, adalah agar umat Islam beriman selalu bersemangat dalam melewati hari-hari berpuasa yang penuh godaan. Walau pun ada orang yang tetap saja tergelincir oleh godaan, namun Alloh adalah Zat Yang Maha Pemaaf, Maha Pengampun, dan Maha Pengasih.

Kalau terhadap orang yang berbuat dosa saja Alloh memberi maaf, ampunan dan kasih sayang, apalagi terhadap orang beriman yang penuh ketakwaan dan tawakkal menjalankan ibadah puasa, tentu Alloh akan sangat bermurah hati melimpahkan rahmat dan ampunan. Kalau rahmat dan ampunan sudah bisa digapai orang beriman yang menjalankan puasa dengan ikhlas, kemudian terus memperbaiki diri, pada akhirnya Alloh akan membebaskan mereka dari azab neraka.

Tapi, perlu disadari konteks puasa di zaman Rasul dengan zaman sekarang. Kalau di zaman Rasululloh dan para sahabat, puasa dijalankan dengan semangat tinggi dan begitu rajin. Semakin hari semakin rajin dan puncaknya di sepuluh hari terakhir itu, mereka melakukan puncak ibadah dengan harapan bisa bertemu malam lailatul qodar. Yaitu malam yang nilai ibadahnya melebihi seribu bulan (setara dengan usia 83 tahun lebih), yang tidak semua orang bisa mendapatkannya.

Sementara, puasanya orang di zaman sekarang, semangatnya menggebu-gebu di awal Ramadhan saja, pada pertengahan mulai kendor, dan akhirnya hilang semangat. Masjid-masjid pada mulanya penuh oleh orang yang mau salat tarawih, memasuki petengahan Ramadhan shaf-shaf yang tadinya berjejer berbaris-baris hanya tinggal dua atau tiga baris. Masa terakhir bulan Ramadhan masjid mulai sepi sedangkan mal-mal ramai oleh pengunjung yang mau berbelanja.

Jadi, meski sudah dijelaskan dengan hadits di atas toh masih ada sebagian umat Islam tidak begitu terpengaruh dengan iming-iming mendapat rahmat, maghfirah, dan ’itkum minan naari. Padahal rahmat (kasih sayang) Alloh itu harus dicari dengan dua pendekatan. Pertama, memohon langsung kepada Alloh agar rahmat-Nya turun kepada yang bersangkutan. Kedua, dengan cara menebarkan kasih sayang kepada sesama manusia dan makhluk lain di muka Bumi ini.

Dalam hadits lain Nabi Muhammad Saw bersabda: ”Sayangilah sekalian makhluk yang ada di muka Bumi ini, nanti sekalian makhluk yang ada di langit akan menyayangimu.” Menebar kasih sayang, itulah inti ajaran Islam. Jadi, prinsipnya, siapa yang menjalankan ibadah puasa dengan benar dan niat yang benar, serta semata-mata ingin menggapai rahmat dan ampunan dari Alloh, niscaya Alloh akan memberikannya.

Ada juga orang yang menjalankan ibadah puasa tapi tidak mendapatkan rahmat dari Alloh Swt. Orang seperti itu mungkin menganggap puasanya sebagai rutinitas biasa, tanpa memahami makna, hakikat, dan tujuan ibadah puasa itu sendiri. Orang seperti itulah yang hanya menahan lapar dan dahaga tapi tidak mendapat apa-apa, karena perbuatan keji lainnya tidak bisa ditahannya. Lantas, sudahkah kita menjalankan iabadah puasa dengan benar? Yaitu menahan lapar, haus, dan perilaku tidak terpuji.

Sabtu, 20 Juni 2015

Jika Sakit tak Kunjung Sembuh

Penyakit kejiwaan merupakan penyakit medis yang
dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan

Kesehatan jiwa dan fisik tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jiwa dan pikiran yang sehat akan mempengaruhi keadaan fisik yang sehat pula. Penyakit yang dipicu oleh gangguan jiwa dikenal dengan nama psikosomatik.Namun ketika mengalami sakit, bagaimana bisa tahu itu dipengaruhi kesehatan psikis atau benar-benar sakit fisik saja?
Dr Andri, Sp.KJ, psikiater dari RS Omni Alam Sutera mengatakan, penyakit yang paling umum dipicu oleh gangguan jiwa adalah penyakit yang berhubungan dengan otot otonom, seperti penyakit pernapasan, pencernaan, bahkan jantung, serta nyeri-nyeri di beberapa bagian tubuh.
Namun ciri khas psikosomatik, lanjutnya, yaitu tidak spesifik pada suatu penyakit tertentu. ”Misalnya satu hari merasa sakit di dada, besoknya agak ke leher, besoknya agak ke bahu, bisa jadi itu psikosomatik,” katanya di sela-sela seminar kesehatan bertajuk ’The 2nd Update Seminar in Psychosomatic Medicine’, Sabtu (5/10/2013) di Tangerang.
Andri mengatakan, langkah awal untuk mendeteksi suatu penyakit merupakan psikosomatik atau bukan yaitu dengan memeriksakannya ke ahli penyakit yang bersangkutan terlebih dahulu. Dia mencontohkan, jika seseorang tiba-tiba mengalami sesak napas, maka sebaiknya diperiksa dulu ke dokter pernapasan.
sakit tak kunjung sembuh, berhati-hatilah. bisa jadi itu pertanda depresi (gejala psikosomatis)
Setelah dilakukan pemeriksaan, lanjut dia, dokter perlu mengkaji jika hasilnya menunjukkan tidak ada masalah fisik, artinya ada kemungkinan gejala yang dirasakan pasien adalah psikosomatik. ”Saat itulah, pasien perlu dirujuk ke psikiater,” tandas staf pengajar di Fakultas Kedokteran Ukrida ini.
Psikosomatik merupakan gangguan kesehatan yang termasuk dalam kategori medis. Pada dasarnya, psikosomatik berangkat dari kecemasan dan depresi yang prevalensinya mencapai 20-30 persen populasi.
Andri mengatakan, lebih dari 50 persen kasus psikosomatik belum ditangani dengan baik. Padahal psikosomatik dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup penderitanya. Penyakit kejiwaan merupakan penyakit medis yang dapat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Penyakit kejiwaan bahkan dapat memicu penyakit lain, terutama penyakit saraf otonom, yang dikenal dengan psikosomatik.
Sering Pendam Perasaan
Menurut psikiater dr Elly Ingkiriwang, SpKJ, terlalu sering memendam perasaan merupakan salah satu faktor yang berperan terhadap timbulnya psikosomatik. Dia mengatakan, memendam perasaan adalah penyebab stres yang merupakan pemicu utama gangguan kejiwaan ini.
”Sejak kecil, kita sudah diajarkan untuk memendam perasaaan. Coba lihat kalau bayi menangis, orangtua selalu menyuruh untuk berhenti. Padahal tangis merupakan salah satu upaya menyaluran emosi,” kata staf pengajar di Fakultas Kedokteran Ukrida ini dalam seminar kesehatan jiwa di RS Omni Alam Sutera, Sabtu (5/10/2013).
Belum lagi, lanjut Elly, ketika beranjak dewasa, saat emosi sedang meluap-luap dan butuh penyaluran, justru malah dimarahi. Lama kelamaan kebiasaan memendam emosi ini akan terbawa hingga dewasa dan dapat memicu gangguan kejiwaan, salah satunya psikosomatis.
galau?, hati-hati, bisa kena depresi yang akan memicu timbulnya psikosomatis. 
Elly mengatakan, perasaan marah, kecewa, sedih, dan lain-lain perlu penyaluran. Meskipun hal itu perlu bimbingan agar penyaluran bisa bersifat positif. ”Yang paling penting lagi adalah mengetahui penyebab dari perasaan tidak menyenangkan tersebut. Jika tidak mengetahui penyebabnya, lama-lama kita jadi tidak sadar mengalami stres dan kesulitan mencari penyebabnya,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, dr Andri, SpKJ, psikiater dari RS Omni Alam Sutera menyampaikan, karena sering mengalami stres, banyak orang yang tidak lagi menyadarinya. Sayangnya, hal ini justru menyulitkan jika tiba-tiba mereka mengeluhkan gejala psikosomatis. Alasannya, mereka menjadi kesulitan menjadi penyebab stres. ”Perlu diketahui penyebab stresnya supaya bisa diselesaikan akar masalah dari pemicu psikosomatis. Namun tak semua orang bisa tahu penyebab stres mereka,” ujarnya.
Menurut Andri, ini terjadi karena tubuh mereka sudah beradaptasi dengan stres. Padahal jika sampai tidak menyadari adanya stresor, maka ada yang salah dengan proses adaptasi tersebut. Karena itu, Andri menyarankan agar selalu menyadari setiap stres yang terjadi pada tubuh. Selain itu, dibutuhkan berpikir positif untuk segala sesuatu, termasuk dalam menyikapi sesuatu yang negatif.
Berobatlah dengan Doa
Oleh karena itu, agar terhindar dari depresi biasakanlah selalu dekat dengan Tuhan Alloh Swt. Bukankah Dia memerintahkan hamba-Nya untuk selalu mengingat Alloh dengan cara berdzikir baik di waktu duduk, berdiri, maupun berbaring. Uduni astajiblakum; berdoalah niscaya akan Aku penuhi permintaanmu. Begitu firman Alloh Swt dalam Kitab Suci Al-Quranul Kariim. Dalam haditsnya diriwayatkan Turmudzi Rasululloh Saw bersabda: Doa itu adalah jantung ibadah.” Jadi, dengan ibadah terutama salat, dzikir dan doa akan membuat rohani sehat. 
Kemudian pada Surah yang lain, yaitu Surah Al-Isra ayat 93 Allah SWT Berfirman yang artinya : Dan kami turunkan Al-Quran adalah menjadi obat penawar dan merupakan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk selalu berdoa: Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada Engkau, sehat wal afiat di dunia dan di akhirat (H.R. Hakim).
Sehat walafiat selalu kita memohon kepada Allah SWT, agar kita terhindar dari segala macam penyakit. Penyakit manusia ada 2 macam yaitu yang pertama penyakit jasmani dan yang kedua penyakit rohani. Penyakit jasmani adalah penyakit badan, yaitu penyakit yang tampak dan dapat kita rasakan, penyakit jasmani hanya kita saja yang dapat merasakan sedangkan orang lain tidak mampu merasakan.
Penyakit jasmani dapat disembuhkan oleh dokter dan dapat mudah dideteksi dengan bantuan medis. Sementara penyakit rohani dapat diterangkan dengan tiga macam sifat atau sikap yang ditunjukkannya: Pertama, sifat buruk dan merusak dalam batin manusia yang mengganggu kebahagiaan. Kedua, ialah sikap mental yang buruk, merusak dan merintangi pribadi memperoleh keridhoan Alloh Swt. Ketiga, ialah sifat dan sikap dalam hati yang tidak diridhoi Allo Swt, sifat dan sikap mental yang cenderung mendorong pribadi melakukan perbuatan buruk dan merusak.

Referensi: