Kamis, 26 Desember 2013

Mustajabnya Doa di Hari Jumat

Jangan lewatkan saat-saat waktu mustajab untuk berdoa!!! Akhir waktu, setelah salat ’Ashar pada hari Jumat.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ’anhuma, Nabi Muhammad Shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً،لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسَْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ شَيْئًاإِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ، فَالْتَمِسُوهَا  آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
”Hari Jumat itu waktunya ada dua belas jam. Tiada seorang muslim pun yang memohon sesuatu kepada Alloh Subhanahu wata'ala dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Alloh Azza Wajalla. Carilah (waktu mustajab itu) pada akhir saat setelah salat ’Ashar.”
[Diriwayatkan oleh Abu Dawud, An-Nasa’iy, Al-Hakim dan Al-Baihaqy. Dishahihkan oleh An-Nawawy dan Al-Albany]
Tidak harus menunggu hari Jumat, dawamkan membaca doa ini setiap ba'da salat lima waktu.
Pada hari Jumat yang mulia terdapat satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Tidaklah seorang hamba yang beriman memunajatkan doa kepada Rabbnya pada waktu itu, kecuali  Alloh akan mengabulkannya selama tidak meminta yang haram.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radliyallah ’Anhu, dia bercerita: ”Abu Qasim (Rasululah) Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
Sesungguhnya pada hari Jumat itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Alloh bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya. “Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat).” (Muttafaq ’Alaih)
Terdapat dua pendapat besar di antara ulama tentang letak waktu tersebut.

Pertama, sejak duduknya imam di atas mimbar sampai dengan berakhirnya salat.

Kedua, waktu ijabah tersebut berada di akhir waktu di hari Jumat, yakni setelah ’Ashar sampai Maghrib.

Rabu, 11 Desember 2013

11-12-13

Hari ini tanggal 11 bulan 12 tahun 2013, biar keren disingkat 11-12-13. Biar terkesan unique pula judul postingan kali ini 11-12-13. Ya, saya suka yang keren-keren dan unik. Apa pun yang menurut saya keren dan unik selalu saya simpan jadi koleksi, kebanyakan berupa gambar seperti iklan jadul dan beberapa cover koran yang pernah saya kerjakan. Ada juga tulisan yang isinya menarik dan bila dibaca kapan pun masih up to date (tak terkesan basi).

pasangan mengucap janji perkawinan di tanggal cantik 11.12.13
Lantas, apa keren dan uniknya tanggal 11-12-13? Penilaiannya tentu relatif menurut penafsiran masing-masing orang. Angka dalam kalender membuat orang tertarik untuk mempertimbangkannya menjadi unik. Jadi, tak ada salahnya bila orang menjadikan angka 11-12-13 sebagai momentum untuk terjadi perubahan positif dalam hidupnya. Profesor Alan Lenzi (ahli studi agama di University of The Pasific, berpendapat "Para ilmuwan secara kognitif telah menunjukkan bahwa otak kita sudah terprogram untuk mencari pola yang bermakna dalam data sensoris."

Ki Kusumo, menerawang tanggal cantik ini momen tepat untuk memulai usaha dan bakal membawa berkah
Makanya, bertepatan dengan tanggal cantik hari ini (11-12-13) banyak orang memanfaatkannya sebaik mungkin. Konon ada 3.000 pasangan menikah masal di Amerika. Di Indonesia pun, banyak pasangan menikah dan melahirkan bayinya melalui cesar atau persalinan normal pada hari ini. Karena mereka punya anggapan imajinatif bahwa tanggal 11-12-13 adalah tanggal baik. Lain halnya dengan Ki Kusumo, dia berpendapat "Tanggal unik ini adalah momen yang tepat untuk memulai sebuah usaha, melakukan pernikahan atau kelahiran, karena akan membawa berkah tersendiri.”

Lucu aja...
Untuk bisa ketemu dengan tanggal unik seperti ini kita harus menunggu selama 90 tahun lagi. Yaitu saat ada tanggal dengan angka berurutan lagi, yakni pada 2 Januari 2103 atau 1-2-3. Sedang untuk waktu dan tanggal berurutan kita harus menunggunya sampai bertemu tanggal 3 April 2105 pukul 01.02 yang bila diurutkan akan membentuk angka cantik 01-02-03-04-05. Atau bila ingin sama persis dengan 11-12-13 seperti hari ini, harus menunggu saat tiba tanggal 11 Desember 2113 yaitu satu abad yang akan datang. Wow, lama sekali ya. Tentu saja hanya segelintir manusia yang bernapas hari ini bisa berjumpa dengan momen tersebut.

Ini gambar Danau Ranau sekitar bulan Agustus tahun 1926 dari koleksi TROPENMUSEUM_TMnr_60014496
Tidak harus angka yang cantik dijadikan penanda sebuah momen, bisa juga berupa gambar yang mengandung nilai seni atau artistik dijadikan koleksi di blog atau bahan inspirasi merangkai cerita dan kenangan. Mungkin dari keisengan mengoleksi gambar atau tulisan dapat jadi sumber yang bagus untuk menggali ide menemukan bahan membuat cerita pendek atau puisi bahkan bisa jadi novel. Tergantung kreatifitas yang ada dalam dirinya.

Be Creative. Ya, tentu saja untuk menghasilkan gambar atau tulisan, seseorang harus punya kreatifitas.
Segala hal bisa jadi awal yang baik bila bisa mencari makna tersembunyi di baliknya. Gambar yang unik, misalnya. Kenapa ada seseorang suka pada gambar yang aneh, sementara orang lainnya tidak. Itu semata-mata menyangkut selera dan imajinasi. Di mata seseorang mungkin gambar itu artistik tapi yang lain melihatnya tak ada nilai seni sama sekali. Seperti gambar ini misalnya.

Efek pencahayaan yang sempurna membuat gambar ini (menurut saya) punya nilai seni, tanpa menafikan unsur pornografi. Tapi karena gambar ini dibuat untuk iklan produk pakaian dalam wanita sah-sah saja dipulikasikan.
Di mana letak artistiknya gambar di atas, tergantung penafsiran masing-masing orang. Tergantung selera masing-masing. Bagi saya sebagai pemilik blog, gambar ini menarik karena saya lihat efek pencahayaan yang sempurna di mana warna biru mendominasi ditambah warna putih yang berupa garis horizontal sehingga warna hitam terlihat bukan hal yang menyeramkan tapi menjelma menjadi hal yang menyenangkan.

Wah, jan ora genah tenan.
Akan halnya gambar di atas, apa yang harus saya tulis untuk mendiskripsikannya. Lucu aja kali ya. Makanya caption foto saya tulis seperti itu. Ya, sekilas apa yang tertangkap jepretan kamera seperti pekerjaan yang ora nggenahi. Tapi, terlepas apa yang para wanita itu lakukan spontan atau memang telah disetting untuk keperluan menghasilkan gambar yang unik sekaligus nyeleneh, hanya subyek gambar dan fotografernya yang tahu persis.





  



Sabtu, 07 Desember 2013

Karakter yang Dicintai Allah


Cinta adalah kecocokan dua hati atau dua pihak. Ia tidak dapat diperintahkan atau dipaksakan. Ia hadir sebagai buah kecenderungan dan kecocokan nilai-nilai. Cinta tidak dapat diobral dengan kata-kata. Ia harus merupakan bukti yang didasari niat baik, hati mendalam dan jiwa mulia.
Allah SWT mencintai beberapa karakter dari kepribadian seorang Muslim. Sesuai dengan dzat-Nya yang Agung, Baik, Mulia, Istimewa, dan sederat sifat baik lainnya, maka unsur-unsur kebaikan itu menjadi inti dari karakter yang dicintai Allah SWT.
Rasulullah SAW menunjukkan jalan kepada kita bahwa untuk memiliki karakter yang dicintai Allah SWT, kita harus memenuhi ketentuan berikut ini: "Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Ali Imran: 31).
Iman kepada rasul, mengikuti risalahnya, menaati perintahnya, dan menjauhi larangannya merupakan kunci menjadi pribadi yang dicintai Allah. Hal itu karena kegiatan tersebut menjadi bukti nyata kecintaan dan keberpihakan kita pada sifat-sifat keagungan, kebaikan, kemuliaan, keistimewaan dan sifat baik lainnya yang menjadi karakter asli Allah SWT.
Dalam menjawab seorang sahabat yang ingin menjadi bagian dari orang yang dicintai Allah SWT, Rasulullah SAW menyatakan, "Cintailah Apa yang dicintai oleh Allah dan rasul-Nya, dan bencilah apa yang dibenci oleh Allah dan rasul-Nya." (HR. Ahmad).
Umumnya, mereka yang memiliki karakter tersebut adalah orang-orang yang gemar berbuat baik (muhsinin), bertaubat (tawwabin), bertakwa (muttaqin) dan berserah diri (mutawakkilin) kepada Allah SWT sebagaimana tersebut dalam fiman-Nya sebagai berikut:
Pertama, "Sungguh Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Al Baqarah: 195; QS. Ali Imran:134 dan 148; QS. Al Maidah: 13 dan 93). Muhsinin di sini adalah orang-orang yang memperbaiki terus amal salehnya, melebihi persyaratan normalnya, dan meningkatkan nilai dan substansi kebaikannya. Kebaikan mereka melebihi kebaikan rata-rata manusia dan di luar batas kemanusiaannya.
Kedua, "Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri." (QS. Al Baqarah: 222). Mereka ini dicintai Allah karena senantiasa berhasrat merubah masa lalu yang buruk menjadi baik, tidak mengulang kesalahan (dosa) dan menyegerakan diri dalam garis ketuhanan semata-mata karena takut kepada Allah dan berharap ridha-Nya.
Ketiga, "Sungguh Allah mencintai orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali imran: 76; QS. At Taubah: 4 dan 7). Takwa adalah perisai, perhiasan dan bekal paling baik di dunia. Ketakwaan mencerminkan keimanan dan amal saleh. Iman dan amal saleh mengantarkan pelakunya ke surga.
Keempat, "Sungguh Allah mencintai orang-orang yang berserah diri." (QS. Ali Imran: 159). Berserah diri merupakan kegiatan yang senantiasa dilakukan oleh seorang mukmin setelah menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan memenuhi semua kriteria yang diperlukan sesuai dengan kapasitasnya sebagai manusia.
Berserah diri tersebut menjadi prasyarat dihasilkannya tujuan sesuai yang diharapkan. Selanjutnya adalah kuasa Allah SWT, Dzat yang mengetahui secara pasti kegaiban yang terdapat dalam proses menuju hasil dan tujuan.
Sumber: REPUBLIKA, Kamis, 26 Juli 2012; by: Dr Muhammad Hariyadi, MA

Senin, 02 Desember 2013

Ini Dia Sosok Guru Ideal

Sejatinya, guru tidak hanya sebagai pengajar yang membuat siswanya cerdas. Guru juga merupakan pendidik yang bertanggung jawab membentuk karakter anak didiknya menjadi manusia bernilai luhur.
Itulah esensi profesi guru di mata Rektor Universitas Negeri jakarta (UNJ) Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. Bedjo menekankan pentingnya menjadi guru yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkepribadian sesuai nilai-nilai Indonesia.
“Karena itulah, seorang guru haruslah pribadi yang sanggup mengembangkan dirinya dengan berbagai cara. Misalnya dengan belajar yang tidak pernah henti. Jika guru tidak rajin belajar, maka dia akan tertinggal dari murid-muridnya,” kata Bedjo.
Selain itu, idealnya guru tidak hanya maju secara intelektual, tetapi juga harus paham etika. Sebab, pendidik harus mendidik tidak hanya di sekolah, melainkan juga di luar sekolah.
“Mereka harus jadi panutan. Jangan menampakkan perilaku-perilaku yang tidak baik. Itu syarat utama jadi guru,” kata Bedjo.
Contohnya, dari cara berpakaian guru pun harus memperhatikan kesopanan. Guru kelas tidak sopan jika mengajar mengenakan kaos. Sebaliknya, guru olahraga tidak sopan jika mengajar pakai kemeja.
“Sopan santun harus disesuaikan dengan tempat di mana seorang guru berada,” tutur Bedjo.
Selain banyak belajar dan sopan, sosok guru ideal juga harus adaptif terhadap perubahan. Dalam hal kesopanan tadi, misalnya, guru juga harus adaptif. Misalnya, budaya dan tata cara hidup di Jogjakarta tentu akan berbeda dengan di Medan. Nah, guru idealnya bisa beradaptasi sesuai budaya yang berlaku di mana pun dia mengajar.
Bedjo menjabarkan, dulu guru mungkin dianggap sosok menakutkan karena terlampau kaku. Sedangkan guru sekarang tidak demikian. Lebih fleksibel. Mereka bisa lebih membaur dengan murid.
“Guru tidak boleh sombong dengan tidak mau bicara dengan murid,” kata Bedjo menyudahi uraiannya mengenai sosok guru ideal semestinya.

Rifa Nadia Nurfuadah – Okezone | Rabu, 27 November 2013 | 07:10 wib |

Pendidikan Guru Ideal adalah...

Mendidik calon pendidik tidaklah mudah. Perlu sistem pendidikan yang tepat agar para calon pencetak generasi muda bangsa menjadi manusia cerdas dan berkepribadian.
Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd, berpendapat guru tidak harus pandai dan terus menerus mengembangkan diri. Yang lebih utama adalah guru harus berkepribadian sesuai nilai-nilai Indonesia. Karena itulah, perlu diciptakan iklim akademis di antara para guru.
“Guru adalah manusia pembelajar. Dengan kata lain, guru tidak hanya mengajar, tetapi juga terus belajar dan mengembangkan dirinya, menambah ilmu, menambah keterampilan, dan pengalaman dari waktu ke waktu,” kata bedjo.
Bedjo memulai karier sebagai pendidik selepas Sekolah Pendidikan Guru (SPG) tahun 1970-an. Karenanya dia memiliki pandangan sendiri tentang pendidikan guru ideal. “Pada 1950 hingga 1960-an, Indonesia menggunakan sistem pendidikan guru terintegrasi. Sistem ini mengasramakan semua calon guru,” katanya.
Pada 1950 hingga 1960-an semua calon guru diasramakan. Siang hari mereka belajar pengetahuan akademik, sedangkan malam hari para calon pendidik itu belajar etika; mulai dari etika berpakaian, berbicara hingga makan dengan orang banyak.
“Pelajaran etika penting agar guru dapat menjadi contoh bagi murid dan lingkungannya,” tambah Bedjo.
Kemudian setelah periode itu, pendidikan guru berubah. Kini, Bedjo berusaha mengembalikan sistem pendidikan guru Indonesia ke sistem pendidikan guru terintegrasi.
Untuk mewujudkan usaha itu, Bedjo bersama 12 Rektor Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Negeri mencoba mengajukan konsep tersebut ke pemerintah. “Setelah dihitung, biaya yang dibutuhkan tidak terlalu banyak,” ungkap Bedjo.
“Untuk sekira 4.000 guru, kita hanya butuh 2 hingga 3 asrama saja. Kira-kira butuh Rp1,5 triliun,” ujarnya.
UNJU, kata Bedjo, telah menggabungkan pendidikan akademis guru dengan pelatihan kemampuan lainnya. Misalnya, pendidikan karakter disinergikan dengan pelatihan Emotional Spiritual Quotient (ESQ). UNJ juga kerap mengundang berbagai motivator untuk melatih para mahasiswanya.
“Konsep pendidikan guru dulu bisa diterapkan, yang harus disesuaikan hanya tata pergaulan yang lebih modern. Saya sangat optimis sistem pendidikan terintegrasi ini mampu kita terapkan, hanya butuh political will dari pemerintah,” ujarnya.
Jika pendidikan guru terintegrasi ini kembali diterapkan, Bedjo optimis, Indonesia akan memiliki guru-guru yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berkepribadian sesuai nilai-nilai Indonesia.

Rifa Nadia Nurfuadah – Okezone | Selasa, 26 November 2013 | 09:44 wib |

Selasa, 26 November 2013

Rolling Guru Penting Agar Siswa tak Bosan

Hingga saat ini, masih banyak anak usia sekolah di pelosok Indonesia yang belum merasakan pendidikan. Penyebabnya, fasilitas yang minim dan ketiadaan guru.
Ketidaknyamanan tinggal di daerah terpencil menjadi alasan utama mengapa guru-guru Indonesia tidak berminat mengajar di pelosok Tanah Air. Padahal, anak Indonesia di daerah tersebut memiliki hak yang sama dengan siswa Indonesia lainnya.
Menurut Rektor Universitas negeri Jakarta (UNJ) Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd, persebaran guru di Indonesia memang tidak merata. Guru berlebih di wilayah perkotaan. Sementara di pedesaan, jumlah guru masih kurang.
“Ketika kita ingin memeratakan persebaran ini dengan memindahkan guru di kota ke desa, banyak tantangan. Banyak guru kota yang tidak siap hidup di desa. Termasuk soal kesejahteraan,” kata Bedjo.
Bedjo menilai, hal terpenting dalam urusan pemerataan guru di Indonesia adalah kesiapan pemerintah untuk memperhatikan kesejahteraan guru. Masalah ini lalu dicoba diselesaikan pemerintah melalui kebijakan tunjangan sertifikasi bagi guru-guru PNS maupun swasta yang yang tersertifikasi. Besar tunjangan sertifikasi ini adalah sama dengan gaji pokok sebulan.
“Saya pikir, kalau kesejahteraan guru baik, mereka akan siap ditempatkan di mana saja,” tambahnya.
Ke depan, ujarnya, pemerintah harus bisa memeratakan persebaran guru ini dengan rolling. Konsep rolling ini bisa berupa penugasan lima tahun di satu daerah, lalu lima tahun berikutnya di daerah lain.
“Rolling guru ini juga penting bagi anak didik sehingga perkembangan mereka lebih dinamis dan tidak menghadapi guru yang itu-itu saja,” ungkap peraih gelar Doktor Manajemen Pendidikan dari UNJ ini.
Lalu daerah-daerah yang kekurangan guru diatasi dengan program Sarjana Mengajar di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T). Program ini mengirim guru-guru yang baru lulus dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) ke daerah-daerah pelosok Tanah Air.
Selama setahun, para guru SM-3T mengajar di daerah tersebut. Kemudian, dua minggu sebelum masa penugasan usai, mereka ditarik untuk diganti guru baru. Skema ini terus digilir sehingga kekurangan guru di daerah terpencil bisa teratasi.
“UNJ mengirim guru-guru di antaranya ke perbatasan Timor Timur, Sangirta Laud, perbatasan Filipina dan Nunukan,” imbuh Bedjo.
Para guru SM-3T ini juga mendapat gaji yang layak. Setelah masa tugas satu tahun usai, mereka mendapat sertifikat dan bisa mengajar di daerah mana pun yang mereka inginkan.
Mendidik calon pendidik tidaklah mudah. Perlu sistem pendidikan yang tepat agar para calon pencetak generasi muda bangsa menjadi manusia cerdas dan berkepribadian.
Rifa Nadia Nurfuadah – Okezone | Senin, 25 November 2013 | 20:14 wib |

Jadi Guru itu Bisa Sejahtera

Orang bilang, jadi guru itu enggak enak. Gaji kecil, kesejahteraan minim. Tapi itu dulu. Memilih profesi guru di zaman sekarang sebenarnya cukup menjanjikan. Betapa tidak. Ditilik dari penghasilan, seorang guru bisa membawa pulang belasan juta rupiah dalam sebulan. Jadi, enggak ada lagi istilah gaji guru kecil dan kesejahteraannya minim.
Hal itu diungkapkan Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Bedjo Sujanto M.Pd kepada Okezone. Menurut Bedjo, profesi guru kini kian banyak dilirik anak muda. Dia mengilustrasikan, ada lebih dari 35 ribu pemilih UNJ pada SNMPTN dan SBMPTN lalu. Padahal, yang diterima hanya 5.500 orang, 4.000 orang di antaranya adalah para mahasiswa calon guru.
“Salah satu faktor pendorongnya adalah janji pemerintah untuk memberikan tunjangan sertifikasi guru untuk guru negeri maupun swasta. Ke depan, profesi ini masih menjanjikan. Kaya mungkin tidak, tapi cukup,” ujar Bedjo.
Sertifikasi guru memang menjadi salah satu cara pemerintah meningkatkan kualitas tenaga pendidik Indonesia. Target pemerintah, tiga juta guru di seluruh Indonesia tersertifikasi. Kemudian, para guru yang tersertifikasi itu lah yang berhak mendapatkan tunjangan sertifikasi. Besarnya senilai gaji pokok setiap bulan. Pria asli Yogyakarta itu mengimbuhkan, jumlah tunjangan sertifikasi yang digelontorkan pemerintah ini juga cukup besar, hingga triliunan rupiah.
"Dari tiga juta guru Indonesia, yang tersertifikasi dan mendapatkan tunjangan sertifikasi guru baru separuh. Memang prosesnya masih panjang. Pemerintah sendiri menargetkan proses ini rampung pada 2015. Tapi setelah kami hitung lagi, baru pada 2019 hal itu bisa terwujud," tutur Bedjo.
Nah, tunjangan sertifikasi guru sudah disiapkan pemerintah pusat. Kemudian, ujar Bedjo, pemerintah daerah boleh menambahi tunjangan tersebut. Besarannya disesuaikan kemampuan masing-masing daerah. Tetapi yang wajib adalah gaji dan tunjangan sertifikasi guru.
DKI Jakarta, Kalimantan Timur, dan Riau adalah contoh daerah yang menambahi tunjangan untuk guru di luar gaji pokok dan tunjangan sertifikasi. Di DKI Jakarta misalnya, besaran tunjangan kesejahteraan daerah untuk guru PNS sekira Rp4 juta.
“Itu tambahan saja. Kalau gaji pokoknya Rp3,5 juta ditambah tunjangan sertifikasi Rp3,5 juta, maka guru PNS DKI sudah bisa bawa pulang Rp11 juta,” tutur nakhoda UNJ selama dua periode itu.
Hitung-hitungan ini bisa berbeda di tiap daerah karena perlu mempertimbangkan kemampuan masing-masing. Bedjo berujar, misalnya guru di suatu daerah hanya mendapat Rp6 juta meliputi gaji pokok dan tunjangan sertifikasi guru. Karena pemerintah daerah tersebut tidak mampu menambahi tunjangan, maka Rp6 juta itulah yang dibawa pulang sang guru setiap bulan. Angka ini, kata Bedjo, juga sudah dapat mencukupi kebutuhan biaya hidup di daerah.
“Saya pikir, kalau kesejahteraan guru sudah baik, mereka akan siap ditempatkan di mana saja,” tambahnya.
Rifa Nadia Nurfuadah – Okezone | Senin, 25 November 2013 | 11:01 wib

Senin, 25 November 2013

Perkembangan TIK Makin tak Terkejar

Perguruan tinggi semakin tidak mampu mengejar perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat, kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika Aizirman Djusan.
“Sebenarnya 250 program studi di perguruan tinggi di Indonesia meluluskan 300 ribu tenaga TIK per tahun sehingga secara kuantitatif cukup,” kata Aizirman di sela penutupan program Telecom Seeds for the Future di Kantor Pusat pabrik Huawei di Shenzhen, China.
Namun secara kualitatif, menurut dia, kurang, karena perkembangan TIK sangat pesat dan cepat berubah, sementara untuk mengubah dan menambah kurikulum dan program studi dalam rangka mengikuti perkembangan tersebut cukup lamban.
“TIK berkembang makin pesat beberapa tahun terakhir ini dan sulit dikejar oleh perguruan tinggi. Karena itulah program semacam yang dilakukan Huawei ini bisa membantu lulusan dan mahasiswa kita jadi semakin paham perkembangan baru TIK sebelum memasuki dunia kerja,” katanya.
CSR
Program beasiswa  pelatihan di Kantor Pusat Huawei di Shenzhen, China, selama satu minggu yang merupakan CSR (Corporate Social Responsibility = tanggung jawab sosial perusahaan) dari Huawei itu diikuti 15 peserta dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Telkom (ITT). 
Aizirman berharap, dengan pelatihan semacam ini lulusan universitas akan lebih siap, apalagi pada 2015 Indonesia akan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN sehingga mereka harus bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara ASEAN lainnya mengisi pasar kerja di dalam negeri dan ditantang untuk juga mengisi pasar ASEAN.
“Saya harap perusahaan-perusahaan TIK lainnya yang berinvestasi di Indonesia mengikuti jejak Huawei yang memiliki fokus program pada pengembangan SDM TIK. Produk peralatan TIK Huawei memang digunakan 50-60 persen operator telepon di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, salah seorang peserta dari ITB Satrio Danuasmo mengatakan ilmunya tentang TIK semakin bertambah, khususnya karena di kantor pusat Huawei ia bisa melihat langsung pabriknya dan labnya yang memiliki peralatan lengkap.
“Sebenarnya pelajarannya mirip dengan yang diajarkan di kampus, tapi saya bisa lebih melihat praktek langsung tentang teknologi LTE, networking, optik, dan lain-lain. Sayangnya terlalu singkat sehingga banyak topik yang dilompati,” katanya.
Ia juga menyatakan sangat terkesan dengan budaya China dan iklim kerja di Huawei, seperti prinsip kerja keras, efisien, konsisten dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.
“Perusahaan ini baru berdiri pada 1988 oleh enam orang dengan modal 1.500 dolar AS, tapi sekarang pendapatannya sudah 11.000 kalinya, dengan karyawan sekitar 150.000 orang. Ini bisa menjadi bekal semangat bagi saya,” katanya.
Dewanti L | Jumat, 21-11-2013 |

Minggu, 24 November 2013

Guru, Sang Manusia Pembelajar


Kita mengenal guru sebagai orang yang mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan. Mulai dari mengenal huruf, hingga kita terampil merangkai kata dan berlogika.
Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd.

Tetapi di luar tugasnya mengajar, guru juga punya misi mulia yakni mendidik dan menyiapkan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang cerdas dan berkepribadian. Bagi Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Prof. Bedjo Sujanto, inilah esensi dari menjadi guru.
“Guru tidak cukup hanya pandai, tapi juga berkepribadian sesuai nilai-nilai Indonesia,” kata Bedjo.
Sayangnya, dunia pendidikan Indonesia belum sepenuhnya disokong tenaga pendidik yang mumpuni. Penyebabnya, belum terciptanya iklim akademis di antara para guru. Dan kultur inilah yang harus dibangun di tataran guru Indonesia.
Sebab, guru sangatlah bersifat akademis. Guru, kata Bedjo, adalah manusia pembelajar. Dengan kata lain, guru tidak hanya mengajar, tetapi juga terus belajar dan mengembangkan diri.
“Guru senantiasa mengembangkan dirinya, menambah ilmu, menambah keterampilan dan pengalaman dari waktu ke waktu,” imbuh Bedjo.
Pria yang mengajar sejak 1971 ini meyakini, meski sempat turun pamor, profesi guru masih sangat menjanjikan dan cukup populer di kalangan anak muda. Menurutnya, orang-orang yang sanggup mengembangkan dirinyalah yang paling tepat menjadi guru. Selain itu, di mata Bedjo, guru seharusnya tidak pernah berhenti belajar karena dia punya kesempatan belajar yang sangat luas.
“Kalau guru tidak belajar, maka dia akan ketinggalan dari murid-muridnya,” tutur Bedjo.
Ayah tiga anak itu meyakini, profesi guru masih akan populer di kalangan anak muda. Bahkan, Bedjo bercerita, dulu guru merupakan profesi yang sangat populer. Tetapi popularitasnya sempat turun  seiring kian berkembangnya banyak profesi lain. Kebanggaan menjadi guru pun lambat laun memudar; apalagi jika mengingat kecilnya gaji dan minimnya kesejahteraan.
Sekarang, profesi guru mulai dilirik lagi oleh anak muda. Salah satu faktor pendorongnya adalah janji pemerintah untuk memberikan tunjangan sertifikasi guru untuk guru negeri maupun swasta. Bedjo mengilustrasikan, ada lebih dari 35 ribu pemilih UNJ pada SNMPTN dan SBMPTN lalu. Padahal, yang diterima hanya 5.500 orang, 4.000 orang di antaranya adalah para mahasiswa calon guru.
“Ke depan, profesi ini masih menjanjikan. Layak mungkin tidak, tapi cukup,” ujarnya.
Malang melintang di dunia pendidikan Tanah Air membuat Prof. Bedjo Sujanto memiliki pandangan yang luas tentang pendidikan Indonesia.
 | Okezone | Jumat, 22-11-2013 | 

Sabtu, 02 November 2013

Keutamaan Salat Subuh, Ashar dan Isya

Dari lima waktu salat, hanya salat Subuh yang dipakai Allah Swt untuk bersumpah. Dalam QS. Al-Fajr [89] : 1, “Wal fajri” (dan demi fajar), pada QS. At-takwir [81] : 18, “Washshubhi idza tanaffasa” (dan demi Subuh apabila fajarnya mulai menyingsing), lalu pada QS. Al-Mudatstsir [74] : 34, “Washshubhi idza asfar” (dan demi Subuh apabila mulai terang). Ayat-ayat ini menegaskan bahwa Subuh dijadikan Allah Swt sebagai permulaan hari. Sementara waktu ‘Isya adalah sebagai penutup hari.
MAU DONG YA... 
Sehingga untuk meraih kebaikan pada hari itu seyogianya seorang hamba Allah Swt mengawalinya dengan ibadah salat Subuh dan mengakhirinya dengan salat Isya. Akan tetapi, hanya sedikit orang yang mengerti tentang ini sehingga kebanyakan dari mereka lalai mengerjakan kedua salat ini.
Siti ‘Aisyah ra, menyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Seandainya manusia mengetahui (apa yang bisa diperoleh dari) salat Subuh dan ‘Isya, niscaya mereka akan melaksanakan kedua salat itu (secara berjamaah) sekalipun harus merangkak.”
Dari Abdullah bin Bisr berkata, Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang membuka (mengawali) harinya dengan kebaikan (ibadah) dan mengakhirinya dengan kebaikan, maka Allah Swt berfirman kepada malaikat-malaikat-Nya biarkanlah jangan kalian catat sebagian dosa-dosa (dosa kecil) hamba-Ku antara awal dan akhir hari yang telah dilakukannya.” (HR. Al-Baihaki)
Tentang keistimewaan salat Subuh, diceritakan Fadhalah bin Abdullah al-Laitsi; dahulu saat aku datang menemui Rasulullah Saw kemudian aku masuk Islam, beliau mengajariku salat lima waktu beserta kapan waktu salat itu harus dikerjakan. Kemudian aku berkata kepada beliau, waktu-waktu tersebut adalah saat di mana aku sedang sibuk, maka beritahulah aku yang bisa mencakup semuanya, Rasulullah Saw kemudian berkata: “jika kamu sangat sibuk, maka jangan sampai kamu meninggalkan al-‘ashrain.” Kemudian aku bertanya, apakah al-‘ashrain itu? Beliau menjawab, “Salat Subuh dan Ashar.” (HR. Ibnu Hiban)
Hadits di atas jangan ditafsirkan bahwa salat Subuh dan Ashar dapat mewakili salat lima waktu secara keseluruhan. Hadits di atas hanya menegaskan keutamaan salat Subuh dan Ashar dibanding dengan salat-salat fardlu yang lainnya.
Dan, hadits Rasulullah Saw itu dimaksudkan sebagai nasihat kepada Fadhalah bin Abdullah al-Laitsi (yang kala itu baru masuk Islam alias muallaf), dengan tujuan agar tidak merasa terbebani oleh perintah salat lima waktu yang wajib ditegakkan, sementara yang bersangkut punya kesibukan dan belum bisa bagaimana menyiasati meluangkan waktu agar salatnya tidak hilang.
Di dalam hadits yang lain dijelaskan, dari Abu ‘Abidah bin al-Jarah, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda, “Sesungguhnya salat fardlu yang paling utama adalah salat Subuh berjamaah pada hari Jumat,” (HR. Al-Bazaar)
Selanjutnya, salat Subuh seolah diciptakan untuk meraih keberkahan sempurna hingga membuat Rasulullah Saw pun sampai mendoakan umatnya yang bersemangat dalam melaksanakannya.
Sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits: “Annabiyi sollallahu ‘alaihi wasallama qola Allahumma barikli ummati fi bukurihaa” (Rasulullah Saw bersabda, “Yaa Allah berkahilah umatku selama mereka senang bangun Subuh.” (HR. Tirmidzi).
Dikisahkan bahwa sepanjang hari kehidupanm manusia, tak lepas dari pengawalan malaikat-malaikat Allah swt yang bertugas bergantian pada siang dan malam hari. Dan malaikat-malaikat itu berkumpul pada waktu salat Subuh dan Ashar. Setelah itu, malaikat yang semalaman menjaga kalian naik ke langit, lalu Allah Swt bertanya kepada mereka –padahal Dia lebih tahu tentang hamba-Nya–, “Bagaimana kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Kami meninggalkan mereka dalam keadaan sedang salat, dan kami datang kepada mereka ketika mereka sedang salat.” (HR Bukhari)
Berdasar hadits di atas, betapa Allah Swt hendak memuliakan hamba-hamba-Nya dengan menetapkan berkumpulnya malaikat-malaikat untuk bergantian tugas pada saat salat Subuh dan Ashar, agar malaikat-malaikat itu menyaksikan hamba-hamba Allah Swt yang sedang menjalankan kedua salat itu. Betapa Allah Swt hendak memuliakan hamba-hamba-Nya dengan bertanya kepada malaikat sedang apa mereka saat malaikat pergi meninggalkannya. Ini sekaligus menegaskan bahwa salat Subuh dan Ashar itu disaksikan malaikat. Dalam sebuah ayat Allah berfirman mengenai keutamaan subuh bahwa shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat: “Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Q.S. Al-Isra’ [17] : 78)

Jumat, 20 September 2013

Ahli Dzikir dan Syukur

ilustrasi foto berzikir (shutterstock-photo)

Dzikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah dikatakan bersyukur pada Allah Ta’ala orang yang enggan berdzikir.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Mu’adz,
« يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ ». فَقَالَ « أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ »
“Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir salat bacaan ’Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ’ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).” Dalam hadits ini digabungkan antara dzikir dan syukur.
Begitu pula Allah Ta’ala menggabungkan antara keduanya dalam firman Allah Ta’ala,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah (2) : 152).
Hal ini menunjukkan bahwa penggabungan dzikir dan syukur merupakan jalan untuk meraih bahagia dan keberuntungan.
Lalu, bagaimana cara agar kita bisa menjadi ahli dzikir dan syukur? Harus tahu ilmunya. Dzikir adalah cara untuk memperoleh pertolongan Allah Swt, sedangkan syukur adalah kunci pembuka pintu nikmat Allah yang akan diberikan-Nya berlipat kali.
Sebagaimana firman-Nya:
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (QS. Ibrahim (14) : 7).
Untuk menjadi orang yang ahli dzikir, setiap bakda salat jangan buru-buru melipat sajadah tapi duduk berdiam diri sebentar, tafakur dengan khusyuk bermunajat ke hadirat Allah mengucapkan rasa syukur atas segala nikmat yang telah Dia anugerahkan kepada kita hari itu. Seperti nikmat sehat, nikmat iman, nikmat islam dan nikmat ibadah.
Lalu, memohonlah agar ditambahkan-Nya nikmat. Lantunkanlah dzikir yang sesuai dengan peruntukannya. Misalnya, untuk dimurahkan rezeki, untuk keselamatan di dunia dan akhirat, untuk dijauhkan dari segala musibah dan bala’.
Kedua hal itu, dzikir dan syukur, harus dilaksanakan dengan bersamaan dan secara terus menerus (istikomah). Setiap bakda salat lima waktu. Maka, kita sudah bisa dikategorikan sebagai orang yang ahli dzikir dan syukur. Wallahu ’alam bishshawab.

Rabu, 14 Agustus 2013

Tak Ada Menara yang Dibangun dalam Satu Malam

Oleh: Tan Bun Heng
Tan Bun Heng
Suatu pagi yang cerah seorang petani berjalan melintasi perkebunan. Petani melihat banyak tanaman tetangganya telah tumbuh cukup tinggi. Lalu teringat bahwa tanamannya sendiri masih kecil pertumbuhannya. Agar tinggi tanamannya bisa menyamai milik tetangganya, sang petani menarik batang tanamannya ke atas satu demi satu hingga tampak lebih tinggi dari yang lain. Lega dan bangga petani tersebut melihat karyanya yang dianggap luar biasa. Tetapi keesokan harinya, bencana menghampiri sang petani,  semua tanamannya layu dan mati.
Pada masa kini seringkali saya jumpai banyak orang dengan segala cara ingin melampaui hasil yang dicapai orang lain. Seorang pelajar karena ingin mendapat nilai tertinggi akhirnya menyontek dengan cara yang super canggih, seorang penjual ingin mendapatkan keuntungan sebesar mungkin dengan cara ‘menipu’ konsumen, seorang leader networker ingin mencapai posisi puncak dengan menyabotase jaringan temannya sendiri, seorang supervisor ingin dipromosikan dengan cara memfitnah atasannya sendiri, seorang ingin cepat dikenal dengan mengkopi karya orang lain secara mentah-mentah, dan sebagainya. Salah jadi benar dan benar jadi salah.
Ketenaran, kekayaan, jabatan, penghargaan seringkali membuat orang lupa diri, serakah dan ujung-ujungnya menghalalkan segala cara demi mencapai ambisinya. Benarkah dengan cara seperti itu akan memperoleh sukses sejati yang penuh kebahagiaan?.
Barang siapa menabur angin, ia akan menuai badai. Barang siapa menabur kejahatan, ia pun akan menerima hasil buruk yang berlipat ganda. Hukum alam bekerja secara netral. Jika anda ciptakan sebab yang baik, akibat baik yang berlipat ganda pun akan anda dapatkan.
Banyak bisnis pada masa kini menawarkan jalan pintas meraih kekayaan berlimpah. Di media-media, terutama internet, saya menerima banyak sekali iklan penawaran cara kaya dalam waktu singkat. Hampir setiap bulan, saya membaca penawaran dari berbagai bisnis Network Marketing, mereka  menawarkan menjadi milyader hanya dalam hitungan bulan, bahkan dalam hitungan minggu. Kenyataannya yang sukses bisa dihitung dengan jari.
Benarkah ada Sukses Instan? Apakah benar-benar ada jalan pintas mencapai sukses? Saya balik bertanya, apakah ada anak manusia yang bisa lahir sempurna dalam 1 hari, 1 minggu, 1 bulan? Adakah menara kokoh yang bisa dibangun dalam satu malam? Jika jawabannya tidak ada, demikian juga kesuksesan tak ada yang instan.
Alam semesta begitu sempurna dengan hukum-hukum alam yang begitu teratur. Segala sesuatu di alam ini mempunyai siklus dan waktu untuk tumbuh berkembang menjadi sempurna. Kalau anda benar–benar ingin mempraktekan rahasia sukses , pembelajaran yang paling mudah bisa anda dapatkan pada cara kerja seorang petani. Bagaimana seorang petani mulai dari mengolah lahan hingga panen raya, itulah konsep berpikir yang harus anda praktekan. Ada lahan yang subur, bibit yang unggul, air, matahari, pupuk, perawatan secara konsisten, cuaca yang sesuai, musim yang sesuai dan lainnya. Jika semua itu serasi dan seimbang, maka akan terjadi panen raya. Hal yang sama juga terjadi dalam kehidupan nyata, jika semua faktor kesuksesan telah dijalankan secara benar, pasti kesuksesan Sejati akan anda peroleh.

Salam dari hati


Tan Inspirator

Senin, 12 Agustus 2013

10 Langkah Sukses Kuliah

Awal September, sebagian besar kampus di Tanah Air akan memulai kembali perkuliahan. Tentu saja, kampus-kampus tersebut juga bersiap menyambut para mahasiswa baru.
Sebagai mahasiswa baru, tentu saja kita akan mengalami kesulitan beradaptasi, baik dengan lingkungan kampus, sistem perkuliahan, metode belajar, hingga urusan mencari teman baru. Supaya enggak bingung, ikuti aja sepuluh langkah ini.
1. Susun jadwal kuliah dengan baik. Pastikan jadwal kuliah kita enggak terlalu mepet atau bentrok satu sama lain. Jadwal kuliah yang baik adalah yang dapat memberikan kita sedikit jeda untuk beristirahat.
2. Hari pertama kuliah. Jangan malas mencatat meski di hari pertama kuliah dan informasi yang disampaikan dosen sudah kita ketahui.
3. Buat jadwal belajar. Untuk satu jam mata kuliah, kita butuh setidaknya dua jam belajar di luar kelas. Pelajari satu mata kuliah di jam yang sama setiap harinya. Tidak hanya mengerjakan tugas, tetapi juga pelajari kembali catatan di kelas dan pastikan kita memahami materi kuliah hari ini. Jangan lupa pelajari juga silabus perkuliahan sehingga kita dapat mempersiapkan diri untuk materi kuliah berikutnya.
4. Tempat belajar. Ruang belajar sebaiknya dilengkapi meja belajar, kursi yang nyaman, alat tulis, dsb. Satu hal penting, ruang belajar harus bebas dari gangguan. Jika memungkinkan, ruang belajar bukanlah ruang tempat kita beraktivitas, melainkan khusus untuk belajar.
5. Belajar di siang hari. Sebisa mungkin, manfaatkan siang hari sebagai waktu belajar. Jika kita butuh satu jam untuk mempelajari satu materi di siang hari, maka kita akan butuh 1,5 jam jika melakukannya di malam hari. Demikian seperti dikutip dari laman Middle Tennessee State University, Senin (12/8/2013).
6. Jadwalkan istirahat. Untuk setiap satu jam, ambillah 10 menit sebagai waktu istirahat. Hindari belajar secara terus menerus dalam waktu yang lama. Sebarkan beberapa sesi waktu belajar sepanjang hari.
7. Manfaatkan fasilitas kampus. Cari tahu bagaimana caranya memakai laboratorium atau mencari literatur, video dan sumber informasi lain di perpustakaan. Coba juga untuk mengenal dekat dosen sehingga kita tidak canggung untuk bertanya.
8. Kelompok belajar. Cari dua hingga tiga teman di kelas yang mau diajak belajar bersama. Penelitian menunjukkan, mahasiswa yang belajar bersama secara rutin akan mendapat nilai lebih bagus. Bisa jadi kita lebih termotivasi belajar dan memahami suatu konsep ketika mengajarkan atau mendiskusikannya dengan teman. Tetapi, ingatlah untuk tetap fokus dan tidak kebanyakan ngobrol.
9. Pelajari materi yang sulit lebih dulu. Ketika otak dan tubuh masih segar, pelajarilah materi pelajaran yang lebih sulit terlebvih dahulu. Menundanya dan mempelajarinya ketika kita lelah hanya akan membuat materi tersebut makin sulit dipahami.
10. Jangan memaksakan diri. Belajar berjam-jam tanpa memperhatikan waktu istirahat dan tidur atau tidak makan hanyalah kesia-siaan. Jauhi junk food dan kafein sebelum atau sesudah belajar.
(okez0ne)

Kamis, 25 April 2013

Kisah Siput dan Pohon Cerry


Pada suatu hari di musim kemarau, seekor siput sedang bersusah payah memanjat sebatang pohon cerry yang sedang meranggas. Di pohon tersebut tidak ada daun satu helai pun, apalagi buahnya. Yang tersisnya hanya ranting–ranting kering yang seolah telah menyerah pada musim kemarau ini.
Di tengah–tengah usahanya memanjat pohon cerry tersebut, datang seekor burung Gagak.
Gagak : Hai Siput! apa yang kau lakukan? apa kau sudah gila!?
Siput :   Hai Gagak! aku sedang memanjat pohon cerry yang buahnya lezat ini.
Gagak : Kau benar–benar sudah gila Siput! semua hewan di wilayah ini tahu, sekarang musim kemarau, dan
  kau juga tahu, tidak ada satu buah pun di pohon ini, daunnya saja tidak ada. Lalu apa yang kamu akan   dapat ketika telah sampai di atas?
Siput :   Berarti kau tidak punya pandangan j auh ke depan wahai Gagak. Mungkin sekarang pohon ini
  memang sedang tidak berbuah, namun ketika aku sampai di puncak pohon ini, buahnya akan sangat
  banyak dan semua binatang di sini akan berkumpul untuk menikmati buahnya .
Dari cerita di atas, kita bisa mengambil hikmah bahwa kita harus berpikir bukan untuk esok atau lusa, namun kita harus berpikir untuk 10 tahun ke depan. Esok dan lusaa adalah bagian dari langkah kita untuk mencapai 10 tahun itu. Kita juga harus mempunyai gambaran terhadap apa yang akan kita peroleh 10 tahun lagi. Itu bisa dilihat dari jerih payah kita, perjuangan kita dan pengorbanan.
Bila kita ingin menjadi orang besar, maka pantaskanlah diri kita untuk dijadikan sebagai orang besar. Bersikap seperti orang besar, berperilaku seperti orang besar dan berpikir seperti orang besar. Maka 10 tahun lagi kita akan menikmati manisnya ”Buah Cerry.”  
(Mario Teguh)

Sabtu, 13 April 2013

Kiat Agar Sukses UN


Ujian Nasional (UN) yang akan dijalani para siswa SMA/SMK/MA pada Senin-Kamis (15-18 April 2013) dan siswa SMP/MTs pada Senin-Kamis (22-25 April 2013), dijamin dapat mereka lewati secara sukses walaupun konon variasi soal mencapai 20 yang berarti kalau dalam satu kelas ada 20 orang siswa, maka tidak ada soal yang sama di antara mereka.
Secara akademik, siswa Indonesia tak diragukan kecerdasannya bahkan banyak yang super jenius. Meski mereka yang bersekolah di pelosok sekali pun toh fasilitas internet sudah merambah sampai ke kecamatan. Dengan begitu para siswa di pelosok pun sudah bisa mengakses situs Kemendikbud untuk browsing kisi-kisi dan soal untuk latihan UN.
Jadi, dari faktor akademik siswa SMP/MTs maupun SMA/SMK/MA tak begitu mengkhawatirkan.  Karena siswa memang sudah disiapkan dengan mempelajari kisi-kisi ujian melalui latihan, mengulas soal, pengayaan oleh guru bidang studi yang di-UN-kan dan bahkan mengikuti bimbingan belajar.
Guru-guru yang mengajar di sekolah pelosok jauh dari ibukota kabupaten pun banyak yang kompetensinya bisa diandalkan, Bahkan berani diadu denga guru-guru yang ada di kota. Konon guru yang meraih penghargaan sebagai guru teladan tingkat nasional adakalanya justru berasal dari pelosok.
Tapi, jadi tanda tanya besar manakala ada sekolah yang seluruh siswanya gagal dalam menempuh UN, sehingga tak satu pun yang lulus. Ada apa dengan mereka dan apa faktor penyebabnya. Padahal orangtua di samping menyekolahkan putra/putrinya di sekolah yang bagus bahkan favorit dan unggulan, masih juga memberi fasilitas bimbel di luar jam belajar di sekolah.
Banyak orangtua di rumah dan guru-guru di sekolah tidak menyadari dan cenderung mengesampingkan faktor nonakademik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan beberapa tahun dan juga pengamatan mendalam, sebanyak 25 persen siswa yang tidak lulus UN disebabkan karena kesalahan nonakademik. Kesalahannya seperti dalam hal melingkari jawaban, lingkaran jawaban yang ganda atau jenis pensil dan penghapus yang dipergunakan tidak sesuai dengan ketentuan. Faktor nonakademik yang memengaruhi kesuksesan siswa dalam mengerjakan UN di sini menyangkut teknik pengisian lembar jawaban.
Kelihatannya sepele, tetapi berdasar hasil studi sebuah lembaga bimbingan belajar yang mengadakan try out di beberapa sekolah, membuktikan banyak siswa gagal karena tidak memperhatikan jenis pensil yang harus digunakan. Alhasil dari ribuan siswa peserta try out, terdapat  ratusan siswa yang lembar jawabannya tidak terbaca komputer. Tidak hanya menyangkut alat tulis, kadang meja belajar di sekolah kondisinya sudah jelek sekali.
Kiat agar sukses UN dan mendapatkan hasil  yang bagus dalam menghitamkan lingkaran jawaban, sebaiknya pergunakanlah pensil 2B dan penghapus yang standar sesuai ketentuan. Lalu, kertas lembar jawaban komputer (LJK) dialasi dengan papan khusus agar tekanan pensil pada saat menghitamkan lembar jawaban memperoleh hasil yang bagus dan tak berpengaruh pada saat pemindaian. Betapa pun sepelenya masalah ini patut mendapat perhatian orangtua untuk mewanti-wanti anak-anaknya agar jangan mengabaikan, demi hasil yang maksimal dan mendapat nilai yang mencapai passing grade kelulusan.
Ini sekadar ikhtiar untuk meraih kesuksesan, di samping doa tentunya. Semoga sukses, aamiin.